Menu Baru Web PWS Medan

Bergabunglah dengan Paguyuban Wargi Sunda versi FaceBook , dapatkan info PWS terbaru , Jangan lupa DOWNLOAD File berbentuk Powerpoint ( pps ) dari web ini , dan semuanya tentu saja Gratis untuk anggota dan pembaca setia Web PWS - Medan , Haturnuhun
Myspace tweaks at TweakYourPage.com

Senin, 29 Oktober 2007

Menjelang Halal Bi Halal PWS Medan

Hayu urang ngibing



Saya mulai merasakan geliat kesibukan di dapurnya Management PWS - Medan pimpinan Kang Dani. Ya, perhelatan Halal Bi Halal PWS - Medan 2007 (1428 H) yang selama ini ditunggu-tunggu sudah di depan mata. Menurut rencana acaranya adalah Tanggal 11 November 2007( sesuai informasi Kang Asep via email hari ini jam резрез.00.)


Kerinduan untuk saling bertemu, saling berkenalan dan bersilaturahmi sesama member begitu membuncah. Halal bi halal ini, sungguh begitu dinantikan.

Bagi anda yang baru bergabung di PWS satu minggu, satu bulan atau dua bulan, inilah saatnya anda untuk terlibat langsung, mengenal dan merasakan secara langsung seperti apa PWS itu sesungguhnya। Bahkan yang belum bergabung pun , mangga wae silahkan datang .


Kalau anda selama ini hanya merasakan PWS - Medan dari milis atau internet, itu saya katakan itu belumlah PWS yang sesungguhnya। Itu baru "bau"nya saja. Anda belum mencicipi PWS yang sesungguhnya sebelum terlibat dan bertemu langsung dengan para membernya secara offline। Ya, PWS seperti berulang kali saya katakan, bukanlah milis


PWS adalah jaringan kerja / organisasi yang menitikberatkan interaksi sesama member secara offline. Sekarang lagi trend yang namanya situs social networking, dan PWS adalah sebuah jaringan nonprofit and social networking yang dibangun dari jalinan interaksi offline para membernya.


Ayo, kita hadiri bersama-sama acara kita ini। Di samping menikmati acara yang disuguhkan oleh PWS, kita akan saling berkenalan dan bersilaturahmi. Satu lagi ciri khas PWS adalah PWS"the circle" atau lingkaran, di mana para member saling bercerita, sharing pengalaman dan sebagainya. Different people, different story. Setiap orang punya cerita yang bermanfaat dan bernilai bagi orang lain. Seperti itulah "the circle" itu bekerja.

Insya Allah acara ini kita harapkan sukses. Acara ini adalah dari kita oleh kita dan untuk kita.


Lokasi acaranya sendiri sudah disiapkan oleh Kang Asep dan kawan -kawan yang pasti di gedung Taman Budaya Medan ( dpn. hotel Grand Angkasa ) di pusat kota Medan, kepada para sponsor, juga diharapkan perannya। Kita mulai dari kita sendiri dulu.


Demikian dari saya sebagai pembuka publikasi. Kita tunggu tanggal mainnya 11 November nanti .


Oya, biar lebih serunya kita bikin tema untuk halal bi halal kali ini. Apa ya? Anda ada usul? Silakan kasih masukan ke PWS Management. Kalau dari saya idenya: "Halal Bi Halal PWS 1428 H, Satukan Hati, Satukan Langkah, Raih Kemenangan Bersama PWS - Medan"

Hehehe....kayak kampanye partai... aya - aya Wae


Sabtu, 27 Oktober 2007

Asyik ada Chatingan Baru bahkan Bisa SMS-an Gratis ke XL


Asyik ada Chatingan Baru bahkan Bisa SMS-an Gratis ke XL

Sekarang muncul fasilitas pengirim pesan selain YM adalagi IM (instant messenger). IM ini bisa mengirim sma/pesan singkat ke xl dari PC secara gratis dengan syarat terhubung ke internet. Setelah saya coba asyik juga. Nah bagi anda yang ingin mengirim sms kepada teman yang memiliki nomor xl sekarang coba deh pasti puas. Klik saja alamat ini http://www.xl.co.id/xl_im


see artikel di : http://pwsmedan.blogspot.com/

source : awan965.wordpress.com

DJODI
www.djodiismanto.blogspot.com



Jumat, 26 Oktober 2007

Ibing Jaipong


Contoh Video Tari Jaipong dapat dilihat di link dibawah ini:

http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/042006/02/99pekan.htm

Gugum Gumbira
Jaipong - Erotisme Itu Kodrati

MENYEBUT Jaipongan sesungguhnya tak hanya akan mengingatkan orang
pada sejenis tari tradisi Sunda yang atraktif dengan gerak yang
dinamis. Tangan, bahu, dan pinggul selalu menjadi bagian dominan
dalam pola gerak yang lincah, diiringi oleh pukulan kendang. Terutama
pada penari perempuan, seluruhnya itu selalu dibarengi dengan senyum
manis dan kerlingan mata. Inilah sejenis tarian pergaulan dalam
tradisi tari Sunda yang muncul pada akhir tahun 1970-an yang sampai
hari ini popularitasnya masih hidup di tengah masyarakat.

Jaipongan adalah sebuah fenomena menarik dan penting dalam
perkembangan khazanah tari Sunda dan itu tak hanya mendasar pada
gagasan estetis yang diusungnya, melainkan juga pada bagaimana
kemudian tarian ini membuat fenomena tersendiri atas sambutan
masyarakat terhadapnya. Akhir tahun 1970-an sebagai awal
kemunculannya Jaipongan langsung menjadi trend yang mencengangkan.
Tak hanya menjadi pentas "wajib" di panggung-panggung kawinan di
rumah penduduk, atau juga pentas 17 Agustusan, tapi juga bahkan
sampai ke pentas yang prestisius. Dari mulai hotel hingga atraksi
pertunjukan seremonial besar lainnya, bahkan juga melanglang buana ke
berbagai negara sebagai misi kesenian.

Di tengah masyarakat, demam Jaipongan ketika itu menjadi fenomena
yang belum pernah terjadi terhadap jenis tari tradisi lainnya.
Termasuk di perkotaan dengan minat para remaja terhadap tarian ini.
Maka di mana-mana ketika itu berdirilah sanggar dan kursus-kursus
Jaipongan. Di antar oleh ibunya, anak sekolah pun begitu antusias
mengikutinya. Nama-nama seperti Daun Pulus dan Keser Bojong ketika
itu amat populer sebagai tembang pengiring Jaipongan. Begitu nama
Mang Samin, atau penari Tati Saleh (alm.), dan sebutan serempak
berbunyi "Jugala" dengan pukulan kendang yang ritmis.

Tapi menyebut Jaipongan adalah juga memanggil ingatan pada seorang
seniman yang namanya tak bisa dipisahkan dari tarian tersebut, yakni
Gugum Gumbira. Ingatan pada lelaki yang usianya sama dengan usia
negara ini memang harus dipanggil kembali mengingat nama dan sosoknya
lama tak lagi terdengar. Jika pun pernah terdengar, nama itu selalu
dihubungkan jabatan birokrasi yang disandangnya sebagai Kepala Dinas
Pariwisata atau manajer Persib, ketimbang dengan Jaipongan, terlebih
di mata anak-anak muda meski memang Jaipongan sampai hari ini masih
diminati.

Nama itu kemudian makin menjarak dari publik setelah Gugum Gumbira
pensiun. Kecuali sesekali muncul dan berkumpul bersama komunitas
seniman di suatu acara, Gugum Gumbira memang jarang sekali muncul di
tengah publik.

"Yah, kesibukan sebagaimana orang yang sudah pensiunlah! Yang tadinya
ingin santai ternyata ada usaha dan pekerjaan. Wiraswasta. Ternyata
sama sibuknya, bahkan mungkin lebih sibuk ketimbang birokrat,"
ujarnya dalam percakapan di rumahnya yang sejuk di kawasan Jalan Kopo
Bandung Rabu (29/3).

"Kesibukan saya mengelola padi dan beras. Juga mengurus studio
rekaman. Ketiganya, saya diajak oleh teman di Jakarta membuat
perusahaan. Saya diminta untuk membantu," tambah suami dari sinden
Cianjuran terkenal, Euis Komariah ini.

Sebagai birokrat seseorang bisa saja pensiun, tapi rasanya tidak
sebagai seniman. Begitu juga dengan Gugum Gumbira. Lelaki yang pernah
membawa Jaipongan ke berbagai negara di Eropa dan Asia ini dengan
semangat akan bertutur banyak jika diajak bicara tentang Jaipongan,
termasuk ketika dihubung-hubungkan dengan apa yang tengah marak dan
tarik-menarik pro-kontra di tengah masyarakat yakni Rancangan Undang-
Undang Anti Pornografi dan Pornoaksi (RUUAPP). Bahkan kadang-kadang
nada suaranya mendadak menjadi tinggi.

"Ini menyangkut etnik! Ini menyangkut seni tradisi yang sudah jadi
misi kesenian ke berbagai negara. Nanti, misalnya, tidak boleh karena
undang-undang itu muncul, ini apa? Lepas dari soal setuju tidak
setuju, saya belum tahu. Tapi saya juga anak sekolahan, bekas
birokrat, tahu sedikit banyak apa itu peraturan, hukum dan undang-
undang!" katanya sengit. Berikut percakapan kami, dari mulai
persoalan Jaipongan hingga erotisme.

Bagaimana dulu proses Anda menciptakan Jaipongan itu? Asal kata
Jaipongan itu dari mana?

Kata Jaipongan itu memang bukan arti kata suatu bangunan kesenian,
tapi dibawakan oleh Alisahban dan Ijem di Topeng Banjet Gaya Asmara.
Topeng Banjet itu kan berlakon, nah, di tengah ceritanya ada
bodorannya. Itu yang muncul sampai sekarang Ijem, kalau Alisahbannya
sudah wafat. Di tengah permainan mereka berdua ketika itu terdapat
bunyi ucapan "Jaipong". Kata itu mereka lantunkan untuk meniru bunyi
pukulan kendang yang dilatahkan, blaktingpong! Jadi "Jaipong". Jadi
keluarnya kata Jaipong, saya mendengarnya dari Alisahban dan Ijem di
tengah-tengah pertunjukan lakon teater rakyat Topeng Banjet, dalam
sesi bobodoran. Bunyi pukulan kendang itu blaktingpong dan oleh
Alisahban dan Ijem itu ditirukan bunyinya jadi "Jaipong". Itu saja.
Tidak ada artinya, lebih ke bunyi, seperti asal kata dangdutlah!

Terus inspirasi Anda bagaimana bisa mengadopsi dan menjadikannya
sebuah tarian?

Saya sudah membuat satu konsep gerak yang pada waktu itu belum ada
namanya. Konsep gerak itu saya bayangkan akan bisa dicerna dan
dimainkan, dan diminati oleh remaja untuk jadi tari pergaulan dan
tari pertunjukan. Waktu itu kan ngahikhok tidak boleh. Saya berpikir
ketika itu tarian tersebut bisa sebagai penggantinya sebagai tari
pergaulan. Saya memulainya itu dari tahun 1968 dan selesai tahun
1976. Tahun 1978 ada Festival Tari Rakyat Jawa Barat yang
dilaksanakan oleh Projek Pengembangan Kebudayaan Jawa Barat. Nah,
saya dimasukkan ke dalam event tersebut sebab saya dianggap punya
sesuatu yang dianggap baru. Tapi memang belum selesai. Garapan
karawitannya belum selesai. Lantas apa boleh buat, harus diselesaikan
dan langsung mengikuti festival itu. Hanya namanya waktu itu saya
memakai nama "Ketuk Tilu Perkembangan"
. Nah, dalam seminar, panitia
mendapatkan masukan dari seniman komunitas Ketuk Tilu. Mereka
keberatan saya memakai nama "Ketuk Tilu Perkembangan"
, sebab Ketuk
Tilu belum mati. Jadi, kreasi saya itu belum ada namanya. Diberi
waktu oleh panitia, seminggu harus ada nama baru, sebab ini semua
baru. Lain dari Ketuk Tilu, berbeda dari Tayub, lain dari apa saja
yang waktu itu difestivalkan. Wah, bingung saya! Tadinya mau saya
namain Bojongan, tapi Bojongan terlalu banyak kan? Nah, saya pergi ke
Karawang, perlu tukang gong. Tapi tukang goong itu sedang dipake oleh
Alisahban. Di situ saya mendengar kata-kata Jaipongan, lalu saya
pikir sudah saja ini namanya. Tapi sempat saya tanya pada Alisahban,
arti kata Jaipongan. Kata dia tidak ada artinya. Hanya untuk
bobodoran. Ini melawak saja. Jadi dalam adegan bobodoran itu,
Alisahban berperan sebagai guru tari dan mencontohkan gerak, "Mundur-
mundur lalu maju-maju, blaktingpong blaktingpong pletuk-pletuk! Lalu
disusul oleh suara gamelan, Jaipong! Jaipong! Ya, sudah jadi saja
Jaipongan.

Terus gerak idiom tari pergaulan itu Anda ciptakan sendiri atau
mencoba mengadopsi dari tradisi yang sudah ada?

Oh tidak! Jadi, saya survei dari tahun 1967 ke seantero Jawa Barat
sampai ke Betawi dan yang banyak tersebar di Jawa Barat itu memang
Ketuk Tilu. Yang telah menjadi baku adalah pencak silat dan itu sudah
menjadi bahan dasar bagi saya, itu pun tidak seutuhnya gerak pencak.
Tapi yang diambil esensi dinamika gerak dan karakternya, yang memang
sama dengan modern dance anak-anak muda ketika itu.

**

SATU hal juga patut diingat orang ketika itu, yakni ketika Jaipongan
mendadak tidak disukai oleh sejumlah pejabat Provinsi Jawa Barat pada
masa Gubernur Aang Kunaefi karena dianggap terlalu erotis. Istilah 3
G ketika itu dianggap sebagai biang keladi dari erotisme itu, yakni
goyang, geol, gitek. Namun ternyata hal itu toh tidak mengurangi
minat masyarakat pada Jaipongan. Sebenarnya apa yang terjadi ketika
itu? Mengapa para pejabat dan elite tiba-tiba merasa gerah dengan
Jaipongan?

"Ah! Saya kira itu bukan datang dari para elite. Kalau yang saya
lihat itu mungkin muncul dari komunitas kesenian itu sendiri yang
takut tersingkirkan,
" ujar Gugum mengenang.

Ia beralasan dalam setiap event pertunjukan di Gedung Pakuan, dia
sendirilah yang selalu diminta ngibing oleh gubernur. Bahkan ketika
ia sakit dan tak bisa menari, gubernur mengirim dokter pribadinya.
Tapi, katanya, entah siapa yang diam-diam memberi bisikan pada
gubernur bahwa Jaipongan itu terlalu erotis. "Pak Aang juga menerima
masukan itu, dan menyarankan pada saya, untuk mengurangi unsur
erotisnya. Nah, saya tanyakan, yang erotis tuh yang kayak gimana?
Beliau bilang, ya, geol, gitek, goyang.

"Lho, tari saya dari awal sampai akhir, tidak ada 20% itu gerakan
geol, gitek, goyang. Kalau saja ketiga unsur itu sedikit ada, itu
bukan buat mendominasi gerakan. Tapi memang dalam tari rakyat unsur
erotisme itu ada. Rasa erotis di mana-mana pun ada,"paparnya.

Menurut Anda sendiri erotisme itu apa sih?

Konotasi atau sudut pandang erotis bagi saya adalah keindahan.

Bukan yang mengarahkan kepada seks appeal. Sebab kalau yang disebut
keindahan atau yang bisa mengusung kepada unsur erotis atau seks
appeal bukan hanya goyang saya kira.

Jadi menurut Anda erotisme itu sesuatu yang alamiah begitu?

Memang kodrati. Itu dari sananya, kita nggak usah malu-malu. Tapi
memang kalau dalam pertunjukan, kita harus memberikan suatu edukasi
atau tanda bahwa sejauh ini kita ini masyarakat yang sangat beradab.
Ya, saya kira kalau ngomong goyang, ya, jalan juga goyang! Parfum
juga bisa menimbulkan unsur erotis. Karena itu golongan elite kota
besar lebih gila itu erotisnya, dari mulai parfum, sampai bedak, dan
lipstik yang kalau semuanya kita cium, waaaaah! (tertawa). Belum lagi
baju dan modelnya.

Tapi tampaknya sekarang pengertian erotisme selalu diarahkan pada
pornografi dan imbasnya bukan tidak mungkin sampai ke tari-tari
rakyat.

Ya, memang kita hidup dalam masyarakat yang heterogen. Sudut
pandangnya bisa ada berbeda antara komunitas satu dan komunitas yang
lainnya. Yang mayoritas dan yang minoritas. Termasuk mereka yang
mengajukan hal ini supaya dibuat undang-undang (RUUAPP). Undang-
undang itu kan harus esensi sekali. Apakah betul erotisme merupakan
gejala kejahatan, kriminal? Maksudnya dalam pornoaksi jika yang
dimaksud itu menunjuk pada gerak-gerak tari. Sebab kenapa yang bukan
gerak tari tidak akan diatur, seperti berenang? Jalan kaki bagi yang
bagus badannya, wanita ada juga yang pinggulnya goyang, apakah itu
nanti jadi kasus? Dalam ilmu anatomi, bahwa badan atas dan kaki di
bawah, semuanya juga pakai sendi. Semuanya bergantung pada apa yang
ada dalam kepala orangnya. Kalau orangnya ngeres teu kuat iman, susah
itu mah! Saya bukan orang yang seperti itu. Saya orang Indonesia,
saya orang beragama Islam, dan orang berbudaya. Berarti beradab,
sekolah. Nah, sekarang kalau undang-undang ini akan dibuat, bawalah
semua bicara, supaya nantinya tidak jadi bumerang ke pemerintah itu
sendiri. Kalau masyarakatnya tidak mau, bagaimana?

Kalau undang-undang itu nanti ternyata disahkan dan diterapkan, pasti
Jaipongan kena yah? Termasuk juga mungkin Kliningan di pesisir Jawa
Barat?

Oh, tidak! Saya bukan persoalan Jaipongan, dangdut lebih-lebih!
Berhenti itu musik dangdut! Kalau Jaipongan berapa persen goyangannya
dalam satu tarian, tidak ada 20%. Di Kliningan kebanyakan orang nari
laki-laki. Kalaupun perempuan dia tidak merasa harus seperti penari
striptis! Memang keahliannya ada di tiap sendi tubuhnya. Ya, dia
menari saja melenggak-lenggok dari atas ke bawah. Karena sendinya ada
di pinggul, ya, seperti jalan kaki saja.

Kenapa kok anggota tubuh kita ini dikenakan norma yang berbeda-beda
yah?

Iya, padahal itu kan pemberian Tuhan, yah!

Saya ingin balik lagi ke Jaipongan. Sejak muncul akhir tahun 1970-an
sampai sekarang, sampai sejauh mana perkembangannya?

Ya, kalau pengembangannya memang tercerabut kepada segala hal.

Ke Pop Sunda, ke wayang, ke calung, sampai ke gamelan Jawa, gamelan
Bali, dan rock di Jerman dan di New Zealand. Tapi kebanyakan yang
diambil kendangnya saja misalnya, nyanyinya saja, tariannya saja.
Memang ada beberapa penari latar lagu dangdut, yang mengeksploitasi
goyang. Itu bukan tari Jaipongan! Itu tari dangdut! Itu kan musiknya
bukan musik Jaipongan?! Yang disebut Tari Jaipongan itu total, tidak
bisa dipereteli!

Jadi kalau diambil idiomnya saja, dan dipakai untuk tari latar
dangdut, itu bukan Jaipongan ya?

Pada waktu kapan dan musiknya apa? Tari itu ada gerak ada musik.

Tidak bisa itu disebutkan tari Jaipongan.

Si Kabayan








Kabayan merupakan tokoh imajinatif dari budaya Sunda yang juga telah menjadi tokoh imajinatif masyarakat umum di Indonesia. Polahnya dianggap lucu, polos,tetapi sekaligus cerdas. Cerita-cerita lucu mengenai Kabayan di masyarakat Sunda dituturkan turun temurun secara lisan sejak abad ke-19 sampai sekarang. Seluruh cerita Kabayan juga menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat Sunda yang terus berkembang sesuai zaman.

Tokoh Kabayan juga dapat disepadankan dengan tokoh dari Arab, seperti Abunawas atau Nasrudin।

SI Kabayan (SK) manusia lucu itu banyak diketahui orang. Tokoh kita ini memang dikenal suka berkelakar, humoris, lugu, tetapi juga kadang-kadang direpresentasikan sebagai orang yang pandai. Sepanjang kelahirannya, Si Kabayan selalu dihidup-hidupkan orang, tentu saja sesuai dengan keinginan dan kepentingan si pengarangnya. Sebagian bahkan memercayainya sebagai bukan tokoh fiktif. Menurut orang yang percaya, makam Si Kabayan ada di Banten.


Di dalam dongeng-dongeng lama, SK biasanya digambarkan sebagai orang kampung yang lingkungan pergaulannya terbatas di sekitar istrinya (kita kenal kini sebagai Nyi Iteung), kedua mertuanya, dan majikannya. Tetapi dalam dongeng-dongeng yang diciptakan orang sekarang, ia pun kadang-kadang hidup di kota. Tetapi walaupun begitu, tetap saja digambarkan dengan memiliki sifat-sifat orang kampung.

Dokumentasi Si Kabayan

Sejak kapan kisah-kisah SK didokumentasikan orang? Dr. Snouck Hurgronje boleh jadi adalah orang pertama yang mengumpulkan kisahnya. Sebab antara tahun 1889-1891, orientalis asal Belanda ini mengadakan penelitian mengenai kehidupan Islam dan cerita rakyat yang ada di Pulau Jawa. Untuk mengelilingi pulau ini, ia mengajak H. Hasan Mustapa yang telah ia kenal di Mekkah pada 1885.

Sebagai bukti kerja yang dilakukan Snouck, pada 1929 terbit Tijl Uilenspiegel verhalen in Indonesie in het Bizonder in de Soendalande. Buku ini berasal dari disertasi Maria-Coster Wijsman, yang pembahasannya mendasarkan pada tokoh SK yang hidup di Banten selatan. Sumber kisah-kisah dalam buku itu ia ambil dari catatan-catatan mengenai SK yang dikumpulkan oleh Dr. Snouck.


Pada 1911 terbit Pariboga: Salawe Dongeng-Dongeng Soenda. Buku ini disusun oleh Cornelis Marinus Pleyte dan diterbitkan oleh Kantor Tjitak Goepernemen. Ada yang menganggap, inilah buku pertama yang memuatkan cerita SK.

Sementara Jakob Sumardjo (2003) menilai SK dari aspek primordialisme orang Sunda. Ia menilai bahwa "Si Kabayan berwatak paradoks, pintar, dan bodoh sekaligus. Ia pintar kalau kepentingannya sendiri terganggu, tetapi ia bodoh kalau sedang dikuasai oleh nafsu-nafsunya. Ini menunjukkan kewajaran orang Sunda untuk mentertawakan dirinya sendiri, kelemahan diri, dan kelemahan manusia umumnya."


“Di orang Sunda berkumpul,” kata Jakob, “di situ ada tertawa. Rupanya humor berhubungan juga dengan masalah ‘dalam’. Sasaran humor adalah mereka yang sudah dimasukkan sebagai bagian dari lingkungan sendiri."

Sedangkan Bambang Q Anees (2002) berpendapat bahwa SK merupakan tokoh fiksi yang diciptakan sebagai penghibur atawa kurir filosofi hidup orang Sunda. SK sebagai kurir berfungsi sebagai metafor: menyampaikan sekaligus mereduksi pesan.

Kemudian menurut Bambang, "ketawalah yang menjadi inti dari sosok Si Kabayan." Kemudian ia pun mempertautkan SK dengan konsep pencerahan ala Tao. Dari sisi ini, "tertawa" dimaknai sebagai "penemuan kepahaman akan suatu lelucon secara begitu cepat. Pada saat itu kita seperti menemukan rantai kebenaran yang selama ini terlepas." Nah, pada titik inilah, menurut Bambang, "Kabayan memainkan dirinya sebagai pemancing ketawa demi pencerahan tertentu."


Apa pun gambaran dan pendapat orang mengenai sosok SK, cerita-ceritanya mencerminkan khazanah kebudayaan Sunda yang memang kaya warna.***

ATEP KURNIA
Penulis lepas, tinggal di Bandung

Source: http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/042007/07/khazanah/index.html

Kamis, 25 Oktober 2007

Korban Gaya Hidup?


Dari sebuah majalah bisnis yang aku baca beberapa waktu yang lalu, di sana tertulis sebuah survei yang dikembangkan menjadi sebuah prediksi hingga akhirnya ditelorkan menjadi sebuah fakta. Sebuah fakta yang sangat-sangat mencengangkan diriku. Hmm ... mau tahu apakah gerangan fakta tersebut?


Melalui sebuah survei yang dilakukan majalah tersebut pada para eksekutif muda (esmud) Jakarta yang berkantor di segitiga emas, dengan mengambil sampel dari sekelompok esmud yang berpenghasilan antara 15-20 juta perbulan, diyakini bahwa sekitar 10 tahun mendatang mereka akan terjebak dalam sebuah situasi kerumitan keuangan alias terlilit utang yang tiada ujungnya.

Lha ... kok bisa? Membayangkan gaji 15 juta perbulan saja sepertinya sudah impian atau awang-awang yang susah untuk digapai. Bayangkan, duit 15 juta perbulan itu bukan sedikit loh. Buanyakkkk ... Kalau digunakan untuk beli cendol, bisa tuh tiap hari sebanyak kolam renang hehehe ... Tapi kok bisa diprediksikan bakal jatuh dalam neraka lingkaran utang? Apakah ada dasarnya?


Yap ... salah satu kunci yang mensukseskan mereka masuk dalam lubang masalah keuangan adalah gaya hidup mereka. Tahu khan bentuk gaya hidup tinggi para esmud Jakarta --dan mungkin esmud-esmud di tempat lain--? Dahsyat booo ... Dengan segala keterbatasanku, aku minta ijin yah, mencoba memaparkan gimana sih dahsyatnya gaya hidup mereka-mereka yang tergolong esmud nan bergaya ini :)

Breakfast di hotel, lunch di restoran, dinner di cafe, hangout di pub, wiken di villa, liburan dan shopping di luar negeri, serta seabrek kegiatan rutin yang jelas-jelas membutuhkan dana ekstra sepertinya adalah menu wajib biar tetap dilabeli esmud bergaya masa kini. Ndak seru khan kalo pas ngumpul-ngumpul ditanya: "Liburan kemarin ke mana?" Trus jawab: "Tidak kemana-mana, paling antar anak beli sepatu di Cibaduyut ..."


Waaa ... seketika jatuh bebas dong nih gengsi. Coba jawabnya elegan seperti gini: "Ah ... mau tahu saja. Biasa, seperti liburan-liburan sebelumnya, shopping ke luar negeri dong. Kalo sebelumnya antar anak shopping di Singapur, kemarin kita shopping di Paris. Bosan ah, Asia terus ... sekali-kali merambah Europe dong!" Wah ... dijamin deh, hidungnya langsung mengembang saking bangganya ...

Tidak ketinggalan sejumlah aksesoris yang sifatnya WAJIB menempel di tubuh mereka. Dari kacamata gaya-gayaan yang harganya jut-jutan, busana bermerek buatan italiano, sepatu kinclong asli kulit buaya, sampai pernah aku dapati seorang teman membeli ikat pinggang yang harganya sampai 1 juta-an. Alamak!!! Dalam hatiku berbatin: kalau aku mah, ikat pinggang yang harganya kurang dari 100rb-an sudah bagus banget tuh hehehe ...

Ciri lain esmud adalah nangkrin manis di atas boil mengkilap keluaran terbaru. Bagus kalo boil-nya sudah lunas dan sah jadi milik sendiri, tapi setahuku sih kebanyakan dari mereka statusnya masih kreditan. Kalau bicara tempat tinggal? So pasti harus di apartemen mewah berlokasi pusat kota, atau kalau tidak minimal di perumahan kelas tinggi tipe 72 pangkat 3 alias gede dengan fasilitas komplit. Dari kolam renang lengkap dengan ruang sauna-nya hingga taman berlampu crystal yang sangat cocok untuk pacaran. Ahhh ... si Hendri lagi ngebayangin enaknya hidup ala esmud ...

Mana mau mereka diajak nyarap di warung amigos (agak minggir got sedikit), atau lunch di rumah makan padang, atau dinner di warung pecel lele. "Ndak level lah yaww ..." begitulah celetukan mereka. Atau "turun dong gengsi eke ..." (ngomongnya sambil mengibaskan tangan gaya tata dado). Atau "Mau taruh mana nih muka gue kalau kebetulan dilihat anggota gang kongkow gue ..."

Mereka hampir dipastikan menolak dengan tegas kalau diajak nguber angkot. Alasannya, "Gerah dan berdebu neh, sia-sia dong ntar perawatan kulit gue kena kotoran jalan raya." Kalau ajak naik busway? Hmm ... masih bisa dikit kompromi-lah, soalnya ada AC-nya hehe ... Sesekali ajak jalan-jalan ke perkampungan padat, wah ... lagaknya kayak artis atau pejabat republik ini yang lagi turun menjenguk massanya saja.

Makanya tidak heran, kalau diprediksikan 10 tahun mendatang mereka bakal mengalami krisis keuangan. Habis, untuk menjadi esmud itu perlu modal yang sangatttt besar. Dengan kata lain, gaji mereka yang sebulan bisa mencapai 15-20 juta hanya habis sekejap dalam hitungan hari atau minggu. Selebihnya, modal kartu kredit kelas gold atau platinum dengan limit puluhan juta jadilah andalan utama.

Tidak jadi masalah sih kalau kebetulan dia adalah anak konglomerat yang harta warisan keluarganya tidak bakal habis hingga 5 turunan. Menurutku itu mah sah-sah saja karena selain mereka mampu dengan ada beking mantap, karena memang mereka berhak menikmatinya, juga karena itulah tugas utama mereka: menghabiskan harta keluarga :) Lha, kalau bukan untuk dihabisin, emang mau dikemanain tuh duit yang bejibun itu? Emang mau ikutin cara Om Gober Bebek yang sampai secara khusus membuat gudang uang untuk menyimpan semua harta kekayaannya? Tidak khan ...

Tapi kalau si dia kebetulan bukan dari keluarga hebat, tapi hanya dengan alasan ikut-ikutan supaya diterima dalam pergaulan kelas tinggi, dengan konsekuensi harus menggadaikan masa depannya dengan utang model gali lubang tutup lubang ... waduh, saranku jangan deh. Mending hidup sederhana dan serba berkecukupan --dengan sesekali menelan ludah iri melihat mereka-mereka yang mampu hidup mewah--, tapi dengan satu jaminan: masa depan lebih terjamin dan bebas dari utang yang menjerat. Setuju khan :)

* * *

"Idealnya jumlah uang yang dihabiskan untuk membayar utang adalah maksimal 30% dari total pendapatan bulanan. Utang itu bisa berarti cicilan rumah, mobil, ataupun utang dalam bentuk jumlah pembayaran minimum kartu kredit ..."

Demikian sepenggal tips yang aku peroleh saat aku berbincang-bincang dengan salah satu mentorku yang kebetulan terkenal juga sebagai jago perencana keuangan. Lebih lanjut diapun melanjutkan ...

"Sisanya usahakan untuk mencadangkan sebesar minimal 10% untuk tabungan/investasi. Tabungan bisa berupa simpanan konvensional di bank, deposito, termasuk juga angsuran bulanan asuransi. Lebih bagus lagi kalau porsi untuk ini diperbesar ... syukur bisa mencapai 30%. Nah, kalau kamu cerdas dan pintar melihat peluang, investasikanlah dana lebih itu. Bisa ke reksadana, equity insurance, buka bisnis baru, atau kegiatan-kegiatan lain yang membuat uang itu berputar. Sisanya barulah digunakan untuk konsumsi ..."

Aku hanya mangut-mangut saja mendengar tips gratis ini sambil itung-itung dalam hati apakah pengelolaan keuangan keluargaku sudah menerapkan prinsip ini. Belum sempat angka-angka tersebut keluar, mentorku berkata lagi ...

"Dan itulah kunci utama masa depan terjamin. Hampir bisa dipastikan mereka yang menerapkan prinsip keuangan seperti itu, bisa menikmati masa pensiun dengan tenang ..."

Kelihatannya memang perlu pengorbanan ekstra yah. Tapi bukankah ada pameo "no pain no gain" atau yang keren kita dengar sebagai "sersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian"? Sepertinya pilihan ada di tangan kita semua. Setujukah?

Biodata Iblis


Nama sebenar : IBLIS LAKNATULLAH.
Nama glamour : hantu,syaitan, pelesit,jembalan g,langsui dll
Kelahiran : Bermula dari keengganannya sujud kepada Nabi Adam a.s
Status diri : Fasik kelas pertama
Agama : Kufur
Tempat Tinggal : Di hati-hati mereka yang lalai
Alamat Tetap : Neraka jahanam
Kawasan : Di Setiap penjuru yang di dalamnya tiada usaha lansung untuk mengingati Allah
Arah perjalanan : Tiada haluan dan bengkang bengkok
Isteri : Setiap wanita yang tidak menutup aurat, tidak mentaati Allah,Rasul dan suaminya
Kaum kerabat : Semua golongan yang menentang dan memusuhi Allah
Modal pusingan : Angan angan kosong dan tipu daya yg halus
Tempat pertemuan : Konsert-konsert hiburan,Pasar- pasar dan di semua tempat jual beli
Musuh ketat : Setiap orang Islam yang beriman dan bertakwa
Sahabat karib : Anak-anak Adam
Motto kerja : 'Hipokrasi asas akhlak'
Hobi : Melalaikan orang dari mengingati Allah, menggoda manusia lalu menyesatkannya
Cita cita : Supaya semua makhluk di muka bumi ini menjadi kafir
Sukan (yg tidak digemari) : Acara Langkah seribu (Semasa Malaikat Maut ingin mencabut nyawa)
Kelemahan diri : Bila Manusia membaca istighfar
Mentor yg dikagumi : Manusia yg mempunyai berkelebihan lebih dari dirinya
Logo : Sebarang tatu
Pejabat operasi : Tandas,bilik air, tempat yang bernajis dan kotor serta tempat-tempat maksiat
Rakan kongsi : Golongan munafik serta syaitan-syaitan dari kalangan jin dan manusia
Sumber pendapatan : Segala harta yang diperoleh dengan jalan haram dan riba
Jenis perkhidmatan : Menggalakkan manusia mengerjakan kemungkaran dan derhaka terhadap Allah SWT
Tempoh perkhidmatan : Sehingga hari khiamat
Matlamat Sebenar : Membawa Anak cucu Adam bersama-sama ke Neraka Jahanam
Teman sejawat : Orang yang suka mendiamkan dirinya dari menyatakan kebenaran
Ganjaran : Dosa-dosa kecil/besar dan kemurkaan Allah
Pembantu setia : Orang yang suka mengumpat, mencaci, memaki hamun, menghasut, pendengki dan pendendam
Peristiwa yg tak dapat dilupakan : Semasa Allah menjadikan Nabi Adam a.s
Kenangan manis : Di waktu manusia diambang shakratulmaut, mati dalam kekafiran
Kenangan pahit : Manusia yg digodanya mati dalam keimanan
Makanan kegemaran : Daging orang mati, segala najis dan kotoran
Minuman yg digemari : Wiski,brandi, taqila,todi, wine,arak dan semua minuman yg memabukkan Yang paling ditakuti : Orang mukmin yang bertakwa
Yang paling dibenci : Orang yang sentiasa berzikir dan mengingati Allah
Alat perangkap : Wanita-wanita cantik,model, pelacur,pragawat i,dan sebagainya
Saat ajal : Bila tiba waktu yang ditentukan Allah di hari kiamat kelak
Yg paling membosankan : Bila tiada lagi manusia yg mahu mengikuti kemahuannya
Tugas yg paling meletihkan : Menganggu manusia kearah kebaikkan kerana Allah Taala
Tugas yang paling disukai : Mengajak melakukan Homoseks,lesbian dan berzina
Janji kepada manusia : Janji janji kosong,angan angan dan tipu daya
Yang membuatnya gembira : Manusia yg mengikut jejak langkahnya
Saat yg mendukacitakannya : Manusia yg mempunyai cita cita untuk bertaubat
Yang membuatnya menangis : Bila Manusia yg disayanginya sujud kepada Allah SWT

Best Regard
Erwin Arianto,SE
Internal Auditor
PT.Sanyo Indonesia
Cikarang-Bekasi

Rekonstruksi Gunung Sunda


Waktu kuring keur leutik, aya anu nyarita cenah sasakala Sang Kuriang (Sangkuriang) teh jieunnan Walanda pikeun ngarendahkeun martabat urang Sunda ku jalan nyieun dongeng yen urang Sunda turunan anjing jeung turunan babi. Tapi saenggeus manggihan sumber bacaan anu netelakeun yen Sasakala Sangkuriang teh geus aya saacan Walanda datang, kuring jadi yakin pisan yen Sasakala Sangkuriang teh asli warisan karuhun Sunda. Sumber bacaan kasebut nuliskeun yen Bujanga Manik nyutat lalampahannana di wewengkon anu kakoncara ku sasakala Sang Kuriang saperti kieu:


Leumpang aing ka baratkeun
datang ka Bukit Patenggeng
Sakakala Sang Kuriang
Masa dek nyitu Ci tarum
Burung tembey kasiangan


Ngeunaan babi jeung anjing dina ieu sasakala mah ngarupakeun siloka. Hal ieu pernah diguar ku salah saurang anggota milis urangsunda sababaraha bulan ka tukang.

Dina sasakala Sangkuriang, dicaritakeun yen Dayang Sumbi nyieun akal supaya Sang Kuriang henteu ngawin anjeunna Dayang Sumbi menta Sangkuriang sangkan manehna nyieun talaga (dano) jeung parahu dina waktu sapeuting
Liwat tengah peuting dano geus jadi sedengkeun parahu ampir jadi. Dayang Sumbi nyieun akal deui; kain bodas (boeh larang) hasil ninun anjeunna diabar-abar make kakauatan gaib sangkan kaciri beureum siga cahaya panon poe. Sang Kuriang, anu ngarasa kabeurangan, ambek pisan, parahu di talapung tepi ka nangkub. Parahu nangkub eta jadi gunung Tangkubanparahu. Sesa bahan parahu anu kari tunggul jadi Bukit Tunggul. Sedengkeun rangrang (ranting) sesa tangkal ngagunung jadi gunung Burangrang.

Sasakala Sang Kuriang diturunkeun ti hiji generasi ka generasi saterusna sacara lisan pikeun ngawartakeun yen di wewengkon sakuliah gunung Tangkuban Parahu kiwari teh baheulana pernah aya dano, pernah aya gunung bitu waktu peuting (seuneu tengah peuting anu caangna siga cahaya panon poe waktu isuk) anu disusul ku munculna gunung Tangkubanparahu, Bukit Tunggul jeung Gunung Burangrang.

Kronologi kajadian dina sasakala Sangkuriang akur pisan jeung hasil panalungtikan para ahli geologi ngeunaan Gunung Sunda, Dano Bandung jeung gunung Tangkubanparahu.

Ceuk para ahli geologi, wangunan gunung Tangkubanparahu kiwari jeung sabudeureunnana saperti gambar dihandap ieu:

Ceuk para ahli geologi, oge ceuk kang T. BAchtiar, ahli Geografi, di antara gunung Tangkubanparahu jeung gunung Burangrang aya hiji lengkob anu ngarupakeun dasar kaldera anu disebut kaldera Sunda. Dina eta lengkob, aya Situ Lembang, anu sisi kulonna diwatesan ku dingding anu manjang mimiti Lawangangin terus melengkung ka kalereun Situ Lembang. Eta dingding teh mangrupa sesa kaldera Gunung Sunda anu masih nyesa.

Meh tungtung kaler ti eta dingding, aya congcot nu dingaranan Gunung Sunda, luhurna 1.854 meter ti beungeut laut (tbl.), hiji congcot leutik di satengah lingkaran dingding kaldera Gunung Sunda. Ieu congcot teh lain gunung Sunda anu sabenerna tapi sesa ti gunung anu leuwih gede anu geus bitu. Gunung Sunda anu sabenerna mah diwangun ku awak gunung anu dasarna ± 20 km., sarta luhurna ditaksir leuwih ti 4.000 m. lbl.


Ceuk kang T. Bachtiar deui, bisa jadi luhur nu sabenerna leuwih ti taksiran eta, sabab, umumna gunung anu bitu nepi ka ngawangun kaldera nu jadi kawah pohara gedena lolobana mah ngancurkan dua pertilu awak gunungna. Lamun kaayaan ayeuna cong­cot pang luhurna 2.080 meter tbl., hartina eta teh ngan sapertiluna ti luhurna Gunung Sunda. Dua pertiluna deui nyaeta bagian gunung nu ambrug waktu eta gunung bitu. Ku kanyahoan luhurna hiji gunung, eusi gunung jadi bakal kapanggih, geus kitu mah urang bisa manggihan darajat rongkahna bitu hiji gunung.


Dina mangsa prasajarah, kira-kira 105.000 – 10.000 taun katukang, Gunung Sunda kungsi bitu ngaluarkeun gas gunungapi anu pohara kuatna, disebut tipeu plinian. Bitu gunung tipeu ieu mah nyababkeun matrial gunungapi disemburkeun ka wewengkon anu pohara jauhna, nepi ka Ci Tarum kiduleun Rajaman­ dala kasaeur. Matrial gunungapi ieu mendet susukan Citarum Purba, anu ngakibatkeun jadina dano Bandung.


Gunung Sunda bitu kadua kalina dina kira-kira 10.000 - 5000 tahun ka tukang. Martial gunungapina harita keneh geus ngubur wewengkon anu lega pisan. Leuweung geledegan anu aya mangsa harita, anu kaina sagede-gede dreum, kakubur bareng jeung mahluk hirup nu aya di dinya, sato vertebrata badag siga badak, uncal, jeung hippopotamus (kuda nil) nu keur ngareueum di ranca-ranca kiduleun Rajamandala anu jauhna ± 35 km ti gunung Sunda. Areng kai saukuran dreum kapangih di pangalaan keusik di Ciseupan – cibeber, cimahi Kidul. Di dinya pisan aya tangkal kai anu geus jadi areng ngagaloler ngarah datangna awan panas.


Ku sabab loba matrial ti jero gunung anu dikaluarkeun waktu eta gunung bitu, bagian jero gunung jadi kosong. Hal ieu anu nyababkeun ambrugna sabagian gede awak Gunung Sunda, ngawangun kawah anu pohara legana, anu nelah disebut kaldera Gunung Sunda.

Ti sisi kulon kaldera mucunghul gunung anyar, nyaeta Gunung Tangkuban­ parahu, Gunung Burangrang jeung Bukit Tunggul.


Referensi:
T. Bachtiar, Dano Bandung Purba (Sundalana Seri 6)
Edi s. Ekajati, Kebudayaan Sunda Zaman Pajajaran, Pustaka Jaya, 2005

Salam,
Asep
"Aschev Schuraschev"

Jangan Takut Jadi Orang Aneh



"Dunia memang aneh", Guman Pak Ustadz
"Apanya yang aneh Pak?" Tanya Penulis yang fakir ini.

"Tidakkah antum ( anda ) perhatikan disekeliling antum, bahwa dunia menjadi terbolak-balik, tuntunan jadi tontonan, tontonan jadi tuntunan, sesuatu yang wajar dan seharusnya dipergunjingkan, sementara perilaku menyimpang dan kurang ajar malah menjadi pemandangan biasa"

"Coba antum rasakan sendiri, nanti Maghrib, antum kemasjid, kenakan pakaian yang paling bagus yang antum miliki, pakai minyak wangi, pakai sorban, lalu antum berjalan kemari, nanti antum ceritakan apa yang antum alami" Kata Pak Ustadz.

Tanpa banyak tanya, penulis melakukan apa yang diperintahkan Pak Ustadz, menjelang maghrib, penulis bersiap dengan mengenakan pakaian dan wewangian dan berjalan menunju masjid yang berjarak sekitar 800m dari rumah.

Belum setengah perjalanan, penulis berpapasan dengan seorang ibu muda yang sedang jalan-jalan sore sambil menyuapi anaknya"

"Aduh, tumben nih rapih banget, kayak pak ustadz, mau kemana sih? Tanya ibu muda itu.

Sekilas pertanyaan tadi biasa saja, karena memang kami saling kenal, tapi ketika dikaitkan dengan ucapan Pak Ustadz diatas, menjadi sesuatu yang lain rasanya;

"Kenapa orang yang hendak pergi kemasjid dengan pakaian rapih dan memang semestinya seperti itu ditumbenin?

Kenapa justru orang yang jalan-jalan dan ngasih makan anaknya ditengah jalan, ditengah kumandang adzan maghrib menjadi biasa-biasa saja?

Kenapa orang kemasjid dianggap aneh?

Orang yang pergi kemasjid akan terasa "aneh" ketika orang-orang lain justru tengah asik nonton sinetron "intan".

Orang kemasjid akan terasa "aneh" ketika melalui kerumunan orang-orang yang sedang ngobrol dipinggir jalan dengan suara lantang seolah meningkahi suara panggilan adzan.

Orang kemasjid terasa "aneh" ketika orang lebih sibuk mencuci motor dan mobilnya yang kotor kehujanan.

Ketika hal itu penulis ceritakan ke Pak Ustadz, beliau hanya tersenyum, "Kamu akan banyak menjumpai "keanehan-keanehan" lain disekitarmu", kata Pak Ustadz.

"Keanehan-keanehan" disekitar kita?

Cobalah ketika kita datang kekantor, kita lakukan shalat sunah dhuha, pasti akan nampak "aneh" ditengah orang-orang yang sibuk sarapan, baca koran dan ngobrol.

Cobalah kita shalat dhuhur atau Ashar tepat waktu, akan terasa "aneh", karena masjid masih kosong melompong, akan terasa aneh ditengah-tengah sebuah lingkungan dan teman yang biasa shalat diakhir waktu.

Cobalah berdzikir atau tadabur al qur'an ba'da shalat, akan terasa aneh ditengah-tengah orang yang tidur mendengkur setelah atau sebelum shalat. Dan makin terasa aneh ketika lampu mushola/masjid harus dimatikan agar tidurnya tidak silau dan nyaman. Orang yang mau shalat malah serasa menumpang ditempat orang tidur, bukan malah sebaliknya, yang tidur itu justru menumpang ditempat shalat. Aneh bukan?

Cobalah hari ini shalat jum'at lebih awal, akan terasa aneh, karena masjid masih kosong, dan baru akan terisi penuh manakala khutbah kedua menjelang selesai.

Cobalah anda kirim artikel atau tulisan yang berisi nasehat, akan terasa aneh ditengah-tengah kiriman e-mail yang berisi humor, plesetan, asal nimbrung, atau sekedar gue, elu, gue, elu dan test..test, test saja.

Cobalah baca artikel atau tulisan yang berisi nasehat atau hadits, atau ayat al qur'an, pasti akan terasa aneh ditengah orang-orang yang membaca artikel-artikel lelucon, lawakan yang tak lucu, berita hot atau lainnya.

Dan masih banyak keanehan-keanehan lainnya, tapi sekali lagi jangan takut menjadi orang "aneh" selama keanehan kita sesuai dengan tuntunan syari'at dan tata nilai serta norma yang benar.

Jangan takut "ditumbenin" ketika kita pergi kemasjid, dengan pakaian rapih, karena itulah yang benar yang sesuai dengan al qur'an (Al A'raf:31)

Jangan takut dikatakan "sok alim" ketika kita lakukan shalat dhuha dikantor, wong itu yang lebih baik kok, dari sekedar ngobrol ngalor-ngidul tak karuan.

Jangan takut dikatakan "Sok Rajin" ketika kita shalat tepat pada waktunya, karena memang shalat adalah kewajiban yang telah ditentukan waktunya terhadap orang-orang beriman.

103. Maka apabila kamu Telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu Telah merasa aman, Maka Dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (Annisaa:103)

Jangan takut untuk shalat jum'at/shalat berjama'ah berada dishaf terdepan, karena perintahnya pun bersegeralah.....,Karena dishaf terdepan itu ada kemuliaan sehingga dijaman Nabi Salallahu'alaihi
wassalam para sahabat bisa bertenggkar cuma gara-gara memperebutkan berada dishaf depan.

Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli[1475]. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu
Mengetahui. (Al Jumu'ah:9)

Jangan takut kirim artikel berupa nasehat, hadits atau ayat-ayat al qur'an, karena itu adalah sebagian dari tanggung jawab kita untuk saling menasehati, saling menyeru dalam kebenaran, dan seruan kepada kebenaran adalah sebaik-baik perkataan;

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: " Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (Fusshilat:33)


Jangan takut artikel kita tidak dibaca, karena memang demikianlah Allah menciptakan ladang amal bagi kita. Kalau sekali menyerukan, sekali kirim artikel lantas semua orang mengikuti apa yang kita serukan, habis donk ladang amal kita....

Kalau yang kirim e-mail humor saja, gue/elu saja, test-test saja bisa kirim e-mail setiap hari, kenapa kita mesti risih dan harus berpikir ratusan atau bahkan ribuan kali untuk saling memberi nasehat, aneh nggak sih?

Jangan takut dikatain sok pinter, sok menggurui, sok tahu, lha wong itu yang disuruh kok, " sampaikan darikuwalau satu ayat" (Potongan dari hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari no। 3461 dari hadits Abdullah Ibn Umar)

Jangan takut baca e-mail dari siapapun, selama e-mail itu berisi kebenaran dan bertujuan untuk kebaikan. Kita tidak harus baca e-mail dari orang-orang terkenal, e-mail dari manajer atau dari siapapun kalau isinya sekedar dan ala kadarnya saja, atau dari e-mail yang isinya asal kirim saja. Mutiara akan tetap jadi mutiara terlepas dari siapapun pengirimnya. Pun sampah tidak akan pernah menjadi emas, meskipun berasal dari tempat yang mewah sekalipun.

Lakukan "keanehan-keanehan" yang dituntun manhaj dan syari'at yang benar.

Kenakan jilbab dengan teguh dan sempurna, meskipun itu akan serasa aneh ditengah orang-orang yang berbikini dan ber-U can see.

Jangan takut mengatakan perkataan yang benar (Al Qur'an & Hadist), meskipun akan terasa aneh ditengah hingar bingarnya bacaan vulgar dan tak bermoral.

Lagian kenapa kita harus takut disebut "orang aneh" atau "manusia langka" jika memang keanehan-keanehan menurut pandangan mereka justru yang akan menyelematkan kita.

Selamat jadi orang aneh yang bersyari'at dan bermanhaj yang benar...

NB: Silahkan menyebarkan email ini, Tidak ada embel-embel apapun melainkan "DAKWAH" mengharap Ridhonya Allah-рдХु

see other artikel on :
http://pwsmedan.blogspot.com/


DJODI
PWS Member - Medan


Selasa, 23 Oktober 2007

Memang Tak Mudah Menjadi Pemimpin



Coba lihat disekeliling anda , mungkin akan anda jumpai sesorang atau beberapa orang yang menyandang beban dipundak mereka.
Bukan hanya beban mereka sendiri , melainkan juga beban orang lain. Bahkan beban anda juga. Beban tersebut pasti teramat berat.
Namun seringkali seolah mereka berdiri tanpa teman dan harus menanggung tanggung jawab itu sendiri

Beban itu semakin berat karena banyak orang menganggap bahwa mereka sepantasnya melakukan itu sendiri.

Tahukan anda siapa mereka ?

Mereka adalah pemimpin – pemimpin yang anda angkat.
Anda meletakkan harapan pada mereka , anda meminta mereka bekerja dan menunjukkan jalan.
Sementara anda mengekor di belakang.
Semestinya anda ( baca : kita ) turut mengangkat cangkul , menggemburkan bumi , dan turut menebar benih kemakmuran.

Bawahan dan orang – orang yang tak tahu diri cuma bisa berteriak bahwa jalan itu salah , tanpa mau menyingsingkan lengan baju membersihkan semak belukar , yang jika diumpamakan pada republik tercinta ini adalah berupa korupsi , pembalakan hutan , berbagai musibah dan bencana dll।


Memang tak mudah menjadi pemimpin , entah itu negara , kementrian , perusahaan , atau organisasi kemasyarakatan , apalagi menjadi seorang pemimpin yang sejati.
Karena itu hanya segelintir saja yang mau berdiri didepan , sudah selayaknya kita yang dibelakang wajib selalu membantu dan mendorongnya.