TEMAN Tapi Mesra yang dinyanyikan Ratu memang enak. Iramanya renyah,syairnya manis. Itu kata anak muda gaul. Namun ada yangbilang, ''teman tapi mesra'' merupakan kata lain dari selingkuhan.Versinya saja yang lebih halus, manis, dan gaul. Penuh harapan.
Bayangkan, bisa mendampingi ke mana pun, dan jadi tempat ''curhat''.Bahwa kemudian berujung sakit hati atau timbul rasa bersalah yangbesar, itu risiko. Walaupun tak dinafikan banyak pria yang berpikirbahwa perempuan itu tidak lebih dari sepetak sawah penyemai bibit.
''Teman tapi mesra'' itu pula yang diceritakan Ustad Indra Kuwadi(Habib Qowi). Pria yang buta ini menuturkan mengenai seorang wanitamuda cantik yang sering ke paranormal, tapi hatinya tak pernah puas.Dia justru kecewa karena duitnya diporotin. Dibohongin doang oleh dukun.
Maka, begitu bertemu Qowi, sikap sinisnya muncul. Ia ingin mengujisang ustad untuk ''dibacain'' tentang dirinya. Jika tepat, uangnya Rp2 juta silakan diambil. Merasa ditantang, Qowi pun menyanggupi danminta petunjuk Allah untuk menyingkap rahasia si wanita tersebut.
Tak lupa, sebelum menebak, Qowi minta maaf. ''Ibu memakai BH warna hitam, kan? Dan, maaf, di bawah payudara Ibu ada tahi lalatnya?''Perempuan itu mengangguk. ''Ibu punya dua anak, yang sulung dua tahun dan satunya lagi bayi,'' ia melanjutkan. Ketepatan tersebut membuatwajahnya memerah.
Terlebih saat Qowi bilang, ''Kulit Ibu halus, bersih..., tapi kayak buah kedondong.'' Tahu kedondong? Dari luar tampak halus, tapi dagingnya tumpang tindih dengan bijinya yang semrawut. ''Itulah gambarannya,'' kata Qowi, yang belum lama muncul di Antv pada acara pengobatan alternatif.
Wanita karier itu kontan pucat saat ditebak, ''Ibu berselingkuh dengan bos dan pernah melakukannya di kantor.'' Supaya ucapan itu tidak menjadi fitnah, Qowi minta agar sisa-sisa sperma pria itudiperiksakan. Kontan dia menangis: ''Ampun, ampun, Habib. Saya tobat.''
''Minta ampunlah kepada Allah,'' kata Qowi. Selain itu, Qowi menyuruh wanita itu berterus terang kepada suaminya. Apa pun yang terjadi.Kapan melakukan pengakuan dosa itu? ''Terserah, setelah kamu merasa siap,'' katanya. Apa pun risikonya.
Sebab memang itulah buah ''teman tapi mesra''. ''Apakah kamu nanti diterima sebagai istri atau diceraikan, itu sudah takdir Ilahi,''kata Qowi. Buat apa punya harta setumpuk dari hasil menggadaikan ''sawah'' pada orang yang tak berhak?
Empat wartawan yang menyaksikan testimoni tersebut kontan terbengong-bengong. Seolah tak percaya. Dan, agar wanita itu tidak wirang (malu) kasusnya terekspose di koran, mereka diberi imbalan uang tutup mulutmasing-masing sebesar Rp 200.000.
Sebenarnya Qowi tidak ingin mempermalukan orang lain, apalagi didepan umum. Namun, karena merasa ditantang --bernada mencemoohkan pula-- dan ingin menyadarkan orang lain dari lumpur dosa, ia pun terpaksa mengungkapkan aib orang.
Qowi bisa ''membaca'' dan menyembuhkan orang berkat doa-doa,keikhlasan, dan karena Allah. Termasuk ikhlas terhadap musibah pada matanya dua tahun lalu. Ceritanya, waktu itu, dia hanya tergores kuku orang dekatnya. Mata kiri dia merah. Lalu dibawa ke rumah sakit besar di Jakarta.
Di rumah sakit itu, Qowi ditelantarkan hingga berjam-jam. Tak hanya itu. Dalam kondisi mata bengkak, di sekitar yang sakit malah dipencet-pencet oleh dokter yang tampak kurang ahli. Terbukti biji mata kiriQowi pecah. Sakitnya minta ampun. Bahkan saraf yang lain ikut terganggu hingga kedua mata dia buta.
Qowi tidak menuntut. ''Sudahlah, Allah memang menghendaki seperti ini, ya, saya terima,'' ujar Qowi, yang pernah berguru selama enam tahun pada seorang ulama besar di Madinah, Arab Saudi.
Justru karena buta itulah, ia makin pasrah dan lebih peka. Firasatnya jitu. ''Dulu, sebelum buta, ketepatannya 80%, kini 100%, insyaAllah,'' kata dia. Kepasrahan itu pula, antara lain, yang membuat seorang ''pasien'' klenger saat menjajal ilmu Qowi. ''Dan, khodam dia langsung hilang,'' katanya.
Jujur adalah syarat utama jika berobat. Kalau memiliki khodam, bendapusaka, serta jimat pengasihan dan kekebalan, misalnya, harap diserahkan. Juga bila Anda punya amalan. Siapa tahu amalan itu justru menyesatkan. Setelah melakukan ''ritual'' yang disyaratkan, maka akan tergambar jenis penyakit dan penyembuhannya.
Di mata Qowi, tubuh manusia itu terdiri dari ayat-ayat. Jika sakit, maka ''jalinan'' ayat-ayat itu redup. Untuk itu, perlud ibangkitkan melalui doa-doa. ''Tapi, kalau penyakitnya buta seperti saya, ya, tidak bisa. Pasrahkan saja pada Allah. Nikmati, karena sudah digariskan Tuhan,'' tuturnya.
Sesungguhnya di dalam diri manusia terkandung setumpuk ilmu. Ialah laboratorium tercanggih. Simak saja saat menghirup oksigen dan mengeluarkan racun karbondioksida. Proses itu terjadi otomatis. Tanpa oksigen, orang akan mati dalam empat menit. Tanpa minum bakal mati dalam empat hari, dan tanpa makan bisa bertahan hingga 40 hari.
Tubuh ini sendiri terdiri dari 200 tulang, jalinan 500 otot dengan milyaran serat otot dan serat saraf sepanjang belasan kilometer.Jantung berdetak rata-rata 36 juta kali setahun. Sedangkan di otak kita ada satu trilyun sel otak atau setara dengan 167 kali penduduk bumi. Dan, tiap sel itu punya kemampuan pengelolaan lebih hebat dari personal computer.
Tak terbayangkan rumitnya, kan? Namun tak sedikit di antara kita yang hanya mengeluh. Tiada hari tanpa keluhan. Tak punya rasa syukur dan rasa terima kasih atas kemurahan hati-Nya. Apalagi sampai ada yangmerelakan ''sawahnya'' jadi tempat penyemaian nafsu sesaat. Amit-amit!