Andaikan manusia itu digolong-golongkan, saya termasuk kaum nomaden. Hidupnya dalam satu periodik di kota satu dan di periodik lain di kota yang lain pula. Lahir di Kuningan, Remaja di Bandung, besar di Ibukota, dan sekarang tinggal di Propinsi Sumut..
Tentu saja sebagai insan yang memiliki kesenangan belajar bahasa daerah, saya selalu mencoba mempelajarinya di manapun saya berada.
Ada satu hal yang sangat sulit saya praktekkan dalam berdoa kepada Tuhan dengan berbagai bahasa adalah berdoa dalam dialek Bahasa Betawi, pengalaman saya ini bukanlah omong kosong, kalau anda ragu coba praktekkan saja sendiri.
Berikut adalah penggalan salah satu kalimat ketika saya berdoa dalam berbagai versi bahasa daerah. Yang paling netral adalah Bahasa Indonesia, contohnya : “Ya Tuhan aku memohon kepada Mu....”
Sekarang dalam Bahasa Jawa : “Duh..Gusti Pangeran, Kulo nyuwun pangapunten....”.
Dalam Bahasa Sunda : “ Nun Gusti, abdi nyuhunken....”
Nah sekarang cobalah praktekkan dalam Bahasa Betawi : “ Ya Tuhan, Gue mohon Elo..”, rasanya kok menjadi tidak etis, marilah kita mencobanya lagi yang lebih halus dengan Bahasa Betawi halus atau tingkat tinggi “ Ya Tuhan, ane mohon Ente..”, rasanya masih terasa janggal.
Agar lebih enak terdengarnya maka untuk orang Betawi kalau berdoa dengan menggunakan Bahasa Indonesia atau Bahasa Melayu.
Sebenarnya, maksud berbahasa adalah sebagai media untuk berkomunikasi agar bisa dimengerti baik oleh pembicara (komunikator) dengan pendengarnya. Hanya saja melalui budaya dan persepsi, tentunya harus ada adab sopan santun dalam berbahasa.
Karena Tuhan ( baca Allah SWT ) mencintai yang indah-indah seperti salah sifat Nya yang Maha Indah, maka sangatlah baik apabila berdoa kepada Nya dengan bahasa yang baik, bila perlu dengan bahasa sastra yang Indah।
Hakikatnya Allah itu memahami apa yang tersirat maupun tersurat dalam hati kita, bukankan “tak ada satu helai daunpun yang jatuh tanpa seijinNya?”, karena Tuhan itu Maha Meliputi Segala Sesuatu di alam ini ataupun alam akhirat nanti. Jadi bahasa apapun tetap baik, asal pandai menyajikannya.
Mari kita mencoba, belajar menata doa kita, yang rasanya dari hari hanya itu-itu saja yang disampaikan, dan mencoba melangkah untuk mendoakan keluarga, kawan, dan seluruh bumi dan seisinya.
“Ya Tuhan kami, kami memohon ampun kepada Mu atas segala kesalahan kami,Semoga berkah Mu selalu hadir dalam tiap langkahku, dan seluruh mahluk ciptaan Mu, Semoga tetap damai di dunia dan akherat, amin..”.
Salam,
2 komentar:
Oi, achei seu blog pelo google está bem interessante gostei desse post. Gostaria de falar sobre o CresceNet. O CresceNet é um provedor de internet discada que remunera seus usuários pelo tempo conectado. Exatamente isso que você leu, estão pagando para você conectar. O provedor paga 20 centavos por hora de conexão discada com ligação local para mais de 2100 cidades do Brasil. O CresceNet tem um acelerador de conexão, que deixa sua conexão até 10 vezes mais rápida. Quem utiliza banda larga pode lucrar também, basta se cadastrar no CresceNet e quando for dormir conectar por discada, é possível pagar a ADSL só com o dinheiro da discada. Nos horários de minuto único o gasto com telefone é mínimo e a remuneração do CresceNet generosa. Se você quiser linkar o Cresce.Net(www.provedorcrescenet.com) no seu blog eu ficaria agradecido, até mais e sucesso. (If he will be possible add the CresceNet(www.provedorcrescenet.com) in your blogroll I thankful, bye friend).
Sebab lu ngga ngarti Bahasa Betawi. Yang lun contoin itu sama aja kalo kita berdoa "Wahai Gusti, aing minta kepada Sia..."
Nah, lu...
Posting Komentar