Menu Baru Web PWS Medan

Bergabunglah dengan Paguyuban Wargi Sunda versi FaceBook , dapatkan info PWS terbaru , Jangan lupa DOWNLOAD File berbentuk Powerpoint ( pps ) dari web ini , dan semuanya tentu saja Gratis untuk anggota dan pembaca setia Web PWS - Medan , Haturnuhun
Myspace tweaks at TweakYourPage.com

Rabu, 25 November 2009

HIDUP ADALAH SURGA BAGI MEREKA YANG MENCINTAI KEBENARAN DENGAN BERGAIRAH

Sesungguhnya banyak yang harus kita lakukan dan capai dalam hidup ini, tetapi sangat sedikit yang telah dapat kita wujudkan !!!

Hidup bukanlah suatu tujuan, melainkan perjalanan, nikmatilah.
Hidup adalah tantangan, hadapilah.
Hidup adalah anugerah, terimalah.
Hidup adalah pertandingan, menangkanlah.

Hidup adalah tugas, selesaikanlah.
Hidup adalah cita-cita, capailah.
Hidup adalah misteri, singkapkanlah.
Hidup adalah kesempatan, ambillah.

Hidup adalah lagu, nyanyikanlah.
Hidup adalah janji, penuhilah.
Hidup adalah keindahan, bersyukurlah.
Hidup adalah teka-teki, pecahkanlah.

Uang, kebahagiaan, kesuksesan, cinta, dan seks, hanyalah bagian-bagian KECIL dari hidup.
Hidup adalah mengejar yang terbaik dalam semua prioritas yang terpenting dalam hidup, yaitu:

Bangkit dari Kegagalan, Membangun Karakter, Memiliki Integritas, Menjadi seperti apa diri kita kita seharusnya, Mencapai Semua Impian Terbaik Kita, dan Memberikan yang terbaik bagi sesama...

Hidup adalah membuat hidup lebih PENUH arti...
Hidup adalah membuat hidup lebih PENUH arti...
Hidup adalah membuat hidup lebih PENUH arti...

Kita adalah mahluk ciptaan TUHAN yang memiliki banyak kelemahan, kekurangan dan keterbatasan.

Tetapi KEINDAHAN hidup adalah bahwa kita diberikan kesadaran, intelijensi, kapasitas, kemampuan untuk beradaptasi, kemampuan untuk memahami dan belajar terus menerus setiap hari, dari semua orang dan situasi di sekitar kita, UNTUK MENJADI lebih dan lebih baik lagi, dan menjadi semaksimal mungkin diri kita sesuai tujuan penciptaan kita..

Tidak peduli apapun agama anda, dan bahkan tidak peduli apakah anda percaya atau tidak,

Kita ada di dunia ini bukan karena suatu kebetulan,
Kita ada di dunia ini bukan karena hasil evolusi dari spesies primata.
Kita ada di dunia ini, untuk suatu tujuan hidup masing-masing yang unik dan spesifik,
Temukanlah..
Dan penuhilah.
Hidup adalah perjalanan dan tugas untuk menyelesaikan semua hal itu
Untuk itu kita perlu makanan jiwa setiap hari.

Selasa, 17 November 2009

Kemana Lift Kehidupan Kita Menuju?

Kita semua tentu mengenal lift. Dengan alat itu kita bisa naik atau turun tingkat pada sebuah gedung tinggi. Jika kita ingin naik, tinggal menekan tombol naik; lalu lift membawa badan kita naik. Jika kita ingin turun, tinggal pencet tombol turun; lalu lift itu dengan patuh membawa tubuh kita turun.

Secara kasat mata, lift membawa kita naik atau turun. Namun, apakah lift juga bisa membawa ‘diri’ kita menuju ke tingkat yang kita inginkan?

Saya pernah berkantor di sebuah gedung perkantoran yang langka di jantung kota Jakarta. Gedung itu bernama GKBI yang letaknya persis diseputaran jembatan Semanggi. Mengapa saya sebut langka, karena gedung itu memiliki lift yang unik. Pada kebanyakan gedung bertingkat lain, jika kita ingin menuju ke lantai tertentu, kita cukup menekan tombol up atau down saja.


Jika ada orang lain yang sudah menekan tombol itu, maka kita tidak usah bersusah repot lagi untuk menekannya. Istilahnya, kita bisa nebeng kepada usaha orang lain, untuk tiba di tingkat yang kita inginkan. Ketika salah satu pintu lift akan terbuka. Lalu kita memasukinya.

Didalam lift itu, barulah kita menekan tombol nomor lantai yang hendak kita tuju. Jika ada orang lain yang sudah menekan ke lantai yang kita ingin tuju, kita boleh berdiam diri saja. Kita sebut saja system seperti ini sebagai lift konvensional.

Di gedung GKBI tidak bisa begitu. Karena untuk menuju ke lantai tertentu kita harus ‘terlebih dahulu’ menekan nomor lantai yang kita inginkan secara digital ‘diluar lift’. Setelah itu, sistem canggih tersebut memilihkan untuk kita lift mana yang akan membawa kita ke lantai yang kita inginkan. Contohnya, kita menekan angka 1 dan 0 untuk menuju ke lantai 10.


Maka sistem itu akan mengarahkan kita kepada lift P, misalnya. Dan itu berarti bahwa kita harus menggunakan lift P untuk bisa sampai ke tempat yang akan dituju.

Ketika pintu lift yang bukan P terbuka, maka kita diam saja. Sekalipun lift itu masih kosong. Sekalipun kita sedang terburu-buru, kita tetap tidak memasukinya. Mengapa? Karena lift itu tidak akan membawa kita ke Lt 10 yang kita tuju.


Dan karenanya kita akan tetap fokus kepada lift P. Dan kita hanya akan memasuki lift P, seperti niat kita semula. Ketika pintu lift P terbuka, kita memasukinya tanpa harus menekan apapun lagi. Karena, lift itu akan membawa kita ke lantai 10 yang kita pilih diawal tadi. Saya menyebutnya lift kontemporer.

Lift konvensional versus lift kontemporer. Di lift konvensional, kita boleh saja menyerahkan tujuan hidup kita kepada arus yang diciptakan oleh orang lain. Kita boleh ikut orang lain yang sudah terlebih dahulu menekan tombol. Tidak masalah apakah tujuan orang itu sama dengan tujuan kita atau tidak. Begitu tombol up atau down ditekan oleh orang lain, maka kita tinggal mengikuti arusnya saja.

Di lift kontemporer, kita tidak bisa lagi melakukan hal itu. Artinya, kita tidak bisa mengikuti saja apa yang orang lain lakukan dengan lift itu tanpa tahu tujuannya terlebih dahulu. Kita boleh mengikuti orang itu, hanya jika kita tahu persis bahwa tujuan orang itu adalah lantai yang sama dengan yang ingin kita tuju.


Anda tidak boleh mengikuti orang lain jika tujuannya berbeda dengan Anda. Bahkan, Anda pun tidak boleh mengikuti orang lain dan menyerahkan tujuan Anda kepada orang lain yang Anda tidak tahu apakah tujuannya sama dengan Anda atau tidak.

Lift konvensional versus lift kontemporer. Di lift konvensional, kita tidak perlu merencanakan, kemana kita akan pergi. Di lift kontemporer, kita harus merencanakan, kemana kita akan pergi. Sebab, jika kita tidak merencanakan kepergian kita, maka begitu memasuki lift kontemporer ini, kita akan langsung tersesat. Sebab, lift itu tidak membawa kita ke tempat yang ingin kita tuju. Melainkan tempat antah berantah yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.

Jika lantai yang ingin kita tuju itu adalah ‘tujuan hidup’ kita. Dan jika kehidupan kita ini adalah sebuah lift yang akan membawa kita kepada tujuan hidup yang ingin kita capai itu, maka kiranya layak jika kita mengajukan 3 pertanyaan ini:

Pertama, “Apakah kita bisa mengandalkan dan menyandarkan diri kepada orang lain yang belum jelas kemana arah tujuannya?”

Kedua, “
Apakah kita bisa memasuki pintu lift peristiwa kehidupan mana saja, yang tidak jelas ke lantai kehidupan mana dia akan menuju?”

Ketiga
, “
Apakah kita bisa membiarkan diri kita dibawa oleh lift kehidupan itu tanpa harus menentukan terlebih dahulu, lantai dimana tujuan kehidupan kita didefinisikan?”

Kita tidak selama-lamanya berhadapan dengan lift kehidupan konvensional hingga kita boleh saja menyerahkan seluruh kepentingan hidup dan tujuan hidup kita kepada orang lain yang sudah terlebih dahulu men-set lift itu.


Sebab, ada kalanya kita berhadapan dengan lift kehidupan kontemporer. Sehingga kita harus benar-benar melakukan sendiri, dan menentukan sendiri; tujuan yang ingin kita capai dalam hidup kita.

Kita tidak selama-lamanya berhadapan dengan lift konvensional hingga kita boleh saja memasuki lift kehidupan manapun yang terbuka lebih dahulu. Sebab, ada kalanya kita berhadapan dengan lift kehidupan kontemporer. Sehingga kita harus benar-benar fokus, hanya kepada lift kehidupan yang akan membawa kita kepada tempat tujuan yang sudah kita rencanakan saja.

Kita tidak selama-lamanya berhadapan dengan lift kehidupan konvensional hingga boleh-boleh saja jika kita tidak menekan dan merencanakan tombol tujuan kehidupan sebelum memulai perjalanan ini. Karena didalam lift kehidupan konvensional, ‘akan ada kesempatan’ untuk menekan tombol itu. Nanti didalam lift.


Namun, ada kalanya kita berhadapan dengan lift kehidupan kontemporer. Sehingga untuk bisa sampai kepada tujuan hidup yang kita inginkan; kita harus memulainya dengan merencanakannya terlebih dahulu. Sebab, didalam lift kehidupan kontemporer ‘tidak akan ada lagi kesempatan’ untuk menekan tombol itu. Semuanya serba terlambat. Dan kita akan segera tersesat.

Namun demikian, lift kehidupan konvensional dan lift kehidupan kontemporer memberi kita inspirasi untuk menentukan; kapan saatnya kita boleh mengikuti arus yang dibuat oleh orang lain. Dan kapan saatnya untuk mengandalkan kemampuan diri kita sendiri.

Mari Berbagi Semangat!

Rabu, 07 Oktober 2009

PWS Medan PEDULI


Beberapa Pengurus PWS SUMUT, sesaat setelah rekapitulasi jumlah bantuan untuk korban gempa di Jawa Barat. Berdiri Dari Ki-Ka: C. Sulaeman (Ketua I), Mayor Badri Maaruf (Ketua II), Tatang Subratang (Ketua III), Iyuk Wahyudi, SE (Sekjend), Asep Yudi (Kasubid Kemitraan), Ade Herdiat (Kabid Kesenian). Duduk: Hj Nina R. Husein (Bendahara I) dan Hj. Risna Rahmi Arifa, SH (Bendum)


Paguyuban Wargi Sunda - Medan ( PWS - Medan ) PEDULI:

Berempatik dan berikhtiar membantu korban bencana gempa di Jawa Barat dan Sumatera Barat

Musibah dan bencana datang silih berganti menimpa saudara-saudara di berbagai daerah di Indonesia. Belum reda rasa duka dan nestapa akibat peristiwa gempa di Jawa Barat dan sekitarnya, Hari Rabu, 30 September 2009 kemarin, kita kembali dikejutkan oleh gempa dahsyat yang menimpa saudara-saudara di Sumatera Barat. Ribuan korban jiwa melayang, dan puluhan ribu tempat tinggal serta infrastruktur rusak dan hancur binasa. Sungguh pemandangan yang sangat menyayat hati dan mengetuk hati siapapun untuk peduli.

Paguyuban Wargi Sunda (PWS) Sumatera Utara beberapa pekan lalu telah mengadakan upaya penggalangan dana internal bagi korban bencana gempa di Jawa Barat. Saat ini telah terkumpul bantuan tunai sebesar Rp 35 juta yang akan disalurkan mulai tanggal 15 Oktober 2009 mendatang. Bantuan tersebut akan disalurkan langsung kepada korban bencana di Kabupaten Ciamis, Tasik, dan Kuningan.

Dana bantuan ini sebagian akan disalurkan untuk membantu biaya renovasi salah satu bangunan madrasah yang terkena musibah di Ciamis, sebagian lagi akan disalurkan untuk tambahan renovasi bangunan publik dan biaya harian bagi korban gempa di Tasik dan Kuningan Jawa Barat”, ujar Tatang Subratang, di dampingi oleh jajaran ketua PWS SUMUT lainnya, yakni C. Sulaeman dan Mayor Badri Maaruf, saat Rapat Rekapitulasi Bantuan Gempa, 3 Oktober 2009, bertempat di Komplek Tasbi Blok OO/32 Medan.

Selanjutnya, seperti yang dikemukakan oleh Iyuk Wahyudi, SE, Sekjend PWS SUMUT, mulai tanggal 5 – 30 Oktober 2009, PWS akan membuka kembali Program Penggalangan Dana Keprihatinan bagi Korban Gempa di Sumatera Barat.

Hal ini merupakan wujud nyata kepedulian dan solidaritas Warga Sunda di Sumatera Utara terhadap penderitaan saudara-saudaranya di Ranah Minang. Kami akan membuka posko-posko dan penggalangan dana langsung kepada para anggota PWS yang dipandang telah sukses merantau di Sumatera Utara ini."


Paguyuban Wargi Sunda - Medan Sumatera Utara

Selasa, 07 April 2009

Menolong Perusahaan Keluar Dari Krisis

Menolong Perusahaan Keluar Dari Krisis.

Teman-teman.
Kita sering mengartikan sahabat sebagai orang yang bersedia menerima kita apa adanya.
Dan memang benar, sahabat sejati selalu bersedia menerima kita, bahkan ketika kita sedang berada dalam kesulitan.

Karenanya, peran sahabat bisa lebih dekat dibandingkan dengan kerabat. Hebatnya lagi, persahabatan tidak hanya bisa dibangun antar manusia. Sebab, begitu banyak kisah tentang persahabatan antara manusia dengan mahluk lain.

Tetapi, pernahkah singgah dalam pikiran anda gagasan untuk bersahabat dengan perusahaan? Perusahaan memang bukanlah mahluk hidup.
Namun, serangkaian kegiatan yang terjadi didalamnya menjadikan perusahaan seperti sebuah organisme hidup. Memiliki beragam ciri layaknya mahluk hidup. Itu sebabnya, perusahaan bisa tumbuh dari kecil hingga besar.

Perusahaan bisa sangat sehat atau menderita sakit. Perusahaan bisa terus hidup atau mati. Sehingga kita bisa berkesimpulan bahwa perusahaan itu memiliki 'jiwa'.

Jika demikian, rasanya menjadi masuk akal bagi kita untuk bersahabat dengan perusahaan tempat kita mencari nafkah ini. Sekarang, cobalah kita renungkan; apakah kita bersedia menjadi sahabat baginya?

Jika sahabat kita sedang dilanda kesulitan, apa yang kita lakukan?
Kita berusaha mencarikannya jalan keluar.
Jika sahabat kita tengah dirundung kesedihan, kita memberinya penghiburan.
Dan jika sahabat kita sedang membutuhkan bantuan, maka kita mengulurkan tangan.

Jika perusahaan yang kini telah menjadi sahabat bagi kita ini sedang dilanda krisis, apa yang harus kita lakukan?

Kita tidak akan pernah tega membiarkannya terus menerus menderita.
Bukan karena kita merasa berkepentingan atas sejumlah penghasilan, atau takut terkena pemutusan hubungan kerja.

Melainkan karena kita merasa bahwa perusahaan ini sudah menjadi sahabat yang menemani perjalanan hidup kita sehari-hari.

Selama ini, dia sudah lama menjadi tempat yang bersedia menerima kedatangan kita setiap hari, tanpa ditanya; kamu siapa?

Dia tidak pernah menghujat; ngapain kamu datang kesini?
Dan dia, sahabat kita itu, tidak pernah mengusir kita.

Bayangkan, bertahun-tahun sudah dia menerima kehadiran kita dengan tangan terbuka. Dan perusahaan kita – sang sahabat itu – telah menerima kita, seperti halnya sebuah rumah kedua bagi kita.

Sekarang coba tengok sekali lagi; apakah perusahaan kita ikut terimbas oleh krisis ekonomi ini atau tidak?

Tanyakan kepadanya apakah kita bisa membantunya keluar dari krisis itu?
Mengapa?

Karena kita ini adalah sahabatnya kini.
Kita tidak mungkin membiarkan sahabat terkasih ini berjibaku dengan kesulitan demi kesulitan yang tengah menghimpitnya.

Lantas, bagaimana caranya menolong sahabat kita ini?

Bekerja dengan sungguh-sungguh adalah salah satu caranya.
Menghemat kertas dikantor, juga sangat membantunya.
Atau mematikan lampu kamar kerja ketika hendak makan siang, juga bisa meringankan beban. Dan lebih dari itu, kita perlu meningkatkan disiplin diri.
Datang ke kantor tepat waktu.

Melakukan makan siang sesuai dengan jatah waktu yang diberikan, serta mengurangi hal apapun yang tidak berdampak positif bagi perusahaan.

Mudah-mudahan, dengan kontribusi sekecil apapun yang kita berikan, kita bisa membantu sang sahabat sejati ini keluar dari krisis yang tengah menghimpitnya.


Source :
Dadang Kadarusman
http://www.dadangka darusman. com/

Catatan Kaki: Kita sering khawatir perusahaan tidak bisa keluar dari krisis. Ironisnya, kita sering membiarkannya semakin terpuruk kedalam krisis dengan melakukan tindakan-tindakan yang tidak berhubungan dengan pekerjaan disaat seharusnya kita kerja.

Kamis, 19 Maret 2009

FACEBOOK

facebook

Baraya, keur anu can boga akun (account) facebook (FB) carana kieu:

  1. urang kudu asup heula ka websitena FB http://www.facebook.com/
  2. Sanggeus muncul layer siga anu handap, prak geura eusian balangko anu aya. Sarupaning:

a. Nama depan : tulis ngaran sorangan, ulah ngaran tatangga!

b. Nama belakang : tulis ngaran “panjangna” atawa ngaran aki

c. Email anda : tulis alamat email sorangan

d. Kata sandi baru : “IEU PENTING” jieun “password anyar” lain password (anu di web) email urang, password anu alus kombinasi HURUP GEDE, hurup leutik, angka jeung rada panjang

e. Saya seorang : ieu mah tinggal milih jenis kelamin, ulah digambar ulah milih anu ka-3 atawa ka-4.

f. Tanggal lahir : tangtuna urang basa dibabarkeun teu nyaho tanggal sabaraha-sabarahana, percaya wae ka beja ti kolot.

  1. Click Daftar > coba heula bae siga kitu…


Rabu, 18 Maret 2009

Bibit Mangga


Suatu hari, Ada seorang pemuda sedang berlibur ke rumah kakeknya di desa di Jawa Barat. Saat tiba di sana, setelah melepas rindu dan beristirahat sejenak, sang Kakek si Kabayan menghidangkan sepiring irisan buah mangga yang menggiurkan warna dan aromanya.

"Wah, mangganya harum dan manis sekali kek, sedang musim ya. Saya sudah lama sekali tidak menjenguk kakek, sehingga tidak tahu kalau kakek menanam pohon mangga yang berbuah lebat dan seenak ini rasanya" ujar si pemuda sambil terus melahap mangga itu.

Dengan tersenyum Kakek menjawab,

"makanya, sering-sering lah menjenguk kakek, kakek rindu cucu kakek yang nakal dulu. Pohon mangga itu sebenarnya bukan kakek yang menanam. Kamu mungkin lupa, waktu kecil dulu, setelah menyantap buah mangga, kamulah yang bermain melempar-lempar biji mangga yang telah kamu makan. Nah, ini hasil kenakalanmu itu, telah bertumbuh menjadi pohon mangga dan sekarang sedang kau nikmati buahnya"

"Sungguh kek? Buah mangga ini hasil kenakalan waktu kecilku dulu yang tidak disengaja? Wah, hebat sekali. Aku tidak merasa pernah menanam, tetapi hasilnya tetap bisa aku nikmati setelah sekian tahun kemudian, benar-benar sulit dipercaya" si pemuda tertawa gembira sambil menyantap dengan nikmat mangga dihadapannya.

Si Kabayan melanjutkan berkata,
"Cucuku, walaupun engkau tidak sengaja melempar biji mangga di halaman itu, tetapi bila tanah lahannya subur dan terpelihara, dia tetap akan bertumbuh. Dan sesuai hukum alam, saat musim buah tiba, dia pasti akan berbuah. Sedangkan rasa buahnya manis atau tidak adalah sesuai dengan bibit yang kita tanam".

Malam hari, si pemuda merenungkan percakapan dengan kakeknya. Karena merasa penasaran, diambilnya biji buah mangga sisa di meja dan dibelahnya menjadi 2, dia ingin tahu sebenarnya apa yang ada di dalam biji buah mangga itu sehingga bisa menghasilkan rasa manis yang membedakan dengan biji buah mangga yang lain. Ternyata dia tidak menemukan perbedaan apapun.

Melihat tingkah si cucu , sang kakek menyela

"Cucuku, semua biji buah, tampaknya dari luar sama semua. Tetapi sesungguhnya, unsur yang ada di setiap biji buah itu berbeda, perbedaan itulah yang akan menghasilkan rasa, aroma dan warna setiap pohon mangga berbeda pula. Semuanya tergantung inti buahnya. Cucuku,

Demikian pula dengan manusia, tampak luar, setiap manusia adalah sama tetapi yang menentukan dia bisa berhasil atau tidak adalah kualitas unsur-unsur yang ada di dalamnya. Nah, ternyata alam mengajarkan banyak kepada kita. Bila ingin hasil yang baik, harus memiliki unsur kualitas yang baik pula, apakah kamu mengerti?".

"Terima kasih kek, saya sungguh bersyukur memutuskan datang kesini, semua ucapan kakek akan saya jadikan bekal untuk lebih giat belajar dan membenahi diri agar hidup saya lebih berkualitas". Ucapnya sambil memeluk tubuh rapuh sang kakek.

Pembaca yang luar biasa Hukum alam pada kisah si kakek ( Kabayan ) dan cucuknya tadi mengajarkan pada kita 2 hal.

1. Apa yang telah kita tabur, entah disengaja atau tidak, diingat atau dilupakan, entah kapanpun juga. Hukum alam mengajarkan, apa yang kita tanam kita pasti akan menuai hasilnya.

2. Bahwa manusia mempunyai kemiripan dengan inti biji buah mangga, tampak luar sama, tetapi kualitas unsur yang ada di dalam inti buahnya yang membedakan rasa, aroma dan warna si buah mangga. Demikian juga dengan manusia,

Kualitas mental yang didalamlah yang membedakan dan menentukan keberhasilan manusia di masa depan.
Mari kita perbaiki sikap, perhalus budi pekerti, jaga kebersihan hati dan selalu menggali potensi diri agar kesuksesan sejati bisa kita nikmati suatu hari nanti.

Sumber: Bibit Mangga oleh Andrie Wongso

Selasa, 17 Maret 2009

Rapat Pengurus PWS Medan , 15 Maret 2009

RAPAT PENGURUS PAGUYUBAN WARGI SUNDA

HARI : MINGGU

TANGGAL : 15 MARET 2009

TEMPAT : VILLA KANG TATANG SUBRATANG DI TANJUNG MORAWA

WAKTU : PUKUL 9.00 S.D 16.00

AGENDA : PEMBAHASAN RANCANGAN ANGGARAN DASAR, ANGGAN RUMAH TANGGA DAN MUSYAWARAH BESAR

PESERTA HADIR : 20 ORANG PENGURUS

7 ORANG ANGGOTA

15 ORANG KELUARGA ANGGOTA



1. Rapat yang seharusnya dimulai pukul 9.00 WIB sesuai dengan jadwal yang disampaikan kepada seluruh undangan, namun karena keterlambatan kehadiran beberapa pengurus/anggota, rapat baru dapat dimulai pukul 10.40 WIB.

2. Susunan acara rapat :

a. Pembukaan

b. Pembacaan Doa

c. Presentase Misi dan Visi serta program kerja PWS (Blue Print/Platform)

d. Pembahasan rancangan AD/ART

e. Pembahasan Rencana Musyawarah Besar

3. Pembacaan doa dipimpin oleh Ustadz H R Taufik



Suasana rapat pengurus PWS di Villa Kang Tatang di Tj. Morawa

4. Presentase Misi, Visi serta program kerja PWS disampaikan oleh Kang Iyuk Wahyudi, Sekretaris II mulai pukul 11.00 sampai dengan 11.45.

5. Pembahasan rancangan AD/ART di mulai pukul 11.45, mengingat waktu pembahasan rancangan AD/ART memerlukan waktu yang cukup lama, berdasarkan usul dari Kang Asep Tatang agar dibentuk Team Adhoc dan disetujui oleh seluruh peserta yang hadir, maka dibentuk team adhoc :

a. Teh Nina R Husein

b. Teh Risna Rahmi Arifa

c. Kang Asep Yudi

d. Kang Iyuk Wahyudi

e. Kang Ade Herdiyat

f. Kang Asep Syarifuddin

g. Kang Dede Hidayat

h. Kang Badri

i. Kang Dede Sutisna

j. Kang T Djatnika

k. Kang Arman

l. Kang H.R Taufik


Saat reses Meeting ( ngga mau kalah dengan anggota DPR )

6. Pukul 12.20 rehat, makan bersama dan shalat zhuhur berjamaah.

7. Pukul 13,30 team adhoc melanjutkan pembahasan rancangan AD/ART, untuk penyempurnaan soft copy rancangan AD/ART disampaikan kepada Teh Risna.

8. Rapat dilanjutkan dengan pembahasan rencana musyawarah besar PWS.

a. Waktu Musyawarah Besar, setelah konfirmasi melalui telepon dengan Kang Dani dan Kang Rahmat. Musyawarah besar dilaksanakan Minggu tanggal 19 April 2009, mulai pukul 10.00 sampai dengan selesai.

b. Tempat, Gedung Wisma Kartini Medan

c. Jumlah undangan antara 300 – 500 orang

d. Kepanitiaan :

Penasehat :

: 1. Ir. Rachmat Warganda

2. Kolonwl (Purnawirawan) Jana Sujana

3. Okky Sukardian, SE

4. Ir. Dipranata Imam Mustika

5. Dani Kustoni, SH, Mhum

6. Asep Yudi, SE



Suasana makan siang bersama


Panitia Pelaksana

(1). Ketua Panitia : Kang Iyuk Wahyudi, SE

(2). Wakil Ketua : Kang Ade Herdiyat, S.Sn

(2). Sekretaris : Kang T. Djatnika

(3). Bendahara : Teh Risna Rahmi Arifa, SH

(4). Seksi-seksi :


(a). Dana : 1. Kang Tatang Subratang

2. Kang C. Sulaiman

3. Teh Yani


(b). Acara :

1. Teh Nina R Husein, SH

2. Kang Yanyan Hendrawan, S.Pt


(c). Persidangan : Kang Badri Ma’rup

(d). Akomodasi : 1. Kang Arman Fajri

2. Kang Asep Syarifuddin

3. Kang Ismed

4. Kang Iwan Akhdar

(e). Transportasi : 1. Kang Ade Hidayat, SE

2. Kang Ir. Cecep Wiwaha

3. Kang Dede Sutisna


(f). Publikasi dan : 1. Kang Ir. Djodi Ismanto

Dokumentasi

2. Kang Ir. Dedi Mulyadi

3. Kang Saryo


(g). Konsumsi :


1. Ibu Tatang Subratang

2. Teh Nana Diana

3. Teh Maya

4. Teh Ani

5. Teh Iyus

6. Teh Yeyet Herayati

7. Teh Desi



Serius memperhatikan paparan visi dan misi PWS

e. Susunan Acara

(1). Pembukaan

(2). Laporan Ketua Panitia

(3). Laporan Ketua Umum PWS

(4). Penyerahan Pataka, dari Ketua Umum PWS kepada Ketua Persidangan

(5). Pembacaan Doa

(6). Penutup

(7). Sidang Presidium

(8). Pembacaan Tata Tertib

(9). Pemilihan Ketua Umum PWS masa bakti 2009 – 2011

(10). Pengesahan / pelantikan kepengurusan PWS masa bakti 2009 – 2011

(11). Penyerahan Pataka dari Ketua Persidangan kepada Ketua Umum PWS yang baru

(12). Pengesahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, oleh pengurus PWS yang baru

(13). Penutupan

9. Rapat selesai pukul 16.00



Team perumus berkumpul bersama membahas Musyawarah Besar PWS

Senin, 16 Maret 2009

PUTUSKAN, HIDUPI, TANGGUNG JAWAB!

Anda bergabung dalam sebuah atrian di sebuah toko roti atau donat. Lalu sampai giliran Anda. Tidak peduli seberapa tinggi selera makan Anda, seberapa lapar Anda, dan seberapa luas daya tampung perut Anda, Anda tetap harus MEMILIH.

Anda tidak mungkin mengambil semua yang ada dan menikmati semuanya. Saya jadi berpikir, ini sebuah ide cemerlang yang diumpankan oleh para pemilik restoran 'buffet'. Saya masuk dan mengira bahwa saya membayar harga yang murah untuk semua PILIHAN yang ada dan kuantitas yang mungkin akan saya nikmati. Tapi di ujungnya, bisa tidak semurah itu, karena toh saya tetap harus MEMILIH dan tidak bisa memakan semuanya. Kalau dipaksa, malah tidak saya nikmati sama sekali!

Hidup pun sama persis. PILIHAN bertebaran di mana-mana. PILIHAN teman, pasangan, pekerjaan, tempat tinggal, usaha, investasi, dll. PILIHAN perasaan, tindakan, pikiran. Apapun persepsi kita mengenai kesanggupan kita untuk mencakupi semuanya, kita tetap harus MEMILIH yang mana yang akan kita prioritaskan. Yang mana yang menjadi PILIHAN utama. Bukan karena kita tidak menyukai yang tidak kita PILIH, tapi karena pikiran dan perilaku kita terbatas.

Siklusnya sederhana kok.

Pertama, PUTUSKAN. Setelah itu? HIDUPI KEPUTUSAN tersebut. Lalu? Ber-TANGGUNG JAWAB-lah pada hasil yang didapatkan. Suka hasilnya dan bermanfaat? Teruskan. Tidak suka? PUTUSKAN yang berbeda. HIDUPI lagi. Dan TANGGUNG JAWAB pada hasilnya lagi. Begitu seterusnya.

Life is sooooo simple! Sederhana sekali. Semuanya diawali dengan KEPUTUSAN. Setiap milestone atau tahapan diakhiri dengan TANGGUNG JAWAB. Lalu PUTUSKAN lagi.

Pagi, bangun, PUTUSKAN seperti apa hari yang Anda inginkan. Mau happy? Boleh. Mau bete? Boleh. Mau marah? Boleh. Mau ngambek? Boleh. Terserah kita masing-masing. Lalu? HIDUPI saja! Kalau PUTUSKAN mau bete sepanjang hari, bete-lah! Lalu?

TANGGUNG JAWAB-lah dengan hasil ke-bete-an kita. Jangan komplain di akhir hari kalau kita memang bete. Tidak usah cari lagi penyebab ini-itu.

Anda masuk kerja hari ini? PUTUSKAN mau 'benar-benar' berada di tempat kerja, atau pikiran dan konsentrasi melayang ke mana-mana. Disetrap bos? HIDUPI dan TANGGUNG JAWAB!

Tidak suka dengan hasil itu? PUTUSKAN lagi yang berbeda, atau PUTUSKAN yang sama, dan HIDUPI lagi KEPUTUSAN yang sama besok.

Sudah PUTUSKAN PILIHAN pekerjaan atau pasangan? HIDUPI saja dan TANGGUNG JAWAB lah pada PILIHAN tersebut. Suka? Enjoy! Teruskan!

Tidak suka? PUTUSKAN yang lain!
Tidak bisa, atau tidak mau, atau tidak boleh? Nikmati saja kalau begitu dan STOP komplain! TANGGUNG JAWAB! Hormati KEPUTUSAN sendiri, hormati diri sendiri!

Sederhananya, kalau tidak bisa menghormati KEPUTUSAN sendiri, tidak mau TANGGUNG JAWAB KEPUTUSAN sendiri, tidak usah muluk-muluk minta orang lain menghormati KEPUTUSAN kita atau berusaha menghormati KEPUTUSAN orang lain, dan tidak usah muluk-muluk minta TANGGUNG JAWAB orang lain.

Mau yang simple? PUTUSKAN, HIDUPI, TANGGUNG JAWAB!

Have a positive day!
Kang Hingdranata Nikolay

Director
INSPIRASI INDONESIA / NLP INDONESIA
Kondominium Rajawali, Town House No.20
Jl. Rajawali Selatan I/1B
Jakarta Pusat 10720
+6221-64700221/ 64700422