Menu Baru Web PWS Medan

Bergabunglah dengan Paguyuban Wargi Sunda versi FaceBook , dapatkan info PWS terbaru , Jangan lupa DOWNLOAD File berbentuk Powerpoint ( pps ) dari web ini , dan semuanya tentu saja Gratis untuk anggota dan pembaca setia Web PWS - Medan , Haturnuhun
Myspace tweaks at TweakYourPage.com

Jumat, 29 Februari 2008

Sufi dan Penjudi


Alkisah, jaman dahlulu kala hidup serang sufi yang berkeyakinan bahwa ia bertugas untuk mendekati orang–orang yang melakukan perbutan tercela, menyadarkan dan mengarahkan mereka kepada pemikiran spiritual sehingga mereka bisa menempuh jalan kebenaran.

Namun padahal yang tidak dapahami sang sufi , bahwasanya seorang guru sejati tidak mengajarkan asas-asas yang tetap kepada setiap orang, karena seorang guru dapat saja memperoleh hasil yang bertolak belakang dari apa yang diinginkan jika ia tidak mengetahui apa yang ada di hati sang murid.

Beginilah ceriitanya, suatu hari sang sufi menemukan sesorang yang kecanduan berjudi dan tidak bisa menghentikan kebiasaannya ini.

Sufi ini kemudian memutuskan untuk turun tangan dan mengawasi sang penjudi. Setiap penjudi kita ini pergi ke rumah judi, sang sufi meletakkan sebuah batu di depan rumah si penjudi untuk menandai dosa, dengan harapan nantinya batu-batu yang terus bertambah akan menjadi peringatan akan kejahatan.

Demikianlah, setiap meninggalkan rumahnya untuk pergi berjudi,penjudi ini merasa bersalah, dan sepulangnya ke rumah, ia merasa lebih berdosa lagi melihat batu-batu itu semakin menggunung. Akan halnya sang sufi , setiap menaruh batu dalam tumpukan, selain merasa geram juga merasakan semacam kepuasan pribadi -- sesuatu yang dianggapnya illahi--- ; mencatat dosa.

Tak terasa proses ini berlangsung dua puluh tahun. Dan setiap penjudi ini bertemu sang sufi , ia merasa malu, dan membathin," Akankah aku mengerti kebajikan. Betapa orang saleh itu telah bersusah payah untuk keinsyafanku. Kapan aku bisa bertobat, menjadi seperti dia. Aku yakin pastilah ia seorang ahli sorga."

Kemudian, ketika suatu hari ada bencana alam, kedua tokoh cerita kita ini tewas bersamaan harinya. Datanglah seorang malaikat menjemput sipenjudi, dan berkata," Mari pergi ke sorga bersamaku.

"Penjudi ini kaget dan memprotes, "Ah, tak mungkin. Aku seorang pendosa dan harus pegi ke neraka. Pastilah kamu salah orang, harusnya kamu jemput sufi yang telah berusaha menginsyafkanku selam duapuluh tahun terakhir ini."

Akan tetapi, malaikat menjawab,"Sebaliknya, ia sekarang tengah diantar malaikat yang lain ke tempat yang lebih rendah. Neraka!"

Sang penjudi malah beteriak marah, "Tidak adil. Bagaimana mungkin.Pastilah kalian telah memutarbalikkan perintah!

"Tentu tidak," jawab sang malaikat," Begini ceritanya, sufi itus elama duluh puluh tahun diliputi oleh rasa superioritas dan rasa berjasa. Selama itu pula ia tidak menumpuk batu untukmu, tapi sesungguhnya untuk dirinya sendiri. Dan sekarang ia harus menerima buahnya."

Lalu bagaimana aku bisa mendapatkan pahala?" tanya sang penjudi.""Engkau mendapatkan pahala karena setiap bersua sufi itu, engkau memikirkan kebajikan, dan berbaik sangka kepada sufi itu.

Kebajikanlah yang sekarang memberikan pahalanya kepadamu."

Kursi Khalifah Bahloul


Khalifah Harun sangat suka pada Bahloul, pemuda pandir, sedikit sinting, tapi sering mengungkapkan kearifan yang memaksa sang khalifah tercenung. Bahloul juga menjalankan fungsi lazim bagi para raja di mana-mana: menjadi penghibur.Ia menyimpan banyak cara untuk membuat Khalifah gembira.

Kadang ia sengaja tersandung kaki kursi dan terjungkal, sehingga Khalifah terbahak menyaksikan kemalangannya. Lain kali ia pura-pura kalah dalam main catur atau main tebak-tebakan dengan Khalifah atau parag undiknya; Bahloul akan bersungut-sungut -- seisi istana pun tergelak menertawai kebodohan yang dikutuknya.

Suatu hari Bahloul menyelonong seperti biasa ke balairung istana. Diruang mewah yang sedang lengang itu tampak kursi kosong Khalifah.

"Dimana gerangan Baginda Raja?" pikirnya. Iseng, ia duduk di tahta sakral itu. Tiba-tiba dua pengawal memergoki, yang segera menyeret Bahloul turun dari kursi emas itu.
"Dasar anak dungu!" hardik mereka sambil menghajar dengan pentungan. "Kamu memang kesayangan Khalifah, tapi tingkahmu ini sudah keterlaluan!"

Bahloul melengking, tak sanggup menanggung hujan pukulan di sekujur tubuhnya yang kecil. Lolongannya sedemikian keras sampai membangunkan Khalifah yang sedang istirahat di kamarnya.

"Apa-apaan ini? Ada apa ini?" tanya Khalifah Harun dengan kaget.
Kedua pengawal berhenti memukul dan menceritakan kejadiannya. "Betul begitu, Bahloul?" tanya Khalifah.

"Betul, Baginda, hoaaaaaa….," jawab Bahloul sambil terus menjerit-jerit.
"Sudah, sudah. Tak apa. Berhentilah memekik-mekik! Pusing kepalaku mendengarnya! Kenapa pula kau terus menangis, padahal pengawal sudah tak lagi memukulimu?"

"Hamba justru menangisi nasib Baginda, hoaaaa…"
"Lho, mengapa pula kau menangisi nasibku? Apa yang salah denganku?"

"Baginda, hamba duduk di kursi Baginda hanya tiga menit, tapi siksaan yang hamba terima begini pedihnya…hoaaaa. Baginda sudah duduk ditahta itu selama tiga puluh tahun…hoaaa…Hamba tak sanggupmembayangkan betapa pedihnya pukulan yang akan Baginda terima kelak…hoaaaa…"

Kini giliran Khalifah yang menangis terisak-isak."Lalu apa yang harus kulakukan?" tanya Khalifah, sambil terus tersedu.Bahloul bangkit dari lantai, dan berlari-lari kecil mengitari balairung istana yang megah itu sambil mengacung-acungkan tinjunya:
"Keadilan, Baginda!
Keadilan! Beri keadilan pada seluruh rakyat! Keadilan! Keadilan! Keadilan!"

Khalifah lalu bersumpah untuk memenuhi permohonan Bahloul itu. Ia mengaku selama ini memang telah ratusan kali, telah ribuan kali, menjanjikan hal itu kepada rakyat, dengan berbagai bahasa yang indah,dengan ungkapan-ungkapan yang terkesan serius – tapi tak pernah sungguh-sungguh berusaha mewujudkannya.

"Sejak detik ini aku akan benar-benar memberi keadilan kepada segenap rakyatku".Bahloul pun pulang, sambil mengatakan bahwa ia tak akan percaya begitu saja pada janji Khalifah.

"Hamba tetap akan sering-sering mengingatkan Baginda tentang janji itu.."

Khalifah Harun ada di mana-mana,
Di Pemerintahan , BUMD , BUMN , Aparat Penegak Hukum , DPRD dll , di setiap jaman.
Mereka memerlukan para Bahloul, yang wajib untuk tak henti mengingatkan betapa panasnya kursi yang mereka duduki.

Kamis, 28 Februari 2008

Pemberian Terbaik



Suatu ketika, hiduplah seorang petani bersama keluarganya. Mereka menetap di sebuah kerajaan yang besar, dengan raja yang adil dan bijaksana. Beruntunglah siapa saja yang tinggal disana. Tanahnya subur, keadaannya pun aman dan sentosa. Semuanya hidup berdampingan, tanpa pernah mengenal perang ataupun bencana.

Setiap pagi, sang petani selalu pergi ke sawah. Tak lupa ia membawa bajak dan kerbau peliharaannya. Walaupun sudah tua, namun bajak dan kerbau itu selalu setia menemaninya bekerja. Sisi-sisi kayu dan garu bajak itu tampak mengelupas, begitupun kerbau yang sering tampak letih jika bekerja terlalu lama. “Inilah hartaku yang paling berharga”, demikian gumam petani itu dalam hati, sembari melayangkan pandangannya ke arah bajak dan kerbaunya.

Tak seperti biasa, tiba-tiba ada serombongan pasukan yang datang menghampiri petani itu. Tampak pemimpin pasukan yang maju, lalu berkata, “Berikan bajak dan kerbaumu kepada kami. “Ini perintah Raja!”. Suara itu terdengar begitu keras, mengagetkan petani itu yang tampak masih kebingungan. Petani itu lalu menjawab, “Untuk apa, sang Raja menginginkan bajak dan kerbauku? “Ini adalah hartaku yang paling berharga, bagaimana aku bisa bekerja tanpa itu semua.

Petani itu tampak menghiba, memohon agar diberikan kesempatan untuk tetap bekerja. “Tolonglah, kasihani anak dan istriku…berilah kesempatan sampai besok. Aku akan membicarakan dengan keluargaku…” Namun, pemimpin pasukan berkata lagi, “Kami hanya menjalankan perintah dari Baginda. Terserah, apakah kau mau menjalankannya atau tidak. Namun, ingatlah, kekuasaannya sangat kuat. “Petani semacam kau tak akan mampu melawan perintahnya.” Akhirnya, pasukan itu berbalik arah, dan kembali ke arah istana.

Di malam hari, petani pun menceritakan kejadian itu dengan keluarganya. Mereka tampak bingung dengan keadaan ini. Hati bertanya-tanya, “Apakah baginda sudah mulai kehilangan kebijaksanaannya ? Kenapa baginda tampak tak melindungi rakyatnya dengan mengambil bajak dan kerbau kita ? Gundah, dan resah melingkupi keluarga itu.

Namun, akhirnya, mereka hanya bisa pasrah dan memilih untuk menyerahkan kedua benda itu kepada raja.Keesokan pagi, sang petani tampak pasrah. Bersama dengan bajak dan kerbaunya, ia melangkah menuju arah istana. Petani itu ingin memberikan langsung hartanya yang paling berharga itu kepada Raja.

Tibalah ia di halaman Istana, dan langsung di terima Raja. “Baginda, hamba hanya bisa pasrah. Walaupun hamba merasa sayang dengan harta itu, namun hamba ingin membaktikan diri kepada Baginda. Duli Paduka, terimalah pemberian ini….”. Baginda Raja tersenyum. Sambil menepuk kedua tangannya, ia tampak memanggil pengawal. “Pengawal, buka selubung itu!!

Tiba-tiba,terkuaklah selubung di dekat taman. Ternyata, disana ada sebuah bajak yang baru dan kerbau yang gemuk. Kayu-kayu bajak itu tampak kokoh, dengan urat-urat kayu yang mengkilap.

Begitupun kerbau, hewan itu begitu gemuk, dengan kedua kaki yang tegap. Sang Petani tampak kebingungan. Baginda mulai berbicara, “Sesungguhnya, aku telah mengenal dirimu sejak lama. Dan aku tahu kau adalah petani yang rajin dan baik. Namun, aku ingin mengujimu dengan hal ini. Ternyata, kau memang benar-benar hamba yang baik. Engkau rela memberikan hartamu yang paling berharga untukku. Maka, terimalah hadiah dariku. Engkau layak menerimanya….”.

Petani itu pun bersyukur dan ia pun kembali pulang dengan hadiah yang sangat besar, buah kebaikan dan baktinya pada sang Raja. Teman, bisa jadi, tak banyak orang yang bisa berlaku seperti petani tadi. Hanya sedikit orang yang mau memberikan harta yang terbaik yang dimilikinya kepada yang lain. Namun, petani tersebut adalah satu dari orang-orang yang sedikit itu. Dan ia, memberikan sedikit pelajaran buat kita.

Sesungguhnya, Allah sering meminta kita memberikan terbaik yang kita punya untuk-Nya. Allah, sering memerintahkan kita untuk mau menyampaikan yang paling berharga, hanya ditujukan pada-Nya. Bukan, bukan karena Allah butuh semua itu, dan juga bukan karena Allah kekurangan. Namun karena sesungguhnya Allah Maha Kaya, dan Allah sedang menguji setiap hamba-Nya.Allah sedang menguji, apakah hamba-Nya adalah bagian dari orang-orang yang beriman dan mau bersyukur.

Allah sedang menguji, apakah ada dari hamba-hamba-Nya yang mau menafkahkan harta di jalan-Nya. Dan Allah, pasti akan memberikan balasan atas upaya itu dengan pemberian yang tak akan kita bayangkan. Imbalan dan pahala yang akan kita terima, sesungguhya akan mampu membuat kita paham, bahwa Allah memang Maha Pemberi Kemuliaan. Dan teman, mari kita berikan yang terbaik yang kita punya kepada-Nya.

Marilah kita tujukan waktu, kerja dan usaha kita yang terbaik hanya kepada-Nya. Karena sesungguhnya memang, kita tak akan pernah menyadari balasan apa yang akan kita terima atas semua itu. Allah selalu punya banyak cara-cara rahasia untuk memberikan kemuliaan bagi hamba-Nya. Dan Dia akan selalu memberikan pengganti yang lebih baik untuk semua yang ikhlas kita berikan pada-Nya.

Sumber : dari Milis Daarut Tauhid

Rabu, 27 Februari 2008

Selalu Ada Sisi Positif


Di sebuah kepulauan tropis yang hangat hiduplah seorang Raja yang dibantu seorang Perdana Menteri yang sangat optimis.

Perdana Menteri ini juga sangat positif sehingga sering kali sang Raja merasa jengkel karena selalu saja ia mampu menemukan sisi positif dari setiap keadaan.

Pada suatu hari, Raja dan Perdana Menteri sedang melakukan perjalanan melintasi hutan lebat. Di tengah perjalanan sang Raja beristirahat sambil membelah buah kelapa sebagai pelepas dahaga. Ketika sedang enak-enaknya makan buah kelapa tanpa sengaja sang Raja menggigit batok kepala yang keras itu sehingga giginya terlepas.

Ia menjerit kesakitan lalu menyampaikan kesialannya pada Perdana Menteri. Mendengar keluhan sang Raja, Perdana Menteri ini malah tersenyum sambil berteriak,
"Wow, itu bagus...!"
..... "Ha! Kenapa kamu berkata seperti itu?" tanya sang Raja keheranan.
"Ya,karena itu adalah pertanda keberuntungan untukBaginda."

Mendengar jawaban ini sang Raja menjadi sangat marah. Bagaimana mungkin seorang Perdana Menteri malah menganggap lucu penderitaan seorang rajanya?
"Baginda, mohon dengarkan saya," desakPerdana Menteri, "di balik setiap kejadian yang tidak mengenakkan selalu terdapat sisi baik yang tidak kita lihat."

"Cukup! Ini sudah keterlaluan!" Kini sang Raja menjadi murka. Ia lalu menangkap dan mengikat Perdana Menteri. Kemudian dimasukkan ke dalam sumur kering.Sang Raja akan menjemputnya nanti sepulang dari perjalanannya. Sang Raja melanjutkan perjalanan.

Setelah berjalan cukup jauh sang Raja dihadang oleh sekelompok suku liar yang sedang mencari orang untuk dikurbankan pada dewa Gunung Api. Begitu suku liar ini mengetahui bahwa yang ditangkap adalah seorang Raja, mereka sangat senang dan membawanya ke pemimpin upacara. Lalu, suku liar ini mempersiapkan sesajian dan merias Raja ini dengan pakaian kurban yang indah.

Ketika hendak dikurbankan dan algojo siap memenggal leher sang Raja, sang pemimpin berteriak menghentikan semuanya. Ia melihat ternyata ada satu gigi sang Raja yang telah tanggal.
"Kami tidak bisa menggunakan engkau sebagai kurban, karena Dewa Gunung Api hanya berkenan menerima kurban yang tubuhnya lengkap. Kamu boleh pergi sekarang!" Sang Raja merasa sangat bersyukur. Ia pun lari cepat-cepat meninggalkan suku liar itu.

Tiba-tiba ia teringat apa yang dikatakan oleh Perdana Menterinya, bahwa memang benar-benar ada sisi keberuntungan dari sesuatu yang dianggapnya sebagai kesialan. Bergegas sang Raja pulang. Diperjalanan pulang ia menjenguk Perdana Menterinya yang masih tertinggal dalam sumur kering. Ketika melongokke dalam sumur, sang Raja melihat Perdana Menterinya masih terikat rapat dan sedang tersenyum gembira.
"Wow..! Perdana Menteri ini benar-benar seorang yang berpikiran positif..!"

Sang Raja menolong Perdana Menteri itu keluar dari sumur dan meminta maaf dari segala apa yang dilakukan padanya.
"Aku minta maaf telah melemparmu ke dalam sana!" kata sang Raja sambil memegang bahu Perdana Menterinya. Kemudian sang Raja menceritakan apa yangdialaminya.
"Aku ditangkap oleh suku liar di sana yang bermaksud mengurbankanku pada Dewa Gunung Api. Tapi mereka melihat ada sebuah gigiku yang lepas lalu mereka melepasku. Bukankah ini suatu keajaiban!

Sewaktu kau mengatakan hal itu, aku sangat tidak percaya. Malah membuangmu ke dalam sumur itu! Maukah kau memaafkanku?"
"Ah, Baginda tak perlu meminta maaf," jawab Perdana Menteri itu sambil tersenyum.
"Bukankah itu juga adalah sebuah keberuntungan dan berkah bagi hamba karena Baginda telah melempar hamba ke dalam sumur"
"Ha..? Sekarang berkah apa yang bisakau tarik dari kejadianmu itu?" tanya sang Raja terheran-heran.

"Begini Baginda," jawab Perdana Menteri.
"Seandainya saja hamba tadi pergi bersama Baginda, maka suku liar itu akan menggunakan hamba sebagai kurban untk Dewa Gunung Api..!"

Menggapai Kebahagiaan



Nun Jauh di sana, bertahun-tahun yang silam, di sebuah desa kecil di Tanah Pasundan , terlihatlah seorang pemuda sedang duduk termenung dekat sebuah taman, raut wajahnya penuh dengan ketidakbahagiaan, penuh kesal, dan mulutnya tak berhenti-henti mengeluarkan suara-suara keputusasaan.

Tak jauh dari tempat pemuda tadi, terlihat seorang kakek yang lanjut usia, sedang mendatangi pemuda tadi, melihat wajah pemuda yang begitu acuh akan kehadirannya, bertanya lah dia:
"Apa yang sedang kamu pikirkan wahai pemuda, kenapa aku melihat wajah mu penuh dengan kekesalan?"
"Dimanakah aku harus mencari kebahagiaan, kenapa aku tidak dapat menemukannya?" Jawab pemuda tadi tanpa menoleh ke sang kakek yang lanjut usia
"Oh...kalo kamu ingin mendapatkan kebahagiaan, tangkaplah capung yang berterbangan di taman disamping mu itu, dan bawalah kepada ku, maka akan aku beri jawaban mengenai kebahagiaan setelah itu" sahut kakek tersebut
Dengan wajah malas, dan langkah gontai, diikuti permintaan kakek tersebut, pergilah pemuda tadi ke taman tersebut, dan mulailah dia menangkap capung yang diminta sang kakek, namun sudah sekian lama mencari capung tersebut, tidak satupun capung yang dia dapatkan .

Dia pun mulai berusaha dengan keras, berlari kesana kemari, tanpa tentu arah, di tabraknya rumput-rumput yang menghalanginya, dengan nafas yang terengah-engah, dia terus menangkap tanpa memperdulikan apapun yang ada didepannya, namun tetap saja tidak ada ada capung didapatnya.

Sang kakek yang memperhatikannya dari jauh, langsung mendekatinya, dengan tersenyum dia pun berkata :
"Begitukah engkau ingin mendapatkan kebahagiaan? dengan berlari tanpa tentu arah, menabrak apapun yang ada didepanmu, merusak rumput-rumput dan membuat capung-capung itu menjauhi mu? "

"Anak muda, mencari kebahagiaan sama dengan menangkap capung, semakin engkau ingin meraihnya, semakin dia menjauhi mu, ingat kebahagiaan itu bukan benda yang berwujud, dan bukan untuk dimiliki, kebahagiaan hanya bisa dirasa oleh hati" lanjut sang kakek

Sang kakek pun mendekati taman dan tanpa susah payah ditangkap sebuah capung dari taman tersebut

"Untuk mendapatkan kebahagiaan, harus menggunakan hati.
Dengan hati yang bersih, maka kebahagiaan akan datang dengan sendirinya.
Selama hati mu penuh dengan ambisi untuk mendapatkan kebahagiaan, sesungguhnya kebahagiaan itu sendiri dengan sendirinya akan menjauh dari dirimu, mengertikan engkau anak muda" kata kakek tersebut sambil tersenyum kepada pemuda tadi

"Terima kasih kek, aku telah mengerti" sahut pemuda tadi dengan wajah yang riang.

~Kebahagiaan bukanlah target yang harus kita capai, namun kebahagiaan adalah buah dari perbuatan baik kita. Dengan hati yang tulus dan menghargai semua proses hidup yang kita lalui dengan suka cita, niscaya kebahagiaan sudah adalah dalam diri kita.

Namun seperti menangkap capung, semakin kita berlari tanpa arah, dengan ambisi untuk mendapatkan kebahagiaan, maka kebahagiaan akan menjauh dari kita. Jangan hanya bisa mengeluh, namun hargailah waktu kita sekarang ini, karena kebahagiaan akan menjadi milik orang yang menghargai hidup ~

Djodi
PWS Member

Selasa, 26 Februari 2008

KEADILAN


Seorang putera Raja yang baru berumur 7 tahun mengadu kepada Penasehat Kerajaan khusus untuk putra-putri Raja.

"Saya merasa diperlakukan tidak adil," katanya."Siapa yang memperlakukanmu tidak adil, anakku?" kata Sang Penasehat menanggapi putera Raja itu.

"Raja!" jawabnya singkat.
"Apa yang engkau rasakan sebagai ketidakadilan?" kata Sang Penasehat.
"Raja selalu membeda-bedakan pemberiannya kepadaku dan adikku!" kata putera Raja itu masih dengan emosi.
"Jadi, menurutmu?" lanjut Sang Penasehat.
"Supaya adil, Raja harus memberikan barang yang sama kepada kami berdua!" katanya, "Kemarin Raja menghadiahi adikku kuda putih sedangkan aku kuda cokelat biasa! "

Sang Penasehat tersenyum saja mendengar "protes" putera Raja yang masih belia itu. Namun demikian dengan bijak ia menanggapi, "Baik, nanti Paman akan membicarakannya dengan Baginda, anakku," kata Sang Penasehat.

Singkat cerita, Raja kemudian mengikuti nasehat yang diberikan Penasehat Khusus putera-puteri Raja itu dengan selalu memberikan barang yang sama untuk kedua puteranya. Setelah sekian lama berlangsung, putera Raja itu kembali datang menemui Sang Penasehat dan berkata,

"Ini tidak adil!" katanya.
"Apalagi anakku?" kata Sang Penasehat.
"Saya dihadiahi celana yang ukurannya sama dengan adikku! Bagaimana aku bisa memakainya?!" katanya emosi, sementara Sang Penasehat tersenyum tenang.
"Jadi anakku, menurutmu keadilan itu apa sekarang?"
"Raja harus memberikan ukuran celana yang sesuai dengan ukuran masing-masing!" katanya ketus.
"Jadi, itu keadilan?"
"Iya!" jawab putera Raja itu.

Sambil memeluk anak itu, Sang Penasehat itu berkata, "Anakku, sejauh kamu masih mencari dan mempertanyakan soal keadilan, maka kamu tidak akan pernah menemukannya.

Keadilan itu bukan dikejar atau diberikan, keadilan akan ada kalau semua orang bersama-sama menciptakannya.
Keadilan tidak datang kalau engkau hanya melihat kepentingan diri sendiri,
Keadilan akan hadir hanya kalau semua orang membuka hatinya untuk memikirkan orang lain juga."

Menebus Dosa Tiga Kali Lipat


Ada sebuah legenda di Punjab, India mengenai seorang pencuri yang mencuri dua ratus butir bawang. Tetapi, dia ketahuan, tertangkap dan diadili.

Hakim memutuskan hukumannya adalah membayar 10 keping emas. Pencuri tersebut memprotes bahwa hukumannya terlalu tinggi. Hakim kemudian menawarkan dua pilihan: dicambuk dua puluh kali atau makan dua ratus butir bawang.

Pencuri itu memilih untuk makan 200 butir bawang. Ketika dia makan 25 butir bawang, matanya mulai dipenuhi air dan perutnya terasa terbakar. Karena masih ada 175 butir lagi bawang yang harus dimakan dan dia tahu bahwa dia tak akan mampu menyelesaikannya, dia memohon-mohon agar diberi hukuman yang lain, yaitu dicambuk 20 kali.

Hakim setuju. Tetapi ketika punggungnya baru dicambung 10 kali, dia berteriak-teriak minta dihentikan hukumannya. Dia tidak mampu menahan rasa sakit akibat cambukan itu. Keinginan pencuri itu dikabulkan, tetapi dia tetap harus membayar denda 10 keping emas.

“Jika kamu menerima denda itu sejak awal, kamu tak perlu makan bawang dan menderita karena cambuk,” kata hakim.
“Tetapi kamu memilih jalan yang lebih sulit.

Dan kamu tak mengerti bahwa jika kamu melakukan kesalahan, lebih baik buatmu adalah untuk cepat-cepat menebusnya dan segera melupakan hal itu.”

Cerita dari Neraka . . . ( Ngabodor )


Seorang warga Indonesia meninggal dan karena amal perbuatannya buruk lalu ia dikirim menuju ke neraka. Di sana ia mendapatkan bahwa ternyata neraka itu berbeda-beda bagi tiap negara asal. Pertama ia ke neraka orang-orang Inggris dan bertanya kepada orang-orang Inggris di situ: "Kalian diapain di sini?"

Orang Inggris menjawab: "Pertama-tama, kita didudukan di atas kursi listrik selama satu jam. Lalu didudukan di atas kursi paku selama satu jam lagi. Lalu disiram dengan bensin dan disulut api. Lalu, setan Inggris muncul dan memecut kita sepanjang sisa hari."

Karena kedengarannya tidak menyenangkan, si orang Indonesia menuju keneraka lain. Ia coba melihat-lihat bagaimana keadaan dineraka AS, neraka Jepang, neraka Rusia dan banyak lagi. Ia mendapatkan bahwa kesemua neraka-neraka itu kurang lebih mirip dengan neraka orang Inggris.

Akhirnya ia tiba di neraka orang Indonesia sendiri, dan melihat antrian sangat-sangat panjang yang terdiri dari orang berbagai-bagai negara (tidak cuma orang Indonesia saja) yang menunggu giliran untuk masuk neraka Indonesia .

Dengan tercengang ia bertanya kepada yang ngantri: "Apa yang akan dilakukan di sini ?"

Ia memperoleh jawaban: "Pertama-tama, kita didudukan diatas kursi listrik selama satu jam. Lalu didudukan di atas kursi paku selama satu jam lagi. Lalu disiram dengan bensin dan disulut api.

Lalu setan Indonesia muncul dan memecut kita sepanjang hari."
"Tapi itu kan sama persis dengan neraka-neraka yang lain toh. Lalu kenapa dong begitu banyak orang ngantri untuk masuk ke sini?"

"Di sini service-nya sangat-sangat buruk, kursi listriknya nggak nyala, karena listrik sering mati...kursi pakunya nggak ada, tinggal pakunya aja karena kursinya sering diperebutkan. ..bensinnya juga nggak ada tuh, karena harganya melambung tinggi, malah di tahun 2008 ini katanya mau naik lagi dan setannya adalah mantan anggota DPR, jadi ia cuma datang, tanda tangan absensi, lalu pulang."

Senin, 25 Februari 2008

Pertapa Muda dan Kepiting


Suatu ketika di sore hari yang terasa teduh, nampak seorang pertapa muda sedang bermeditasi di bawah pohon, tidak jauh dari tepi sungai. Saat sedang berkonsentrasi memusatkan pikiran, tiba-tiba perhatian pertapa itu terpecah kala mendengarkan gemericik air yang terdengar tidak beraturan.

Perlahan-lahan, ia kemudian membuka matanya. Pertapa itu segera melihat ke arah tepi sungai di mana sumber suara tadi berasal. Ternyata, di sana nampak seekor kepiting yang sedang berusaha keras mengerahkan seluruh kemampuannya untuk meraih tepian sungai sehingga tidak hanyut oleh arus sungai yang deras.

Melihat hal itu, sang pertapa merasa kasihan. Karena itu, ia segera mengulurkan tangannya ke arah kepiting untuk membantunya. Melihat tangan terjulur, dengan sigap kepiting menjepit jari si pertapa muda. Meskipun jarinya terluka karena jepitan capit kepiting, tetapi hati pertapa itu puas karena bisa menyelamatkan si kepiting.

Kemudian, dia pun melanjutkan kembali pertapaannya. Belum lama bersila dan mulai memejamkan mata, terdengar lagi bunyi suara yang sama dari arah tepi sungai. Ternyata kepiting tadi mengalami kejadian yang sama. Maka, si pertapa muda kembali mengulurkan tangannya dan membiarkan jarinya dicapit oleh kepiting demi membantunya.

Selesai membantu untuk kali kedua, ternyata kepiting terseret arus lagi. Maka, pertapa itu menolongnya kembali sehingga jari tangannya makin membengkak karena jepitan capit kepiting.

Melihat kejadian itu, ada seorang tua yang kemudian datang menghampiri dan menegur si pertapa muda, "Anak muda, perbuatanmu menolong adalah cerminan hatimu yang baik. Tetapi, mengapa demi menolong seekor kepiting engkau membiarkan capit kepiting melukaimu hingga sobek seperti itu?"

"Paman, seekor kepiting memang menggunakan capitnya untuk memegang benda. Dan saya sedang melatih mengembangkan rasa belas kasih. Maka, saya tidak mempermasalahkan jari tangan ini terluka asalkan bisa menolong nyawa mahluk lain, walaupun itu hanya seekor kepiting," jawab si pertapa muda dengan kepuasan hati karena telah melatih sikap belas kasihnya dengan baik.

Mendengar jawaban si pertapa muda, kemudian orang tua itu memungut sebuah ranting. Ia lantas mengulurkan ranting ke arah kepiting yang terlihat kembali melawan arus sungai. Segera, si kepiting menangkap ranting itu dengan capitnya. " Lihat Anak muda. Melatih mengembangkan sikap belas kasih memang baik, tetapi harus pula disertai dengan kebijaksanaan. Bila tujuan kita baik, yakni untuk menolong mahluk lain, bukankah tidak harus dengan cara mengorbankan diri sendiri. Ranting pun bisa kita manfaatkan, betul kan?"

Seketika itu, si pemuda tersadar. "Terima kasih paman. Hari ini saya belajar sesuatu. Mengembangkan cinta kasih harus disertai dengan kebijaksanaan. Di kemudian hari, saya akan selalu ingat kebijaksanaan yang paman ajarkan."

Pembaca yang budiman,
Mempunyai sifat belas kasih, mau memerhatikan dan menolong orang lain adalah perbuatan mulia, entah perhatian itu kita berikan kepada anak kita, orang tua, sanak saudara, teman, atau kepada siapa pun. Tetapi, kalau cara kita salah, seringkali perhatian atau bantuan yang kita berikan bukannya memecahkan masalah, namun justru menjadi bumerang. Kita yang tadinya tidak tahu apa-apa dan hanya sekadar berniat membantu, malah harus menanggung beban dan kerugian yang tidak perlu.

Karena itu, adanya niat dan tindakan berbuat baik, seharusnya diberikan dengan cara yang tepat dan bijak. Dengan begitu, bantuan itu nantinya tidak hanya akan berdampak positif bagi yang dibantu, tetapi sekaligus membahagiakan dan membawa kebaikan pula bagi kita yang membantu.

Salam sukses luar biasa!!!
Andrie Wongso

BAROKAH


A'uudzuu billaahi minasy-syaithaanir rajiim
Bismillaahir- Rahmaanir- Rahiim

Ketulusan adalah Kebersihan Hati,bersih dari niat buruk
Bila bersih (tulus) niat kita maka kita mendapat Barokah.

Barokah beda dengan Rezeki.
Barokah tidak selalu terlihat
Tapi dapat dirasakan dalam hati.

Barokah membuat kita semakin dekat dan semakin mengenal Tuhan
bila tidak, itu bukan barokah

DIA Maha Mendengar Dan Menjawab
Semua doa tulus hamba-Nya
Sudahkah hati ini tulus bersih?
Sehingga DIA berkenan menjawab doa hamba ini?

Hati bersih tercermin dengan hidup yang saleh "tanpa pura-pura".
Bila hidupnya saleh tanpa pura-pura
maka itu cerminan dari kebersihan hatinya
dan doanya akan diterima
DIA Yang Maha Mendengar

Wa-idzaa sa-alaka 'ibaadii 'annii fa-innii qariibun ujiibu da'watad-daa' i idzaa da'aani falyastajiibuu lii wal-yu'minuu bii la'allahum yarsyuduun(artinya)

Dan apabila hamba-hamba- Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.(QS. Al-Baqarah: 186)

Kadang si hamba meminta A tapi tidak diberi itu bukan karena DIA tidak menjawab doa hamba-Nya; Allah Maha tahu bahwa A tidak baik buatnya maka diberi B.

A dan B bisa sesuatu , bisa seseorang , bisa hal-hal yang kasat mata , bisa pula hal-hal yang tidak kasat mata.

A mungkin baik menurut pandangan hati si hamba , tapi justru menjauhkannya dari hadirat-NYa Maka diberi B agar dia semakin dekat kepada-Nya.
Dan itu, Saudara, termasuk pula Barokah.
Bukan besarnya , Tapi ketulusanlah yang membawa Barokah dan Persaudaraan

Semoga Allah mengampuni saya dan mencurahkan banyak barokah buat Anda.


(Terusan posting dari mas 'Yos' Wiyoso Hadi, Penulis Catatan Harian Membuka Hati)

Sabtu, 23 Februari 2008

Harta Dalam Gunung yang Menghilang


Inilah kisah yang diceritakan oleh seorang guru kepada murid-muridnya untuk menunjukkan kerugian yang dapat diakibatkan oleh keterikatan akan satu hal yang sepele, dalam diri orang-orang yang telah kaya dalam rahmat hidup batin:

Pada suatu ketika seorang desa berjalan melewati sebuah gua di pegunungan, persis pada waktu gua itu menampakkan salah satu dari keajaiban-keajaiban yang jarang tampak, kepada semua orang yang ingin memperkaya diri mereka dengan harta yang ada didalamnya. Ia masuk ke dalamnya dan melihat gunung emas dan batu-batu berharga.

Dengan tergesa-gesa ia memasukkannya kedalam kantung yang ada di punggung keledainya, karena ia tahu dari legenda bahwa gua itu hanya terbuka dalam jangka waktu yang sangat terbatas. Maka harta itu harus diambil dengan tergesa-gesa.

Keledai itu penuh muatan dan ia kembali dengan kegembiraan besar karena nasibnya yang begitu baik. Ketika itu ia ingat bahwa tongkatnya ketinggalan di gua. Ia kembali dan cepat masuk ke dalam gua. Tibalah waktu bagi gua untuk menghilang dan dengan demikian orang itu hilang bersama gua itu tanpa pernah muncul lagi.

Sesudah menunggunya satu atau dua tahun, orang-orang desa menjual harta yang mereka temukan diatas keledai dan memperoleh keberuntungan dari nasib baik orang yang malang itu.

Kalau burung pipit membuat sarangnya di hutan.
Sarang itu menempati sebuah ranting.
Kalau rusa memuaskan dahaganya di sunga
Ia minum tidak lebih daripada yang dapat ditampung oleh perutnya.
Kita mengumpulkan barang karena hati kita kosong.

Jumat, 22 Februari 2008

Kisah 2 Pedagang di negeri miskin


Dikisahkan di negeri miskin dan banyak hutangnya, ada 2 pedagang yang sengit bersaing. Pedagang yang satu namanya Agung ia baik hati, penuh sopan santun dan etika dalam berbisnis. Agung lebih sukses dari rivalnya.

Pedagang satunya namanya Ugang, si sakit hati, pendendam, si jahat karena Agung lebih sukses dari dia. Ugang, tidak bisa menerima dengan ikhlas bahwa Agung lebih maju dari dirinya. Mereka saling kenal dekat, sama-sama berasal dari satu kampung ketika masih kecil. Sekolah ditempat yang sama, kedua orang tua mereka berteman baik. Situasi menjadi berubah, setelah mereka sama-sama ke kota besar menjadi pedagang.

Suatu malam, si Ugang didatangi seorang malaikat melalui mimpi. Malaikat menawarkan bantuan baiknya. Ugang boleh minta apa saja, tapi malaikat akan memberi 2 kali lipat kepada rivalnya, Agung.

Nah, keluarlah niat jahatnya. Ia minta 1 matanya dicungkil, agar mata rivalnya dicungkil dua-duanya, alias buta total. Jahat bukan?

Malaikat menurutinya, "your wish is my job". Ugang dicungkil 1 matanya. Agung tiba-tiba buta. Bisnis Agung hancur, sedangkan Ugang jaya dan kaya raya.

Tak lama kemudian, malaikat datang lagi kepada Ugang. Malaikat menawarkan kebaikan lagi."Hey, Ugang, jika engkau minta lagi aku akan beri engkau sebanyak-banyaknya, hanya untuk engkau saja, tidak untuk rivalmu." Ugang bingung, akhirnya ia putuskan minta 1 matanya dipulihkan. "Minta 1 mataku kembali, hai malaikat..", pinta Ugang.

Lalu, apa yang terjadi?

Benar, satu mata Ugang dikembalikan, namun seluruh tubuhnya tiba-tiba jadi mata semua. Kepala jadi mata, tangan jadi mata, kaki jadi mata. Semua jadi mata, terlalu banyak ia terima. Ini ganjaran bagi kejahatannya. Maka matilah Ugang.

Sesampai di dunia orang mati, malaikat mendatanginya lagi, hendak menawarkan kebaikan sekali lagi. "Hey Ugang, minta apa lagi kini engkau?" Jawab Ugang, apa? "Tidak malaikat, ampun..ampun. .sudah cukup, stop..stop.. saya tidak mau minta lagi..:

Moral storynya apa sahabat?

"Keserakahan dan kejahatan tidak ada batasnya, ia hanya bisa dibatasi oleh kematian dan penderitaan. ."

Mari, para pemimpin, kita menjaga diri kita, agar tidak terperangkap dalam nikmatnya keserakahan dan kejahatan dunia. Mari berbisnis dan ber-etika yang benar...dengan hati nurani..

Kamis, 21 Februari 2008

Persamaan dan Perbedaan


Saya amat terkesan dengan apa yang diajarkan guru sekolah dasar ketika pertama kali masuk sekolah. Ibu Guru menggambar dua buah lingkaran di papan tulis. Ia menamai lingkarang yang satu Laki-laki,sedangkan lingkaran yang lain Perempuan.

Kedua lingkaran itu saling menabrak sehingga terbentuk sebuah bidang kecil yang menjadi bagian yang sama dari kedua lingkaran tersebut. Sambil menunjuk bidang tersebut, Ibu Guru berkata, "Bidang ini milik bersama kedua lingkaran. Tujuannya, untuk mewadahi hal-hal yang punya kemiripan baik yang dimiliki anak laki-laki maupun anak perempuan. Nah, marikita isi bersama-sama, apa saja yang bisa kita masukkan di tempat ini!"

Murid-murid kemudian saling menyebutkan apa saja kesamaan antara anak lelaki dan perempuan semisal, "menangis, tertawa, makan,minum," Mereka melanjutkan, "Kita semua bisa berantem, bisa bermain,dan kita semua suka es krim, dan masih banyak lagi."

Setelah itu Ibu Guru menggambar tiga buah lingkaran di papan tulis.Masing-masing lingkaran diberi nama Hitam, Putih, dan Kuning.

Sekali lagi ia menjelaskan, ketiga lingkaran itu saling menabrak satu sama lain sehingga tercipta sebuah bidang yang menjadi milik bersama. Bidang itu dipakai untuk menampung segala sesuatu yang dari kelompok yang memiliki kesamaan. Nah, apa yang harus kita masukkan dalam ruangan itu?

Kembali usulan murid membanjir. Akhirnya ada seorang anak yang maju ke depan. Sambil menujuk bidang dalam ketiga lingkaran itu ia berkata,

"Bidang di mana ketiga lingkaran itu saling menempel terlalu kecil , Kita perlu memperbesar agar semua kesamaan-kesamaan yang kita punyai bisa tertampung di dalamnya."

Renungan :
Apa yang dikatakan murid cerdas itu memang benar. Insan manusia itu pada kenyataannya memang memiliki lebih banyak kesamaan antara yang satu dengan yang lain daripada perbedaan- perbedaannya.
Kalau ternyata punya banyak persamaan , kenapa kita selalu " rusuh " dalam perbedaan ?


Djodi

We are the Champion


Kata Freddy Mercuri, "We Are the Champion".

Setiap manusia terlahir sebagai seorang pemenang. Tidak ada satu pun yang terlahir menjadi seorang pecundang, at least setiap orang pernah sekali menajdi seorang pemenang.
Kenapa bisa begitu ??

Coba kita belajar dari proses terciptanya manusia.
Masih ingat kah anda dengan pelajaran biologi sewaktu di SMA dulu mengenai proses terjadinya manusia ?.

Kita tercipta karena adanya sebuah proses pembuahan. Pembuahan terjadi karena ada jutaan sperma yg berhasil menembus dinding sel ovum. Dan dari jutaan sel sperma itu hanya ada sebuah sel sperma yang mampu bersaing dan bertanding untuk melawan jutaan sel sperma yang lainnya untuk menjadi seorang pemenang yang berkesempatan membuahi sebuah sel ovum.
Dan apakah tahu siapakah sel sperma itu......itu adalah ANDA!!

Dari terbentuknya seorang manusia kita saja, Tuhan ( baca Allah SWT ) sudah mengajarkan agar kita harus terus bekerja keras dan pantang menyerah untuk mencapai sebuah hal yang kita inginkan. tidak peduli berapa banyak saingan kita, tidak peduli seberapa berat hambatan yang akan kita lalui...yang penting kita tetap terus pantang menyerah untuk menjadi seorang yg terbaik dan menjadi seorang pemenang.......
Kenapa sekarang tidak kita ulangi sekali lagi kemenangan tersebut untuk menggapai segala cita2 kita....!!!!

lt's all yours, cause You are the champion


Rabu, 20 Februari 2008

Di Lelang: KEJUJURAN, Penawar Tertinggi: HATI NURANI


Di sebuah balai lelang ada benda seni yang di tawarkan teramat sangat mahal, saking mahalnya, benda ini selalu diselimuti penutup beludru yang gelap dan dipasangi alarm, walaupun disimpan secara mencolok, anehnya tak pernah ada peserta auction yang memberikan bid, benda berharga ini teronggok begitu saja di lorong yang sepi...

Pemilik balai lelang tak kekurangan akal, lalu diselenggarakan sesi lelang khusus untuk produk ini, di iklankan di media secara besar2an, mendatangkan bintang tamu khusus sebagai juru lelang. Efek marketing bekerja, pengunjung penuh sesak hingga banyak yang rela berdiri, semua tak sabar menunggu lelang spektakuler ini dibuka.

Lalu sang juru lelang mulai membuka bid; 10, 20, 30, 40, 40 sampai terhitung 99 digit unlimited, sampai juru lelang kewalahan, dan untuk mencegah hal2 yang tidak diinginkan seluruh bidder di minta menulis harga penawarannya di secarik kertas dalam amplop tertutup.

3 jam berlalu, sessi lelangpun selesai, hari menjelang siang, satu persatu amplop dibuka, sambil menunggu rekapitulasi bidding, kain penutup produk spektakuler ini dibuka, ternyata....

KOSONG MELOMPONG, hanya sebuah benda hitam tak jelas bentuk rupanya, peserta yang sudah kadung termakan harga diri tak ambil peduli, sama seperti mayoritas pencinta karya seni abstrak dkadang juga bingung dengan makna apresiasi seni, kecuali demi harga diri, di sessi lelang kotak kosong yang hitam kelam ini juga sama, para peserta juga saling berdecak kagum; inilah benda paling spektakuler di dunia, ketidakjelasan adalah seni dan komoditas termahal, guman para peserta.

Bidder yang menuliskan angka 99 digit unlimited mulai sesumbar ke forum, saya pasti pemenangnya, tapi peserta lain berkata, lihat saja rekap yang akan di umumkan juru lelang sebentar lagi katanya.

Tetapi pengumuman lelang tak jua di mulai, apa sebab? Ternyata di balik layar, di kantor sekretariat lelang, ada sebuah amplop yang membuat semua panitia lelang terhenyak, bukan karena angka penawarannya melebihi 99 digit unlimited, tapi sebuah tulisan sebagai berikut:

Aku ingin membeli barang seni yang kalian tutupi selama ini. Andai semua orang tahu apa sebenarnya benda ini, maka benda ini tak akan menarik siapapun. Karena benda ini akan membuat pemiliknya harus berani bersikap apa adanya. Karena benda ini akan membuat pemiliknya harus melepas topeng di wajahnya , karena benda ini akan menguji daya tahan menghadapi cobaan hidup bagi pemiliknya.

Tapi aku membutuhkan benda ini, karena benda ini teramat sangat langka, seperti iklan balai lelang ini. Langka tapi tak menarik minat siapapun, andai mereka tahu benda ini apa. Aku tawar dengan harga tertinggi: hargaku senilai kata hatiku dari lubuk hati yang terdalam, hargaku seluas samudera kebenaran, hargaku senilai sejuta ketulusan dan keikhlasan hati.

Sekian
Nama penawar: Hati Nurani
Alamat: Lubuk Hati Terdalam
Kota: Pada diri dan jiwa manusia

Semoga anda bisa memaknai dan merenungkan kisah imajinasi saya ini....Semoga anda tidak perlu membeli kejujuran dengan mahal walau memang saat ini harganya sangat mahal walau untuk membelinya sangat mudah, cukup menawar dengan hati nurani anda saja.


Wassalam
Deni Danasenjaya

Senin, 18 Februari 2008

Tambang Intan Ali Hafed


Tidak jauh dari Sungai Indus, pada suatu masa hiduplah seorang petani Persia bernama Ali Hafed, yang memiliki tanah luas dengan kebun buah, ladang gandum,dan taman. Dia adalah orang kaya yang puas dengan hidupnya.Pada suatu hari dia dikunjungi oleh seorang pendeta tua, seorang arif bijaksana dari timur. Pendeta ini duduk dekat api dan menceritakan kepada Ali Hafed bagaimana dunia kita diciptakan.

Dia mengatakan bahwa Tuhan yang Maha kuasa menusukkan jarinya ke kabut dan perlahan-lahan menggerakannya berputar-putar, meningkatkan kecepatan sampai berangsur-angsur kabut berubah menjadi bola api.

Kemudian, bola api itu berputar melalui alam semesta, membakar lapisan kabut kosmis dan memadatkan cairannya sampai jatuh sebagai hujan pada permukaannya,yang mendinginkan kerak luarnya. Setelah gumpalan yang meleleh itu meletus dan dengan cepat mendingin, terjadilah batu karang. Yang mendingin kurang cepat menjadi perak. Yang lebih lambat lagi menjadi emas. "Dan intan," kata pendetatua, "intan adalah tetes-tetes sinar matahari yang menjadi padat."

Dengan menyatakan bahwa intan adalah barang tambang ciptaan Tuhan yang paling tinggi tingkatannya, Pendeta mengatakan bahwa sebungkal intan sebesar ibu jari AliHafed bisa membeli sebuah kota. Seandainya Ali Hafed memiliki tambang intan, dia bisa menempatkan semua anaknya di atas singgasana di kerajaan-kerajaan diseluruh dunia.

Ali Hafed pergi ke tempat tidur sebagai orang miskin, miskin karena dia tidak puas dan tidak puas karena merasa dirinya miskin. "Saya ingin sebuah tambang intan," dia berkata berulang-ulang kepada dirinya sepanjang malam dengan mata tidak bisa dipicingkan.

Dia membangunkan Pendeta pada pagi berikutnya. "Maukah Anda memberitahu saya dimana saya bisa menemukan intan?""Saya ingin menjadi kaya raya." jawab Ali Hafed terus terang.

"Kalau begitu pergilah mencarinya, hanya itu yang harus Anda lakukan," Pendeta menasihatkan."Tetapi saya tidak tahu harus pergi ke mana," Ali Hafed memohon.

Baiklah," kata Pendeta, "kalau Anda melihat sungai yang mengalir di atas pasirputih di antara gunung-gunung yang tinggi, Anda akan selalu menemukan intan didalam pasir itu.""Saya tidak percaya sungai seperti itu ada," Ali Hafed menantang.

"Tentu saja ada, banyak yang seperti itu," kata Pendeta, "Yang harus Anda lakukan hanyalah menemukannya."Ali Hafed pergi ke jendela dan melihat ke luar. Pandangannya tertuju kepegunungan yang membatasi ladangnya. "Saya percaya kepada Anda. Saya akanpergi!" dia membulatkan tekad.

Dia menjual ladangnya dan mengumpulkan uangnya. Setelah menyerahkan keluarganya agar dijaga oleh tetangganya, dia pergi mencari intan, dimulai dari pegunungan yang paling dekat. Kemudian dia mencari ke Palestina. Akhirnya dia mengembara ke Eropa. Setelah uangnya yang terakhir dibelanjakan, dia berdiri dengan pakaian compang-camping di Teluk Barcelona, Spanyol, memandang ombak yang datang bergulung-gulung.

Tak lama kemudian, laku-laki yang tidak mempunyai uang dan sengsara tanpa harapan ini menghamburkan dirinya ke air pasang dan terbenam dilaut, tidak pernah muncul lagi.


Tapi cerita yang sebenarnya baru dimulai di sini.

Pada suatu hari, orang yang membeli ladang Ali Hafed menuntun untanya ke kebun untuk minum.Ketika unta tersebut meminum air kali yang jernih, pemilik tanah bekas milik Ali Hafed memperhatikan adanya kilatan aneh di dasar kali dangkal yang putih pasirnya. Dia memasukkan tangannya ke dalam air, mengambil sebungkal batu dengan mata jernih yang memantulkan semua warna pelangi. Batu yang aneh itu dibawanya ke rumah, diletakkan di atas perapian, dan dia kembali kepekerjaannya.

Beberapa hari kemudian, dia dikunjungi oleh si pendeta tua. Pada saat si pendeta melihat kilatan di atas perapian, dia segera menghampirinya.

"Ada intan disini!" dia berseru. "Intan! Apakah Ali Hafed sudah kembali?"

"Tidak, dia belum kembali dan itu bukan intan." pemilik kebun yang baru menjawab. "Itu hanya batu dari kebun.""Tetapi saya tahu itu intan." Pendeta bersikeras "Dan saya berani mengatakan bahwa ini adalah intan yang indah sekali."

Bersama-sama mereka pergi ke kali di kebun. Mereka mengaduk-aduk pasir dengan jari, dan menemukan lebih banyak batu yang lebih indah dan lebih berharga daripada yang pertama. Dan itulah saat ditemukannya tambang intan Golcanda,tambang intan terbesar di dunia.

Renungan : ( Seandainya ada kisah yang mengandung moral yang lebih kuat, saya belum menemukannya. Mungkin Anda sudah mengembangkan kearifan untuk mengetahui bahwa intan yang Anda cari-cari sebenarnya sedang menunggu di halaman belakang Anda sendiri, dalam diri Anda sendiri, tempat rasa akan nilai dan harga diri Anda terpendam)


Djodi

Minggu, 17 Februari 2008

Rapat Pengurus PWS Medan 17 Feb. 2008

Small is Beautiful , demikian pepatah bijak mengatakan.

Walau dengan perwakilan 8 ( delapan ) orang anggota pengurus , Paguyuban Wargi Sunda – Medan menelurkan konsep kegiatan organisasi pada rapat pengurus PWS yang digelar pada Hari Minggu , 17 Februari 2008 mulai pk. 20.00 Wib. Di kediaman Rumah Ketua Umum Kang Dani Kustoni dibilangan Tasbi ( Taman Setia Budi ) Medan.


Tentu bisa dimaklumi kesibukan anggota pengurus lainnya , apalagi yang masih bertugas di luar kota. Namun pada prinsipnya kami yakin anggota lainnya mendukung program ini.


Kang Asep Syarifudin , Kang Wawan dan Kang Dani


Seperti yang diutarakan Kang Dani tadi malam , visi yang akan dicapai adalah pembenahan internal organisasi dalam bentuk :

1. Mengenalkan eksistensi PWS – Medan kepada masyarakat Medan melalui kegiatan karya nyata berupa aktivitas sosial seperti pengobatan gratis dan khitanan massal bagi masyarakat.

2. Dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan terbentuknya pengurus yang solid sesuai dengan bidang masing – masing , serta berkumpulnya seluruh anggota dan pengurus PWS dengan anggota masyarakat yang terkait dengan kegiatan diatas.


Kang Dede , Kang Aseo Yudi , Kang Asep Sy dan Kang Wawan

Dengan begitu diharapkan akan makin jelas platform organisasi yang paling fit buat PWS Medan.

Teh Nina dan Kang Ade

Khusus bagi rencana kegiatan pertama secara detail telah dibahas teknis pelaksanaannya seperti sasaran / target masyarakat yang akan dibantu , tempat dan prasarana kegiatan , serta pihak - pihak terkait yang terlibat didalamnya.


Kang Dani , Kang Djodi , dan Teh Nina

Pada kesempatan rapat tadi malam dibahas juga beberapa point kegiatan internal organisasi seperti :

1. Up dating data seluruh anggota PWS untuk wilayah Sumatra Utara.
2. Rencana pembuatan kartu anggota PWS.
3. Rencana finalisasi percetakan kalender PWS.


Contoh Kartu anggota PWS


Khusus untuk point kegiatan – kegiatan diatas kepastian tanggal pelaksanaan akan diinformasikan menyusul , sebagai gambaran Kang Dani memberikan ilustrasi akan dilaksanakan sekitar akhir bulan Maret .

Bagi anggota pengurus atau pembaca lain yang punya ide dan masukan , silahkan tulis ke
adindagolid@yahoo.com

Rapat dihadiri oleh :
Kang Dani Kustoni
Kang Asep Yudi
Kang Ade Herdiat
Kang Djodi
Kang Dede
Kang Wawan
Kang Asep Syarifudin
Teh Nina Hussein.

Sabtu, 16 Februari 2008

Pencuri Lumbung

Suatu ketika, tinggallah sebuah keluarga kaya. Keluarga itu, terdiri dariorangtua, dan kedua anak laki-lakinya. Kekayaan mereka sangatlah berlimpah.Lumbung mereka, penuh dengan tumpukan padi dan gandum. Ladang mereka luas,lengkap dengan ratusan hewan ternak.
Namun, pada suatu malam, ada pencuri yang datang ke lumbung mereka. Sebagianbesar padi yang baru di tuai, lenyap tak berbekas. Tak ada yang tahu siapa pencuri itu. Kejadian itu terus berulang, hingga beberapa malam berikutnya.

Akan tetapi, tak ada yang mampu menangkap pencurinya.

Sang tuan rumah tentu berang dengan hal ini. "Pencuri terkutuk!!, akankuikat dia kalau sampai kutangkap dengan tanganku sendiri." Begitu teriaksang tuan rumah. "Aku akan menangkap sendiri, biar rasakan pembalasanku."

Kedua anaknya, mulai ikut bicara. "Ayah, biarlah kami saja yang menangkap pencuri itu. Kami sudah cukup mampu melawannya. Kami sudah cukup besar,tentu, pencuri-pencuri itu akan takluk di tangan kami. "Ijinkan kami menangkapnya Ayah!"

Tak disangka, sang Ayah berpendapat lain. "Jangan. Kalian masih muda dan belum berpengalaman. Kalian masih belum mampu melawan mereka. Lihat tangan kalian, masih tak cukup kuat untuk menahan pukulan. Ilmu silat kalian masih sedikit. Kalian lebih baik tinggal saja di rumah. Biar aku saja yang menangkap mereka." Mendengar perintah itu, kedua anaknya hanya mampu terdiam.

Penjagaan memang diperketat, namun, tetap saja keluarga itu kecurian. Sang Ayah masih saja belum mampu menangkap pencurinya. Malah, kini hewan ternak yang mulai di ambil. Ia sangat putus asa dengan hal ini. Dengan berat hati,di datangilah Kepala Desa untuk minta petunjuk tentang masalah yang dialaminya.

Diceritakannya semua kejadian pencurian itu.Kepala Desa mendengarkan dengan cermat. Ia hanya berkata, "Mengapa tak biarkan kedua anakmu yang menjaga lumbung? Mengapa kau biarkan semua keinginan mereka tak kau penuhi? Ketahuilah, wahai orang yang sombong,sesungguhnya, engkau adalah "pencuri" harapan-harapan anakmu itu. Engkau tak lebih baik dari pencuri-pencuri hartamu. Sebab, engkau tak hanya mencuri harta, tapi juga mencuri impian-impian, dan semua kemampuan anak-anakmu.Biarkan mereka yang menjaganya, dan kau cukup sebagai pengawas."

Mendengar kata-kata itu, sang Ayah mulai sadar. Pada esok malam,diijinkanlah kedua anaknya untuk ikut menjaga lumbung. Dan tak berapa malam kemudian, ditangkaplah pencuri-pencuri itu, yang ternyata adalah penjaga lumbung mereka sendiri.

Teman, pernahkan Anda bertanya kepada anak kecil tentang cita-cita danharapan mereka? Ya, bisa jadi kita akan mendapat beragam jawaban. Suatu ketika mereka akan menjadi pilot, dan ketika lain mereka memilih untukmenjadi dokter. Suatu saat mereka akan mengatakan ingin bisa terbang, dan saat lain berteriak ingin dapat berenang seperti ikan. Walaupun pada akhirnya kita tahu hanya ada satu jawaban kelak, namun, pantaskah jika kita melarang mereka semua untuk punya harapan dan impian?

Begitulah, seperti halnya dalam cerita diatas, ada banyak pencuri-pencuri impian yang berkeliaran di sekitar kita. Mereka, mencuri semua impian, dan merampas harapan-harapan yang kita lambungkan. Mereka, selalu menghadang setiap langkah kita untuk mencapai tujuan-tujuan hidup.

Bisa jadi, pencuri-pencuri itu bisa hadir dalam bentuk orangtua, teman,saudara, atau bahkan rekan kerja. Namun, yang sering terjadi adalah, kita sendirilah pencuri harapan dan impian itu. Kita sendirilah pencuri yang paling besar menghadang setiap langkah. Kita sering temukan dalam diri,perasaan takut, ragu, dan bimbang dalam melangkah.

Terlalu sering kita mendengarkan suara kecil yang mengatakan, "Saya tidak bisa, saya tidak mampu." Atau, sering kita berucap, "Sepertinya, saya tak akan mungkin mengatasinya." "jangan, jangan lakukan ini sekarang, lakukan ini nanti saja.Terus seperti itu.

Kegagalan, sering kita jadikan peniadaan dalam melangkah.

Namun, teman, seringkali bisa keliru. Kegagalan, adalah sebuah cara Allah SWT untuk menunjukkan kepada kita tentang arti kesungguhan. Kegagalan, adalah pertanda tentang sebuah usaha yang tak akan berakhir.

Kegagalan, adalah sebuah pelajaran tentang bagaimana meraih semua harapan yang terlewat.Memang, tak ada kesuksesan yang diraih dalam semalam. Karena itu, yakinlah,dengan kesabaran kita akan dapat meraih semua harapan dan impian.

Maka,yakinlah dengan semua impian kita. Jika kita mampu, dan nurani kita mengatakan setuju, jangan biarkan orang lain mencuri impian itu--terutama oleh diri kita sendiri.

Dan teman, jangan jadikan diri kita pencuri-pencuri impian orang lain.Yakinlah dengan itu semua, sebab Allah SWT selalu akan bersama kita.

Si Kikir Dan Malaikat Maut


Setelah bekerja keras, berdagang dan menjadi rentenir, si kikir telah menumpuk harta, tiga ratus ribu dinar. Ia memiliki tanah luas, beberapa gedung, dan segala macam harta benda. Kemudian ia memutuskan untuk beristirahat selama satu tahun, hidup nyaman, dan kemudian menentukan tentang masa depannya.

Tetapi, segera setelah ia berhenti mengumpulkan uang, Malaikat Maut muncul di hadapannya untuk mencabut nyawanya.

Si kikir pun berusaha dengan segala daya upaya agar Malaikat Maut itu tidak jadi menjalankan tugasnya. Si kikir berkata, "Bantulah aku, barang tiga hari saja. Maka aku akan memberimu sepertiga hartaku."

Malaikat Maut menolak, dan mulai menarik nyawa si kikir. Kemudian si kikir memohon lagi, "Jika engkau membolehkan aku tinggal dua hari saja, akan kuberi engkau dua ratus ribu dinar dari gudangku."

Tetapi Malaikat Maut pantang menyerah dan tak mau mendengarkannya. Bahkan ia menolak memberi tambahan satu hari demi tiga ratus ribu dinar dari si Kikir.

Akhirnya si kikir menulis berkata, "Kalau begitu, tolong beri aku waktu untuk menulis sebentar."

Kali ini Malaikat Maut mengijinkannya, dan si kikir menulis dengan darahnya sendiri:

"Wahai manusia, manfaatkanlah hidupmu. Aku tidak dapat membelinya dengan tiga ratus ribu dinar. Pastikan engkau menyadari nilai dari waktu yang engkau miliki."

Jumat, 15 Februari 2008

Ayahku Penjual "Martabak Telur"


Ada seorang pria tua menjual martabak telur dipinggir jalan kota Medan, banyak para pembeli mengatakan bahwa martabak telur yang dijualnya sangat enak. Dia membuat sebuah papan iklan yang mempromosikan bagaimana enaknya rasa martabak telur yang dia jual, dia berdiri dipinggir jalan raya dan berteriak "bapak..ibu...belilah martabak telurku ini"...sambil memelas-melas kepada setiap orang yang hilir mudik disepanjang jalan itu.

Kemudian orang-orangpun berdatangan membeli martabak telurnya. Karena banyak yang terjual maka laki-laki tua itu meningkatkan pembelian daging dan menteganya. Dia membeli kompor yang lebih besar sehingga dapat memenuhi kebutuhan pelanggan-pelanggannya. Untuk meningkatkan usahanya dia meminta anaknya yang lulusan dari perguruan tinggi swasta ternama di Yogyakarta untuk membantunya dalam menjalankan bisnis keluarga. Walaupun dari universitas ternama selama setahun sang anak ini mencari pekerjaan dari satu kantor ke kantor lain namun selalu tidak pernah diterima untuk bekerja.

Ketika ayah dan ibunya bertanya tentang hal itu dia selalu menjawab bahwa mencari pekerjaan sekarang ini sulit untuk didapat karena perekonomi Indonesia saat ini sedang memburuk. Sebenarnya dia gengsi ketika mendapat panggilan dari ayahnya untuk pulang ke Medan membantu bisnis ayahnya yaitu "menjual martabak telur" dipinggir jalan. Tetapi karena ayahnya memanggil untuk pulang kampung dan merasa dirinya menjadi anak yang shaleh, diapun beberapa kali datang ke Medan. Sang anak menganalisis semua aspek-aspek bisnis yang ada baik yang makro maupun yang mikro.

Setelah selesai menganalisis lalu sang anak berkata "Ayah.. apa ayah tidak melihat berita di TV atau membaca di koran mengenai apa yang sedang terjadi ?? Apakah ayah tidak menyadari bahwa Indonesia saat ini dalam kondisi krisis moneter ? lihat saja ayah.. harga kebutuhan pokok pada naik, minyak tanah sulit didapat, palagi gas dan harga bahan bakar minyak (BBM) untuk kenderaan naik hampir dua kali lipat, lalu listrik sering-sering padam terus kenaikan tarif listrik meningkat 90 persen, ditambah lagi perekonomian jepang sedang tidak stabil.

Pasti hal itu berdampak buruk dan akan mempengaruhi bisnis martabak kita ini. Kalau keadaan ekonomi memburuk,orang-orang akan mengurangi pengeluarannya untuk membeli. martabak telur ayah dan pasti akan mengalami penurunan penjualan. Ayah harus mengurangi berbagai high cost agar martabak telur yang ayah buat ini tidak terlalu mahal untuk dijual !!!.

Sang ayahpun berpikir sambil berjalan bolak-balik kesana-kemari " terngiang-ngiang didalam fikirannya bahwa anakku ini adalah anak yang pintar dia lulusan dari universitas ternama maka dia pasti mengerti apa yang aku rencanakan. Kemudian sang ayah mulai mengurangi pembelian daging dan rotinya, menurunkan papan promosinya dan tidak lagi berdiri dipinggir jalan untuk menawarkan martabak telurnya.

Penjualanpun menurun dalam waktu cepat, iapun berkata sambil menangis terisak-isak kamu benar anakku kita memang dalam masa krisis moneter dan resesi yang serius, kita harus bersabar karena sabar dan rendah hati adalah kunci dari keberhasilan"

Succes is my right.. silakan E-mail ini kirimkan ke banyak orang.

Regards,
Eddy Miraddy
member of PWS Medan

Selasa, 12 Februari 2008

Sinar Cahaya Ayat Qursi


Dalam sebuah hadis, ada menyebut perihal seekor syaitan yang duduk di atas pintu rumah. Tugasnya ialah untuk menanam keraguan di hati suami terhadap kesetiaan isteri di rumah dan keraguan di hati isteri terhadap kejujuran suami di luar rumah. Sebab itulah Rasulullah tidak akan masuk rumah sehingga Baginda mendengar jawaban salam dari isterinya. Di saat itu syaitan akan lari bersama-sama dengan salam itu.

Hikmat Ayat Al-Kursi mengikut Hadis-hadis:

Barang siapa membaca ayat Al-Kursi bila berbaring di tempat tidurnya, Allah SWT mewakilkan dua orang Malaikat memeliharanya hingga subuh.

Barang siapa membaca ayat Al-Kursi di akhir setiap sembahyang Fardhu, dia akan berada dalam lindungan Allah SWT hingga sembahyang yang lain.

Barang siapa membaca ayat Al-Kursi di akhir tiap sembahyang, dia akan masuk syurga dan barang siapa membacanya ketika hendak tidur, Allah SWT akan memelihara rumahnya dan rumah-rumah disekitarnya.

Barang siapa membaca ayat Al-Kursi di akhir tiap-tiap shalat fardhu, Allah SWT menganugerahkan ia setiap hati orang yang bersyukur, setiap perbuatan orang yang benar, pahala nabi2, serta Allah melimpahkan rahmat padanya.

Barang siapa membaca ayat Al-Kursi sebelum keluar rumahnya, maka Allah SWT mengutuskan 70,000 Malaikat kepadanya -mereka semua memohon keampunan dan mendoakan baginya.

Barang siapa membaca ayat Al-Kursi di akhir sembahyang, Allah SWT akan mengendalikan pengambilan rohnya dan dia adalah seperti orang yang berperang bersama Nabi Allah sehingga mati syahid.

Barang siapa yang membaca ayat Al-Kursi ketika dalam kesempitan niscaya Allah SWT berkenan memberi pertolongan kepadanya.

Dari Abdullah bin 'Amr r.a., Rasulullah S.A.W. bersabda, "Sampaikanlah pesanku biarpun satu ayat...",

"Utamakan SELAMAT dan SEHAT untuk Dunia-mu, utamakan SHOLAT danZAKAT untuk Ak hirat-mu" Subhanallah...

Kiriman dari Djodi