Menu Baru Web PWS Medan

Bergabunglah dengan Paguyuban Wargi Sunda versi FaceBook , dapatkan info PWS terbaru , Jangan lupa DOWNLOAD File berbentuk Powerpoint ( pps ) dari web ini , dan semuanya tentu saja Gratis untuk anggota dan pembaca setia Web PWS - Medan , Haturnuhun
Myspace tweaks at TweakYourPage.com

Jumat, 31 Oktober 2008

Rahasia di Balik Sakit

Sakit menjadi kebaikan bagi seorang muslim jika dia bersabar

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya,

"Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya semua urusannya merupakan kebaikan, dan hal ini tidak terjadi kecuali bagi orang mukmin. Jika dia mendapat kegembiraan, maka dia bersyukur dan itu merupakan kebaikan baginya, dan jika mendapat kesusahan, maka dia bersabar dan ini merupakan kebaikan baginya. (HR. Muslim)

Sakit akan menghapuskan dosa

Ketahuilah wahai saudaraku, penyakit merupakan sebab pengampunan atas kesalahan-kesalahan yang pernah engkau lakukan dengan hati, pendengaran, penglihatan, lisan dan dengan seluruh anggota tubuhmu. Terkadang penyakit itu juga merupakan hukuman dari dosa yang pernah dilakukan.

Sebagaimana firman Allah ta'ala, "Dan apa saja musibah yang menimpamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahan mu)." (QS. asy-Syuura: 30).

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,"Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengannya dosa-dosanya. (HR. Muslim)

Sakit akan Membawa Keselamatan dari Api Neraka

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya," Janganlah kamu mencaci maki penyakit demam, karena sesungguhnya (dengan penyakit itu) Allah akan mengahapuskan dosa-dosa anak Adam sebagaimana tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besi. (HR. Muslim).

Oleh karena itu, tidak boleh bagi seorang mukmin mencaci maki penyakit yang dideritanya, menggerutu, apalagi sampai berburuk sangka pada Allah dengan musibah sakit yang dideritanya. Bergembiralah wahai saudaraku, sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sakit demam itu menjauhkan setiap orang mukmin dari api Neraka." (HR. Al Bazzar, shohih)

Sakit akan mengingatkan hamba atas kelalaiannya

Wahai saudaraku, sesungguhnya di balik penyakit dan musibah akan mengembalikan seorang hamba yang tadinya jauh dari mengingat Allah agar kembali kepada-Nya. Biasanya seseorang yang dalam keadaan sehat wal 'afiat suka tenggelam dalam perbuatan maksiat dan mengikuti hawa nafsunya, dia sibuk dengan urusan dunia dan melalaikan Rabb-nya.

Oleh karena itu, jika Allah mencobanya dengan suatu penyakit atau musibah, dia baru merasakan kelemahan, kehinaan, dan ketidakmampuan di hadapan Rabb-Nya. Dia menjadi ingat atas kelalaiannya selama ini, sehingga ia kembali pada Allah dengan penyesalan dan kepasrahan diri.

Allah ta'ala berfirman yang artinya, "Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (para rasul) kepada umat-umat sebelummu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. (QS. al-An'am: 42) yaitu supaya mereka mau tunduk kepada-Ku, memurnikan ibadah kepada-Ku, dan hanya mencintai-Ku, bukan mencintai selain-Ku, dengan cara taat dan pasrah kepada-Ku. (Tafsir Ibnu Jarir)

Terdapat hikmah yang banyak di balik berbagai musibah

Wahai saudaraku, ketahuilah di balik cobaan berupa penyakit dan berbagai kesulitan lainnya, sesungguhnya di balik itu semua terdapat hikmah yang sangat banyak. Maka perhatikanlah saudaraku nasehat Ibnul Qoyyim rahimahullah berikut ini:

"Andaikata kita bisa menggali hikmah Allah yang terkandung dalam ciptaan dan urusan-Nya, maka tidak kurang dari ribuan hikmah (yang dapat kita gali, -ed). Namun akal kita sangatlah terbatas, pengetahuan kita terlalu sedikit dan ilmu semua makhluk akan sia-sia jika dibandingkan dengan ilmu Allah, sebagaimana sinar lampu yang sia-sia di bawah sinar matahari." (Lihat Do'a dan Wirid, Yazid bin Abdul Qodir Jawas)

Ingatlah saudaraku, cobaan dan penyakit merupakan tanda kecintaan Allah kepada hamba-Nya.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya Allah ta'ala jika mencintai suatu kaum, maka Dia akan memberi mereka cobaan." (HR. Tirmidzi, shohih).

Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami keyakinan dan kesabaran yang akan meringankan segala musibah dunia ini. Amin

Paguyuban Wargi Sunda - Medan
www.pwsmedan.blogspot.com



Kamis, 30 Oktober 2008

CEULEUKEUTEUK

HEUREUY BARUDAK PASANTRÉN.


Kang Mpu (dilandih kitu lantaran patuanganana demplu siga patung Cina) téh tukang azan “resmi” masigit pasantrén.

Anjeuna teu gaduh wargi, janten kulemna di lebet masigit.

Kang Mpu téh galak pisan ka barudak anu balangor, sering nyeuseulan barudak laklak dasar tipopolotot socana.

Barudak jadi “dendam kesumat” harayang males.

Kinten-kinten pukul 10 wengi kang Mpu parantos kulem di juru masigit, mani nyegrék soantena sapertos karéta hideung si Gomar.

Keteyep……keteyep….. barudak arasup ka masigit lalaunan pisan rék nyetél jam masigit.

Kajanarinakeun kang Empu ngahaleuang azan nganggo TOA

Allohu akbar…..Allohu akbar !!!” dst. Dugi ka tamat.

Réngsé azan, mama ajengan sumping ka masigit, namung sanés bade sholat:

“ Naha sia téh geus azan tengah peuting hah?! Ngalindur??”

“Ttttappiii…..pan tos waktosna subuh mama…”

“Subuh nanahain deuleu! Karék ogé pukul satu tengah peuting !”


Abah Téa.

Kang Deddy Setiawan

PT. Krama Yudha Tiga Berlian Motors - Jakarta

Senin, 27 Oktober 2008

Photo meeting PWS dengan Wadan Reskrim Poldasu

Segenap Pengurus PWS berphoto bersama saat meeting dengan Wadan Reserse Poldasu
24 Oktober 2008 di Taipan Restaurant.

ingin lihat lebih detail ? ( Klik pada photo )

CEULEUKEUTEUK

NU SAHA ? (1)

Aki-aki limpeuran tinggaleun padudan jeung bakona di imah anakna nu anyar pangantén.

Harita geus peuting pisan, tapi da karasa haseum, nya kapaksa indit ogé ka imah anakna.

Nepi ka imah anakna, panto geus narutup, si aki teu wanieun keketrok panto.

"Ari ieu damis nu saha ? ", kadéngé sora anakna ti jero kamar.

"Nu akang", minantuna ngajawab.

"Ari ieu lambey nusaha ?"

"Nu akang"

“Ari éta padudan jeung bako nu saha ?"

“Nu aki!!!”, aki ngagorowok ti luar imah.

NU SAHA ? (2)

Si Ibro bobogohan jeung si Imas di astana Cina nu bararesih.

"Kang urang calik di dieu baé nya, di bumi mah seueur gangguan", ceuk si Imas.

"Mangga geulis", ceuk si Ibro reueus ka si Imas anu nganyahokeun kahayangna.

"Ari ieu damis nu saha ? ", kadéngé sora si Ibro mimiti ngarayu.

"Nu akang", si Imas ngajawab rada ganjen.

"Ari ieu lambey nu saha ?"

"Nu akang"

"Ari ieu nu saha ?", si Ibro nanya bari ngusap pingping si Imas.

"Adaaaaa.... ajah !", aya sora ka tilu ti nu poék.

Berebet si Ibro lumpat ninggalkeun si Imas sorangan di astana.

Abah Téa.

Kamis, 23 Oktober 2008

CEULEUKEUTEUK

POSISI SARÉ

Si Amoy keur ngobrol jeung si Onah di buruan.

“Nah, manéh lamun saré kumaha posisina?”

“Biasana mah nyangigir ka katuhu, kitu ceuk hadist nabi ogé”

“Tah lamun kuring mah kumaha waé posisina mah asal ulah telentang”

“ Naha ulah? Éta téh ceuk aturan Budha kitu?”

“Ih lain…..tapi telentang waé ulah….komo deui telen obéng!”

Abah Téa.

Selasa, 21 Oktober 2008

Kisah Si Tikus Desa


Alkisah, ada dua ekor tikus bersahabat. Karena keadaan, yang satu tinggal di desa sedangkan yang lain tinggal di kota. Suatu hari, tikus kota berkunjung ke desa sahabatnya. Oleh tikus desa, tikus kota dibawa keliling desanya, disuguhi makanan terbaik ala desa sambil bercerita,

"
Sahabat, desaku memang sepi tetapi hawanya begitu sejuk dan suasananya damai. Makanan pun tersedia dimana-mana di sepanjang lumbung pak tani. Bagaimana menurut pendapatmu?"

Dengan gaya perkotaannya tikus kota menjawab,

"
Jujur saja sobat, aku sungguh tidak mengerti kenapa kamu betah tinggal di tempat seperti ini. Begitu sepi, dingin, dan seakan-akan tidak ada kehidupan yang berarti. Makanan terbaikmu, rasanya pun juga terlalu hambar bagi lidahku. Sekali waktu datanglah ke kota. Aku akan tunjukkan kepadamu kehidupan yang layak, nikmat, mewah, dan megah. Engkau akan tahu betapa jelek, kotor, dan tidak layaknya tempat tinggalmu ini."

Mendengar cerita tentang kota yang begitu menawan, si tikus desa tertarik untuk ikut ke sana. Setibanya mereka di kota, dengan bangga dibawanya tikus serta berkeliling menikmati indahnya gedung-gedung tinggi, lampu-lampu yang menghiasi sepanjang jalan, keramaian manusia dan kendaraan yang berlalu lalang. Hingga akhirnya mereka sampai ke liang lubang di sebuah rumah mewah kediaman manusia.

"
Ayo masuklah. Memang rumah majikanku besar, indah, dan selalu hangat di dalamnya, berbeda sekali dengan rumah desamu kan?"

Setelah berkeliling, perut pun terasa lapar. Sambil bercakap-cakap, mereka mengendap-endap memasuki ruang makan. Sungguh hebat makanan di atas meja, banyak dan beragam serta memancarkan aroma yang begitu mengundang selera.

Saat hendak menyantap makanan. Tiba-tiba, "gubrak!" terdengar suara daun pintu dibuka dengan kasar disusul dengan teriakan menggelegar dari orang yang datang itu. Tikus kota spontan berbalik arah dan berteriak "
Cepat lari, cepat !" sesegera mungkin mereka pun berlari menyelamatkan diri ke lubang pengaman menghindari caci maki dan kemarahan si penghuni rumah.

Dengan jantung yang masih berdegup kencang karena kaget dan ketakutan, si tikus desa berkata tegas,

"
Aku mau pulang. Seindah dan semegah apapun di kota, di sini bukanlah tempatku. Ternyata desaku yang sepi dan tenang jauh lebih enak untuk tempat tinggalku. Selamat tinggal sahabat."

Dear Akang , teteh Sadayana ,

Pepatah mengatakan "Rumput tetangga lebih hijau dibanding rumput di halaman sendiri." Kadang kita hidup selalu dengan perbandingkan! Melihat orang lain serasa lebih enak, lebih hebat, lebih kaya, lebih indah dibandingkan diri sendiri. Jika kehebatan orang lain menjadi acuan kita, maka tentulah perasaan tidak bahagia yang senantiasa menyelimuti kita.

Seperti saat ini, setelah berlebaran di kampung halaman, biasanya terjadi urbanisasi besar-besaran. Kembali ke kota dan banyak yang membawa serta sanak saudara dan teman untuk mengais rejeki di kota.

Sesungguhnya, jika kaum muda mau menggali potensi yang ada di kampung halaman mereka masing-masing, maka banyak masalah yang akan terpecahkan. Dan banyak prestasi yang bisa diciptakan, desa menjadi maju dan kota tidak perlu pengap karena bertambahnya penduduk yang tidak sesuai dengan perencanaan kota. Sehingga pemerataan pun terjadi. Dengan demikian kehidupan akan selaras penuh keharmonisan.

Nasihat Aa Gym


~> Jika kita memilihara kebencian dan dendam, maka seluruh waktu dan pikiran yang kita miliki akan habis dan kita tidak akan pernah menjadi orang yang produktif.

~> Kekurangan orang lain adalah ladang pahala bagi kita untuk memaafkannya, mendoakannya, memperbaikinya dan menjaga aibnya.

~> Bukan gelar atau jabatan yang menjadi orang menjadi mulia. Jika kualitas pribadi buruk, semua itu hanyalah topeng tanpa wajah.

~> Ciri seorang pemimpin yang baik akan nampak dari kematangan pribadi, buah karya, serta integrasi antara kita dengan perbuatannya.

~> Jika kita belum bisa membagikan harta, kalau kita tidak bisa membagikan kekayaan, maka bagikanlah contoh kebaikan.

~> Jangan pernah menyuruh orang lain sebelum menyuruh diri sendiri, jangan pernah melarang orang lain sebelum melarang diri sendiri.

~> Pastikan kita sudah bersedekah hari ini, baik dengan materi, dengan ilmu, tenaga, atau minimal dengan seyuman yang tulus.

~> Para pembohong akan dipenjara oleh kebohongannya sendiri, orang yang jujur akan menikmati kemerdekaan dalam hidupnya.

~> Bila memiliki banyak harta, kita akan menjaga harta. Namun jika kita memiliki banyak ilmu, maka ilmulah yang akan menjaga kita.

~> Kalo hati kita bersih, tak ada waktu untuk berpikir licik, curang atau dengki sekalipun.

~> Bekerja keras adalah bagian dari fisik, bekerja cerdas merupakan bagian dari otak, sedangkan bekerja ikhlash ialah bagian dari hati.

~> Jadikanlah setiap kritik bahkan penghinaan yang kita terima sebagai jalan untuk memperbaiki diri.

~> Kita tidak pernah tahu kapan kematian akan menjemput kita, tapi kita tahu persis seberapa banyak bekal yang kita miliki untuk menghadapinya.

(sumber:
http://majelisqolbu nsalim.blogspot. com/2008/ 09/nasihat- aa-gym.html)

CEULEUKEUTEUK


Kaduhung

BASA aya pertandingan maenbal antara Persib jeung PSMS, hiji oknum suporter Persib katohyan maledog salasaurang pamaen ti PSMS. Atuh harita keneh, si oknum teh ditewak ku pulisi.
Di kantor pulisi, si oknum tea dipariksa kalawan gemet.

"Saleresna mah abdi teh ngaraos kaduhung, Pa," ceuk si oknum tea mani lumengis.
"Alus, ari ngarasa kaduhung mah," ceuk pulisi nu mariksa si oknum tea. “Jadi, maneh teh enya-enya sadar, nya, yen lampah maneh kitu teh lain lampah anu matak pikapujieun?"

"Eh, sanes kitu, Pa. Abdi mah ngaraos kaduhung soteh pedah eta we... anu dianggo maledog teh beut sapatu anu abdi. Padahal eta teh sapatu weuteuh, Pa!"

Abah Téa

Senin, 20 Oktober 2008

Jika Dokter Mengatakan "Tidak Ada Harapan"


Di rumah bercat putih itu saya diundang oleh satu keluarga. Ibu dari pemilik rumah itu cukup ramah. Hari itu kehadiran saya untuk memenuhi undangan tasyakuran. Sambil menunggu tamu lainnya datang saya mendengarkan penuturan sang ibu.

Katanya sejak setahun yang lalu suaminya terbaring koma dirumah sakit. hampir seminggu dua kali dirinya dan putrinya selalu menjenguk kondisi suaminya tidak berubah.

Kesembuhan suaminya kata dokter,
"tidak ada harapan." Bahkan sang dokterpun sudah menyerah. selalu saja sang ibu menyakini "Alloh alMusta'an." (Allohlah tempat meminta pertolongan) .

Sampai suatu hari ditengah kunjungannya melihat posisi tidur suaminya mulai berubah. tanda-tanda tersadar nampak dari gerakan. terbuka kelopak matanya membuat derai airmatanya bercururan. akhirnya alat bantu pernapasannya juga dicopotnya. Dokter terheran bagaiamana mungkin ini bisa terjadi.

"
Doa apa yang ibu mohonkan untuk kesembuhan bapak?" tanya saya.

"
Saya pergi mengunjungi rumah anak yatim, membantu dan mengurus orang tuanya yang janda sedang sakit dengan tujuan bertaqarrub kepada Alloh. supaya Alloh SWT memberikan kesembuhan kepada suami saya." Jawabnya.

Dengan mata yang berkaca-kaca, ibu itu mengatakan, "
Alloh tidak menyia-nyiakan harapan dan doa saya."

Dari cerita itu saya memahami bahwa ibadah sholat, doa, dan
mengeluarkan shodaqoh dan bertaqarrub kepada Alloh dengan kita
membantu orang lain yang sedang kesusahan.Maka Alloh SWT akan
menyelesaikan masalah kita sebab hanya Allohlah sang penolong kita.

"
Dan apabila hamba-hamba- Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS Al Baqarah
2:186).


sumber, http://agussyafii. blogspot. com

Kamis, 16 Oktober 2008

Hikayat Batu dan Pohon Ara


Alkisah pada suatu saat di sebuah negeri di timur tengah sana. Seorang saudagar yang sangat kaya raya tengah mengadakan perjalanan bersama kafilahnya. Di antara debu dan bebatuan, derik kereta diselingi dengus kuda terdengar bergantian. Sesekali terdengar lecutan cambuk sais di udara.

Tepat di tengah rombongan itu tampaklah pria berjanggut, berkain panjang dan bersorban ditemani seorang anak usia belasan tahun. Kedua berpakaian indah menawan.

Dialah sang Saudagar bersama anak semata wayangnya. Mereka duduk pada sebuah kereta yang mewah berhiaskan kayu gofir dan permata yaspis. Semerbak harum bau mur tersebar di mana-mana. Sungguh kereta yang mahal.
Iring-iringan barang, orang dan hewan yang panjang itu berjalan perlahan, dalam kawalan ketat para pengawal. Rombongan itu bergerak terus hingga pada suatu saat mereka di sebuah tanah lapang berpasir.

Bebatuan tampak diletakkan teratur di beberapa tempat. Pemandangan ini menarik bagi sang anak sehingga ia merasa perlu untuk bertanya pada ayahnya.


"Bapa, mengapa tampak olehku bebatuan dengan teratur di sekitar daerah ini. Apakah gerangan semua itu ?"


"Baik pengamatanmu, anakku," jawab Ayahnya, "bagi orang biasa itu hanyalah batu, tetapi bagi mereka yang memiliki hikmat, semua itu akan tampak berbeda".


"Apakah yang dilihat oleh kaum cerdik cendikia itu, Bapa?, tanya anaknya kembali.

"Mereka akan melihat itu sebagai mutiara hikmat yang tersebar, memang hikmat berseru-seru di pinggir jalan, mengundang orang untuk singgah, tetapi sedikit dari kita yang menggubris ajakan itu."


"Apakah Bapa akan menjelaskan perkara itu padaku?"


"Tentu buah hatiku", sahut Sang Saudagar sambil mengelus kepala anaknya.

"Dahulu, ketika aku masih belia, hal inipun menjadi pertanyaan di hatiku. Dan kakekmu, menerangkan perkara yang sama, seperti saat ini aku menjelaskan kepadamu. Pandanglah batu-batu itu dengan seksama. Di balik batu itu ada sebuah kehidupan. Masing-masing batu yang tampak olehmu sebenarnya sedang menindih sebuah biji pohon ara."


"Tidakkah benih pohon ara itu akan mati karena tertindih batu sebesar itu Bapa?"


"Tidak anakku. Sepintas lalu memang batu itu tampak sebagai beban yang akan mematikan benih pohon ara. Tetapi justru batu yang besar itulah yang membuat pohon ara itu sanggup bertahan hidup dan berkembang sebesar yang kau lihat di tepi jalan kemarin."


"Bilakah hal itu terjadi bapa?"

"Batu yang besar itu sengaja diletakkan oleh penanamnya menindih benih pohon ara. Mereka melakukan itu sehingga benih itu tersembunyi terhadap hembusan angin dan dari mata segala hewan. Sampai beberapa waktu kemudian benih itu akan berakar, semakin banyak dan semakin kuat. Walau tidak tampak kehidupan di atas permukaannya, tetapi di bawah, akarnya terus menjalar.

Setelah dirasa cukup barulah tunasnya akan muncul perlahan. Pohon ara itu akan tumbuh semakin besar dan kuat hingga akhirnya akan sanggup menggulingkan batu yang menindihnya.

Demikianlah pohon ara itu hidup. Dan hampir di setiap pohon ara akan kau temui, sebuah batu, seolah menjadi peringatan bahwa batu yang pernah menindih benih pohon ara itu tidak akan membinasakannya. Selanjutnya benih itu menjadi pohon besar yang mampu menaungi segala mahluk yang berlindung dari terik matahari yang membakar."


"Apakah itu semua tentang kehidupan ini Bapa?" tanya anaknya.

Sang Saudagar menatap anaknya lekat-lekat sambil tersenyum, kemudian meneruskan penjelasannya.


"Benar anakku. Jika suatu saat engkau di dalam masa-masa hidupmu, merasakan terhimpit suatu beban yang sangat berat ingatlah pelajaran tentang batu dan pohon ara itu. Segala kesulitan yang menindihmu, sebenarnya merupakan sebuah kesempatan bagimu untuk berakar, semakin kuat, bertumbuh dan akhirnya tampil sebagai pemenang.

Camkanlah, belum ada hingga saat ini benih pohon ara yang tertindih mati oleh bebatuan itu, Jadi jika benih pohon ara yang demikian kecil saja diberikan kekuatan oleh Sang Khalik untuk dapat menyingkirkan batu di atasnya, bagaimana dengan kita ini.

Dan Yang Maha
Perkasa itu bahkan sudah menanamkan keilahian-Nya pada diri-diri kita. Dan menjadikan kita, manusia ini jauh melebihi segala mahluk di muka bumi ini. Perhatikanlah kata-kata ini anakku.

Pahatkan pada hatimu, sehingga engkau menjdi bijak dan tidak dipermainkan oleh hidup ini. Karena memang kita ditakdirkan menjadi tuan atas hidup kita.


Paguyuban Wargi Sunda - Medan
www.pwsmedan.blogspot.com

CEULEUKEUTEUK


GAJIH GURU.

Kuring saparakanca keur jalan-jalan di pakampungan, maksudna mah rek nganjang ka hiji imah akina salah saurang bentang kampus. Tepi ka imah nu dijugjug, tuluy dititah asup ku si mojang geulis. Kuring dariuk dipalupuh imah panggung eta bari ngareureuhkeun awak baka ku cape tas cross country. Si mojang mah sup wae ka jero sigana mah rek nyieun cai keur nyuguhan. Teu lila, jol aki-aki cetuk huis bari dikondang iteuk ti jero. Bajuna geus leuseuh tapi beresih. Jangotna geus ngeplak bodas, tapi carang. Huntuna geus ompong. Solongkrong kabehan nyolongkrong sasalaman ka si aki.

Assalamu’alaikum aki…!” ceuk kuring kabehan.

Wa ayaikum sayam!” (abong geus ompong kabeh huntuna!).

Timana cea ujang teh?” cenah nanya.

"Ti Bandung aki!” ceuk kuring deui.

Kuliah maraneh teh meureun nya?” si aki nanya ka kabehan.

Muhun aki, abdi sareng ieu mah di ITB!”, waler si Atep bari nunjuk ka si David.

Heueuh, alus jalu…!, ari hidep?” ceuk si aki bari neuteup ka kuring.

Abdi sareng nu tiluan ieu mah di IKIP ki!” ceuk kuring teu eleh geleng.

Gehel teh, si Aki kalah ngajawab,

Heueuh, sing sabar wae ujang…guru mah gajihna teu sabaraha. Jeung sangsara jaba loba anu TBC

Si Atep jeung si David meuni nyakakak! (Gelo siah, ceuk kuring dina jero hate!)


Abah Téa

Selasa, 14 Oktober 2008

CEULEUKEUTEUK

Surat Ti Nini


Aya nini-nini indit ka kantor pos rek ngirim surat ka incuna.

Kulantaran bingung Si Nini ngadeukeutan salah sahiji petugas loket.


Aya nu tiasa di bantos Ni?”
”Aya Cep, Nini rek ngirim surat ka incu nini, naha di dieu aya perangkona?”
”Nya aya lah, piraku nya aya dong. Teras naon deui Ni?”
”Punten we atuh sakalian pangnuliskeun alamatna dina amplop”

Mangga Ni ku abdi engke dipangnyeratkeun alamatna. Naon deui Ni?”
”Cing pangnuliskeun suratna sakalian da nini mah teu bisa nulis”


Tret petugas teh nulis surat 2 folio bari di dikte ku Si Nini.
Geus anggeus nulis, surat dibikeun ka Si Nini supaya dibaca heula.


Mangga di aos heula N bilih lepat”

Punteun Cep tambahan saeutik deui di handapna”

“Tambihan naon Ni?”

“Tulis nya : N.B. Incu, hampura Nini nya, tulisan Nini teh goreng”
!!!%$#&()*&@!????”

Abah Téa

Senin, 13 Oktober 2008

CEULEUKEUTEUK


JAGOAN BASKET

Si Mardud katelah jago basket di kampung Tadah Acay.

Hiji isuk manéhna katingali keur jogging di trotoar jalan.

Palebah perumahan elite The Wang manéhna ningali jelema réa anu keur nonton imah kahuruan.

Kahuruanana palebah lantai 1 jeung 2.

Dina jandéla lantai 3 aya nini-nini anu keur ceurik bari mamangku ucing Parsi.

Si Mardud ngagorowok :


"Héy nini, alungkeun ucingna kadieu !"

"Ulah ! Luhur teuing !"

"Teu nanaon, kuring biasa nangkep bola basket !"

"Heug atuh ari kitu mah ! ", si ucing diciuman bangun deudeuh, tuluy dialungkeun.

Deregdeg si Mardud lumpat rék nampanan ucing...........

Kep katangkep ngan ku sabeulah leungeun...............

Lumpat.............drible................luncat.............

lung ......dialungkeun deui.....sup pas kana ring basket anu aya di hareupeun garasi...

Bekkkkk...........ucing ragrag...........paéh..........wéh................................

Abah Téa

Jumat, 10 Oktober 2008

Dari Abah Tea


Assalamu’alaikum Wr Wb


Hapunten abdi teu tiasa nyumponan uleman ieu.

Ngiring bingah sareng ngiring raos waé nya.

Wilujeng boboran, mugi ngahapunten kana sadaya kalepatan abdi.


Haturnuhun,

Wassalamu’alaikum Wr Wb.

Deddy Setiawan.

(Abah Téa)

Halal Bi halal PWS Medan , 12 Oktober 2008

Halal Bi Halal PWS Medan

Assalammu'alaikum Wr. Wb.

Diantos kasumpinganana ka seluruh Wargi Sunda - Medan
dina acara Halal Bi Halal Paguyuban Wargi Sunda Medan
( PWS Medan )

Hari Minggu , Tanggal 12 Oktober 2008
Jam 11.00 WIB
Tempat : di bumina Kang Muhayar
Jl. Purwo / Ngastino No. 1 ( sekitar RS Pirngadi - Medan )

Ajak Wargi Nusanesna

Info dari Kang Asep SY
Sie Sosial PWS Medan

Rabu, 08 Oktober 2008

Resep Obat Penyembuh Dosa

Seorang Badui datang kepada seorang tabib. Orang Badui itu bertanya, "Apakah tabib punya resep obat untuk menyembuhkan penyakit dosa?"

Tabib menundukkan kepalanya sejenak sambil berpikir. Lalu ia menjawab, "Dengarkan resep ini. Jika kamu kerjakan maka kamu akan mendapat penyembuhan dari Allah."

Ambillah akar-akar kemelaratanmu dan jiwa kesabaran. Lalu campurkan dengan bubuk pikiran, dan dicampur (kadarnya sama) dengan rendah hati dan kekhusyukan, kemudian ditumbuk semua dalam lumpang taubat dan di basahi dengan air mata, lalu ditempatkan dalam tempat rendah diri kepada Allah dan dimasak dengan api tawakal kepada-Nya.

Setelah itu aduklah dengan sendok istigfar sehingga tampak taufik dan kehormatan diri. Kemudian, pindahkan ke mangkok cinta dan dinginkan dengan udara kasih sayang. Sesudah disaring dengan saringan kesusahan dan ditambah dengan hakikat iman serta campurkan dengan takut kepada Allah.

Teruskan minum obat itu selama hidupmu dan hatimu akan sembuh dari segala keluhan dan akan hilang rasa sakit dosa. [A.A. Salim Basyarahil]

Nu Kasép & nu Geulis

Ditulis ku Kang Iwan

Senen, 07 Mei 2007

Dina hiji mangsa, kacaturkeun aya hiji jajaka gandang nu keur néangan pipamajikaneun. Manéhna ngumbara ka unggal lembur jeung dayeuh, ti gunung tepi ka laut, malah tepi ka leuweung sagala..

"Kusabab aing kasép, pamajikan ogé kudu geulis, kudu sampurna kageulisanana, sangkan turunan aing karasép jeung gareulis" pokna téh.

Singgetna, manéhna papanggih jeung hiji lalaki kolot di leuweung nu ngabogaan 3 putri nu gareulis kawanti-wanti. Kulit hejo carulang, biwir ngagondéwa, gado endog sapotong, jeung saterusna.... jeung saterusna...

"Aki, nembé ayeuna kuring ningal istri2 anu sakitu gareulisna. Sim kuring téh nuju milari pibojoeun. Manawi diwidian, salah sahiji putri aki badé dijantenkeun istri ku abdi."

"Aéh-aéh, kasép, sanajan tiluanana ogé mangga téh teuing, aki mah rido."

"Ah, moal atuh ki, ageung teuing waragadna, oge bilih janten présédén awon engké pami diliput ku média infotainment."

"Oh.. saé.. saé ari kitu mah!"

"Nanging, abdi téh bingung, kedah milih anu mana...."

"Teu kedah bingung kasép, mangga waé ditingali ti luhur satungtung rambut, ti handap sausap dampal. Nanging tengah2na mah teu kedah nya kasep, pamali!"

"Ah, teu kedah ditingal tengahna mah atuh ki, tos kabayang ieuh ku abdi na ogé.. héhé.."

Sanggeus dititénan...

"Aki, punten, si bungsu téh geuning gaduh cacat sakedik, saleresna mah teu katingal, nanging ari diperhatoskeun mah geuning éta cepil nu kénca langkung alit batan nu katuhu. Atuh nu nomer dua ogé ngagaduhan cacat sakedik, malah moal katingal, éta indung-sukuna geuning ageung sapalih."

"Dupi si cikal kumaha adén?"

"Perfect!"

"Tos yakin, Kasép?"

"Absolutely!"

"Mangga atuh ari kitu mah..."

Singget carita, manéhna kawin jeung si cikal. Kacida bagjana manéhna ahirna bisa meunangkeun pamajikan nu geulis tur sampurna. Sababaraha bulan ti harita, pamajikanana ngalahirkeun, orokna lalaki, keur hideung teh, goreng patut deuih..

Manéhna bingung, tuluy tatanya ka si aki naha bisa kajadian bapana kasép indungna geulis, tapi anakna goréng patut kitu.

Si aki ngajawab,

"Sabenerna si cikal téh boga cacat saeutik, malah teu katingali."

"Naon tea ki?"

"Harita manéhna téh geus kaburu reuneuh...ku urang Afrika ....."

Abah Téa

Selasa, 07 Oktober 2008

Kadé duit palsu


Assalamu’alaikum Wr Wb.

Kumaha saréhat?

Abah mah kamari ieu keur mudik, keuheul pisan, pédah narima duit palsu, mangkaning saratus rébuan deuih………

Lamun alo-alo narima duit saratus rébuan, omat kudu dipariksa heula nya.

(attachment: duit palsu téa)

Wassalamu’alaikum Wr Wb.

Abah Téa