Menu Baru Web PWS Medan

Bergabunglah dengan Paguyuban Wargi Sunda versi FaceBook , dapatkan info PWS terbaru , Jangan lupa DOWNLOAD File berbentuk Powerpoint ( pps ) dari web ini , dan semuanya tentu saja Gratis untuk anggota dan pembaca setia Web PWS - Medan , Haturnuhun
Myspace tweaks at TweakYourPage.com

Selasa, 24 Februari 2009

Silaturahmi dengan Senior Urang Sunda di Sumut

Ki-ka , Kang Djatnika , Kang Iyuk , Kang Tata ( PTP II ) & Kang Arman

Minggu malam , 12 Februari 2009 diadakan silaturahmi antara para Senior Urang Sunda antara petinngi dari PTP II yaitu Kang Rachmat ( Direktur ) di dampingi oleh staff Kang Aminudin dan Kang Tata dari PTP II , selain itu hadir pula Kang Asep ( Komandan Detasemen I Intel Kodam I Bukit Barisan ) , sementara dari Paguyuban Wargi Sunda - Medan , diwakili oleh pengurus inti antara lain ; Kang Djodi , Kang Djatnika , Kang Iyuk ( Sekjen ) , Kang Dedi Mulyadi , Teh Nina , Teh Risma ( Bendaharan dan Seksi Usaha ) , Kang Mayor Badri , Kang Arman , Kang Ade Herdiat ,( Humas dan Kesenian dan Kang Asep Yudi ( Wakil Ketua )



Tujuan dari pertemuan yang berlangsung di restaurant Trader - Medan ini , adalah mensosialisasikan visi , misi serta etika organisasi kepada para Senior , disamping menggalang silaturahmi dan kerjasama dalam berbagai rencana kegiatan PWS - Medan



Kang Mayor Badri ( kiri , infanteri Kodam BB , menuturkan maksud dan kegiatan yang dilakukan kepada Kang Rachmat ( kanan , Direktur PTP II )



Sosialisasi dibawakan oleh Kang Iyuk ( paling kiri , Sekretaris II ) yang memaparkan sejarah , kegiatan , organisasi , adata anggota , media komunikasi serta blue print visi dan misi Paguyuban Wargi Sunda - Medan


Selain dari itu , Kang Djatnika ( Sekretaris I ) menjelaskan program data base anggota PWS yang telah computerized . sehingga keakuratan data sangat valid dan mudah di up to date setiap saat



Acara diakhiri dengan makam malam bersama.
Sementara Kang Rachmat selaku kapasitas nya sebagai Direktur PTP II serta Kang Asep ( Komandan Det I Intel Kodam BB ) sangat memahami dan mendukung visi dan misi PWS - Medan , serta siap melakukan kerjasama dan sinergy dengan semua rencana kegiatan Paguyuban Wargi Sunda - Medan.

PWS Medan sangat berterima kasih atas goodwill yang diberikan oleh para Senior Urang Sunda di Sumut dalam memajukan kegiatan PWS di Sumatera Utara

Jumat, 13 Februari 2009

AIR atau AWAN ?

Di sebuah tempat nan jauh dari kota disebuah tempat di Jawa Barat , tampak seorang pemuda bergegas menuju surau kecil. Wajahnya menampakkan kegelisahan dan kegamangan.
Ia seperti mencari sesuatu di surau itu.

"Assalamu'alaikum, Kabayan " ucapnya ke Kabayan yang terlihat sibuk menyapu ruangan surau. Spontan, si Kabayan itu menghentikan sibuknya. Ia menoleh ke si pemuda dan senyumnya pun mengembang.

"Wa'alaikumussalam. Mangga. Mari masuk!" ucapnya sambil meletakkan sapu di sudut ruangan.
Setelah itu, ia dan sang tamu pun duduk bersila.

"Ada apa, Jang ?" ucapnya dengan senyum yang tak juga menguncup.
"Kabayan , Aku diterima kerja di kota!" ungkap sang pemuda kemudian.
"Syukurlah," timpal si Kabayan bahagia. "Kabayan, kalau tidak keberatan, berikan aku petuah agar bisa berhasil!" ucap sang pemuda sambil menunduk.

Ia pun menanti ucapan si Kabayan di hadapannya.

"Jang , Jadilah seperti air. Dan jangan ikuti jejak awan," untaian kalimat singkat meluncur tenang dari mulut si Kabayan.
Sang pemuda belum bereaksi. Ia seperti berpikir keras memaknai kata-kata Kabayan.

Tapi,tak berhasil. "Maksud, Kabayan?" ucapnya kemudian.
"Jang , Air mengajarkan kita untuk senantiasa merendah. Walau berasal dari tempat yang tinggi, ia selalu ingin ke bawah. Semakin besar, semakin banyak jumlahnya; air kian bersemangat untuk bergerak kebawah. Ia selalu mencari celah untuk bisa mengaliri dunia dibawahnya," jelas si Kabayan dengan tenang.

"Lalu dengan awan,Kabayan?" tanya si pemuda penasaran.

"Jangan sekali-kali seperti awan, Jang. Perhatikanlah! Awan berasal dari tempat yang rendah, tapi ingin cepat berada di tempat tinggi.
Semakin ringan, semakin ia tidak berbobot; awan semakin ingin cepat meninggi," terang si Kabayan begitu bijak.

"Tapi Jang," tambahnya kemudian. "Ketinggian awan cuma jadi bahan permainan angin."

Dan si pemuda pun tampak mengangguk pelan.

Jumat, 06 Februari 2009

4 Skenario

4 Skenario

Skenario I

Andaikan kita sedang naik di dalam sebuah kereta ekonomi. Karena tidak mendapatkan tempat duduk, kita berdiri di dalam gerbong tersebut.(nJadi ingat pengalaman pribadi dari Bekasi menuju Kantor di Sunter dulu )

Suasana cukup ramai meskipun masih ada tempat bagi kita untuk menggoyang-goyangkan kaki.

Kita tidak menyadari handphone kita terjatuh.

Ada orang yang melihatnya, memungutnya dan langsung mengembalikannya kepada kita.

"Pak, handphone bapak barusan jatuh nih," kata orang tersebut seraya memberikan handphone milik kita.

Apa yang akan kita lakukan kepada orang tersebut?

Mungkin kita akan mengucapkan terima kasih dan berlalu begitu saja.


Skenario 2

Sekarang kita beralih kepada skenario kedua.

Handphone kita terjatuh dan ada orang yang melihatnya dan memungutnya.

Orang itu tahu handphone itu milik kita tetapi tidak langsung memberikannya kepada kita.

Hingga tiba saatnya kita akan turun dari kereta, kita baru menyadari handphone kita hilang.

Sesaat sebelum kita turun dari kereta, orang itu ngembalikan handphone kita sambil berkata,

"Pak, handphone bapak barusan jatuh nih."

Apa yang akan kita lakukan kepada orang tersebut?

Mungkin kita akan mengucapkan terima kasih juga kepada orang tersebut.

Rasa terima kasih yang kita berikan akan lebih besar daripada rasa terima kasih yang kita berikan pada orang di skenario pertama (orang yang langsung memberikan handphone itu kepada kita).

Setelah itu mungkin kita akan langsung turun dari kereta.


Skenario 3

Marilah kita beralih kepada skenario ketiga.

Pada skenario ini, kita tidak sadar handphone kita terjatuh, hingga kita menyadari handphone kita tidak ada di kantong kita saat kita sudah turun dari kereta.

Kita pun panik dan segera menelepon ke nomor handphone kita, berharap ada orang baik yang menemukan handphone kita dan bersedia mengembalikannya kepada kita. Orang yang sejak tadi menemukan handphone kita (namun tidak memberikannya kepada kita) menjawab telepon kita.

"Halo, selamat siang, Pak.

Saya pemilik handphone yang ada pada bapak sekarang," kita mencoba bicara kepada orang yang sangat kita harapkan berbaik hati mengembalikan handphone itu kembali kepada kita.

Orang yang menemukan handphone kita berkata,

"Oh, ini handphone bapak ya. Oke deh, nanti saya akan turun di stasiun berikut. Biar bapak ambil di sana nanti ya."

Dengan sedikit rasa lega dan penuh harapan, kita pun pergi ke stasiun berikut dan menemui "orang baik" tersebut.

Orang itu pun memberikan handphone kita yang telah hilang.

Apa yang akan kita lakukan pada orang tersebut?

Satu hal yang pasti, kita akan mengucapkan terima kasih, dan seperti nya akan lebih besar daripada rasa terima kasih kita pada skenario kedua bukan?

Bukan tidak mungkin kali ini kita akan memberikan hadiah kecil kepada orang yang menemukan handphone kita tersebut.


Skenario 4

Terakhir, mari kita perhatikan skenario keempat.

Pada skenario ini, kita tidak sadar handphone kita terjatuh, kita turun dari kereta dan menyadari bahwa handphone kita telah hilang, kita mencoba menelepon tetapi tidak ada yang mengangkat.

Sampai akhirnya kita tiba di rumah.

Malam harinya, kita mencoba mengirimkan SMS :

"Bapak / Ibu yang budiman.

Saya adalah pemilik handphone yang ada pada bapak / ibu sekarang.

Saya sangat mengharapkan kebaikan hati bapak / ibu untuk dapat mengembalikan handphone itu kepada saya.

Saya akan memberikan imbalan sepantasnya. "

SMS pun dikirim dan tidak ada balasan.

Kita sudah putus asa.

Kita kembali mengingat betapa banyaknya data penting yang ada di dalam handphone kita.

Ada begitu banyak nomor telepon teman kita yang ikut hilang bersamanya.

Hingga akhirnya beberapa hari kemudian, orang yang menemukan handphone kita menjawab SMS kita, dan mengajak ketemuan untuk mengembalikan handphone tersebut.

Bagaimana kira-kira perasaan kita?

Tentunya kita akan sangat senang dan segera pergi ke tempat yang diberikan oleh orang itu.

Kita pun sampai di sana dan orang itu mengembalikan handphone kita.

Apa yang akan kita berikan kepada orang tersebut?

Kita pasti akan mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepadanya, dan mungkin kita akan memberikannya hadiah (yang kemungkinan besar lebih berharga dibandingkan hadiah yang mungkin kita berikan di skenario ketiga).


Moral

Apa yang kita dapatkan dari empat skenario cerita di atas?

Pada keempat skenario tersebut, kita sama-sama kehilangan handphone, dan ada orang yang menemukannya.

Orang pertama menemukannya dan langsung mengembalikannya kepada kita.

Kita berikan dia ucapan terima kasih.

Orang kedua menemukannya dan memberikan kepada kita sesaat sebelum kita turun dari kereta.

Kita berikan dia ucapan terima kasih yang lebih besar.

Orang ketiga menemukannya dan memberikan kepada kita setelah kita turun dari kereta.

Kita berikan dia ucapan terima kasih ditambah dengan sedikit hadiah.

Orang keempat menemukannya, menyimpannya selama beberapa hari, setelah itu baru mengembalikannya kepada kita.

Kita berikan dia ucapan terima kasih ditambah hadiah yang lebih besar.

Ada sebuah hal yang aneh di sini.

Cobalah pikirkan, di antara keempat orang di atas, siapakah yang paling baik?

Tentunya orang yang menemukannya dan langsung memberikannya kepada kita, bukan?

Dia adalah orang pada skenario pertama.

Namun ironisnya, dialah yang mendapatkan reward paling sedikit di antara empat orang di atas.

Manakah orang yang paling tidak baik?

Tentunya orang pada skenario keempat, karena dia telah membuat kita menunggu beberapa hari dan mungkin saja memanfaatkan handphone kita tersebut selama itu.

Namun, ternyata dia adalah orang yang akan kita berikan reward paling besar.

Apa yang sebenarnya terjadi di sini?

Kita memberikan reward kepada keempat orang tersebut secara tulus, tetapi orang yang seharusnya lebih baik dan lebih pantas mendapatkan banyak, kita berikan lebih sedikit.

OK, kenapa bisa begitu?

Ini karena rasa kehilangan yang kita alami semakin bertambah di setiap skenario.

Pada skenario pertama, kita belum berasa kehilangan karena kita belum sadar handphone kita jatuh, dan kita telah mendapatkannya kembali.

Pada skenario kedua, kita juga belum merasakan kehilangan karena saat itu kita belum sadar, tetapi kita membayangkan rasa kehilangan yang mungkin akan kita alami seandainya saat itu kita sudah turun dari kereta.

Pada skenario ketiga, kita sempat merasakan kehilangan, namun tidak lama kita mendapatkan kelegaan dan harapan kita akan mendapatkan handphone kita kembali.

Pada skenario keempat, kita sangat merasakan kehilangan itu.

Kita mungkin berpikir untuk memberikan sesuatu yang besar kepada orang yang menemukan handphone kita, asalkan handphone itu bisa kembali kepada kita.

Rasa kehilangan yang bertambah menyebabkan kita semakin menghargai handphone yang kita miliki.

Saat ini, adakah sesuatu yang kurang kita syukuri?

Apakah itu berupa rumah, handphone, teman-teman, kesempatan berkuliah, kesempatan bekerja, atau suatu hal lain.

Namun, apakah yang akan terjadi apabila segalanya hilang dari genggaman kita.

Kita pasti akan merasakan kehilangan yang luar biasa.

Saat itulah, kita baru dapat mensyukuri segala sesuatu yang telah hilang tersebut.

Namun, apakah kita perlu merasakan kehilangan itu agar kita dapat bersyukur?

Sebaiknya tidak.

Syukurilah segala yang kita miliki, termasuk hidup kita, selagi itu masih ada.

Jangan sampai kita menyesali karena tidak bersyukur ketika itu telah lenyap dari diri kita.

Jangan pernah mengeluh dengan segala hal yang belum diperoleh.

Bahagialah dengan segala hal yang telah diperoleh.

Sesungguhnya, hidup ini berisikan banyak kebahagiaan.

Bila kita mampu memandang dari sudut yang benar.


Semoga dapat menjadi renungan dan berguna, untuk dapat membuat hidup lebih bermakna,

Salam pengabdian,

Djodi Ismanto

Senin, 02 Februari 2009

Nyoreang Alam Katukang


Paguyuban Wargi Sunda ( PWS ) Medan lestarikan budaya seni Sunda.


Dalam rangka mendukung program pembangunan nasional berbudaya , Paguyuban Wargu Sunda ( PWS ) Medan sebagai salah satu wadah organisasi sunda di pangumbaraan , turut mendukung program tersebut melalui aplikasi karya nyata.


Salah satunya yang dilakukan oleh PWS Medan adalah pembuatan Album CD Apresiasi Khasanah kesenian Sunda ” Nyoreang Alam Katukang ” sebagai bagian dari produk kebudayaan masyarakat Sunda.


Demikian sambutan ketua umum PWS – Medan , Kompol Dani Kustoni , SH,S.IK,M.Hum , pada kata sambutan yang tertulis di cover dalam kemasan CD kesenian Sunda ” Nyoreang Alam Katukang ” yang dilansir oleh PWS – Medan baru – baru ini.


Font size
Text Color Link Align Left Align CenterAlign RightNumbered List Bulleted List BlockquoteCover depan CD

Diharapkan dengan hal ini dapat menumbuhkembangkan kembali nilai – nilai dan norma – norma budaya masyarakat Sunda melalui media seni.


Adalah sebuah kebanggaan tersendiri bagi PWS Medan , manakala generasi muda masyarakat Sunda di pangumbaraan dapat melestarikan nilai – nilai budaya Sunda warisan nini-aki , demikian tambah Kang Dani.

CD yang dikemas dengan apik ini ( lihat gambar ) dengan latar belakang panorama alam Pasundan sedikitnya memuat 7 jenis kesenian Sunda dan satu lagu Mars PWS Medan sebagai pembukanya adalah :



Cover Dalam CD berisi Sambutan dan Susunan Pengurus PWS - Medan


1. Mars PWS Medan

2. Degung

3. Celempungan

4. Pencak Silat

5. Ketuk Tilu

6. Genjring Bonyok

7. Kliningan

8.Toleat



Cover Belakang CD

Penjelasan detail tiap seni sunda yang ditampilkan ditulis dengan lengkap pada Album CD tersebut hingga dapat meningkatkan awereness khususnya generasi muda Urang Sunda.

Dan karya inilah yang dapat PWS Medan persembahkan bagi seluruh warga Paguyuban Wargi Sunda di pangumbaraan , dengan harapan semoga karya nyata ini dapat membawa kita kembali ” Nyoreang Alam Katukang

Seperti yang dikatakan pepatah bijak ” Kalau Bukan Kita Siapa lagi . . . .”


Bagi Akang / Teteh yang berminat memiliki silahkan mereply email ini ke :

adindagolid@yahoo.com atau ke dedimulyadi27@yahoo.com

atau menghubungi kami ke HP 0811650423 ( Kang Dedi Mulyadi , Bendahara PWS ).

Kami harapkan bantuan partisipasinya sebesar Rp. 30.000,- ( Tiga puluh ribu rupiah ) sebagai pengganti biaya produksi.


Haturnuhun ka :

Bambu – Bambu ( Bandung )

Kang Endang ( Studio STSI Bandung )

Dan seluruh mitra kerja PWS yang mendukung program ini.

Geling suling jentreng kacapi

matak nyuat nurihan ati

Gamelan jeung haleuang tembang

beuki matak sumoreang

da hate mah aya kamelang

Duh sarakan . . . .

najan urang paanggang

kadeudeuh mah tetep pageuh

kacinta hamo sulaya

sabab Ki Sunda teteg ajeg na adeg-adeg

tetep gandang na tangtungan

mo laas kasilih jaman . . .

Paguyuban Wargi Sunda – Medan

www.pwsmedan.blogspot.com