Menu Baru Web PWS Medan

Bergabunglah dengan Paguyuban Wargi Sunda versi FaceBook , dapatkan info PWS terbaru , Jangan lupa DOWNLOAD File berbentuk Powerpoint ( pps ) dari web ini , dan semuanya tentu saja Gratis untuk anggota dan pembaca setia Web PWS - Medan , Haturnuhun
Myspace tweaks at TweakYourPage.com

Kamis, 29 Januari 2009

Jangan " Menuhankan " Rokok


KH Abdullah Gymnastiar yang akrab disapa Aa Gym menyatakan
menghargai dan menghormati fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang
mengharamkan rokok.

Sebab, baik kajian ilmiah maupun dalam bungkus rokok tertulis bahwa merokok itu dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, gangguan kehamilan dan bayi.

''Sebagai umat saya sangat menghargai dan menghormati fatwa ulama. Saya yakin tidak ada kepentingan apapun kecuali ingin umatnya menjadi lebih baik,'' kata KH Abdullah Gymnastiar usai pengajian akbar Perayaan Muharram 1430 H di Universitas Sultan Agung (Unissula)
Semarang di masjid kampus itu, Selasa (27/1) siang.

Pendiri Pondok Pesantren Darut Tauhid di Jalan Gegerkalong Girang, Bandung itu juga menjadi pembicara di dua tempat. Sekitar pukul 17:00 ia menjadi pembicara pada pengajian yang digelar DPU-Darrut Tauhid bersama BNI Syariah, BNI Life Syariah, dan Asuransi Takaful di Hotel
Grasia.

Aa Gym usai shalat isya, mengisi pengajian yang diselenggarakan Majelis Qolbun Salim di Masjid Raya Baiturrahman Simpanglima. Kegiatan itu diikuti ribuan umat Islam dari berbagi daerah di Semarang dan sekitarnya.

Meracuni Tubuh

''Saya tidak mau merokok karena tidak ingin merusak diri sendiri. Tubuh ini adalah amanat Allah. Bagaimana mungkin saya meracuni tubuh ini. Selain itu, dengan merokok juga bisa merusak orang lain. Kan, merusak orang lain merupakan kezaliman,'' katanya.

Dia mengatakan orang yang mementingkan rokok atau mengabdi pada rokok, seperti dengan merokok seolah-olah menjadi tenang, bisa berpikir itu berarti telah ''menuhankan' ' rokok.

Orang yang membelanjakan uangnya sebagian besar untuk membeli rokok dari pada kebutuhan anak dan bersedekah itu berarti mengabdi pada rokok.

''Kalau 'menuhankan' rokok kan tidak bagus. Berdasarkan hasil penelitian, ada masyarakat yang lebih banyak membelanjakan uangnya untuk membeli rokok dari pada untuk menyekolahkan anak dan kesehatan putranya,'' ungkapnya.

Disinggung tentang dampak ekonomi akibat fatwa haram merokok, ia mengatakan tidak perlu khawatir. Sebab, Allah Maha Kaya. Masih banyak jalan lain dengan tidak menggantungkan hidup dari rokok.

Di Masjid Raya Baiturrahman, Simpanglima, Abdullah Gymnastiar mengajak jamaah Majelis Qolbun Salim untuk meluruskan kembali niatnya, meneguhkan keimanannya kepada Allah.

Dia mencontohkan ada seorang ayah yang menasehati anaknya, apa artinya menjadi pandai dan kaya raya jika jauh dari Allah. Oleh karena itu, kalau memiliki cita-cita cukup satu, yakni dekat pada Allah.

''Buat apa harta melimpah kalau hati gelisah,'' katanya.(H3- 77)

Sumber berita di :

http://suaramerdeka .com/smcetak/ index.php? fuseaction= beritacetak. detailberitaceta k&id_beritacetak =49220
_

Tidak ada komentar: