Menu Baru Web PWS Medan

Bergabunglah dengan Paguyuban Wargi Sunda versi FaceBook , dapatkan info PWS terbaru , Jangan lupa DOWNLOAD File berbentuk Powerpoint ( pps ) dari web ini , dan semuanya tentu saja Gratis untuk anggota dan pembaca setia Web PWS - Medan , Haturnuhun
Myspace tweaks at TweakYourPage.com

Jumat, 19 Oktober 2007

Misteri Terowongan Sasaksaat



Dikerjakan Secara Manual dan Beraroma Mistis

MUNGKIN, Anda sudah tak asing dengan terowongan panjang di Sasaksaat, Desa Sumurbandung Kec. Cipatat Kab. Bandung Barat. Jika bepergian ke Jakarta menggunakan KA, Anda tentu melewati terowongan sepanjang 950 meter itu. Akan tetapi, tahukah Anda kalau sebenarnya terowongan tersebut dibuat secara manual, dengan ribuan pekerja yang berbekal pahat? Tahu pulakah Anda, bahwa hingga kini terowongan itu masih menyimpan aroma mistis, sehingga setiap tahun mesti ditumbal seekor domba jantan?


DUA pekerja menyusuri rel kereta api di depan terowongan Sasaksaat, Kp. Cipicung Desa Sumurbandung Kec. Cipatat Kab. Bandung Barat, Jumat (21/9). Terowongan yang dibangun antara 1902-1903 itu masih menyimpan aroma mistis yang sangat kental.*HAZMIRULLAH/"PR"
“Ya, berdasarkan kepercayaan masyarakat di sini, kalau tak ditumbal, pasti terowongan minta banyak korban. Makanya, setiap tanggal 16 Agustus, seekor domba jantan pasti disembelih untuk tolak bala,” ungkap Katmadja (47), penjaga pos terowongan Sasaksaat, di sela-sela pekerjaannya, Jumat (21/9).


Aroma mistis di terowong-an itu, kata Katmadja, masih begitu terasa, apalagi kalau malam hari. Untunglah, selama 4 tahun menjadi penjaga pos, dirinya sama sekali tak pernah melihat “penampakan” meski bulu kuduk merinding. “Pokona mah jelema nu beurangan moal kuat gawe di dieu. Jaba kudu ngontrol ti ujung ka ujung. Leumpangna oge kudu 15 menit sabalikan,” tuturnya.


Katmadja menduga, aroma mistis di terowongan Sasaksaat ada kaitannya de-ngan pajaratan di puncak bukit Cidepong yang biasa disebut “Geger Hanjuang”. Terowongan Sasaksaat memang menembus bukit itu. “Kata masyarakat, dari dulu, daerah ini memang sanget,” katanya.
Agus Mulyana, dosen Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia, membenarkan hal tersebut. Dalam artikel berjudul “Kuli dan Anemer; Keterlibatan Orang Cina Dalam Pembangunan Jalan Kereta Api Di Priangan (1878-1924)”, Agus mengungkapkan, sebelum pekerjaan pembangunan terowongan dimulai, terlebih dahulu digelar upacara sesajian.


“Upacara ini bertujuan meminta keselamatan agar dalam pembangunan terowongan tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Hal ini berkaitan dengan kepercayaan masyarakat bahwa pada tempat-tempat tertentu khususnya tempat-tempat yang dianggap angker, ada yang ‘menguasainya’. Gunung yang dijadikan tempat pembuatan terowongan dianggap ada makhluk yang ‘menguasainya’,” katanya.
**

TEROWONGAN Sasaksaat, kata Agus, diba-ngun saat dibukanya lajur Karawang-Padalarang. Sebagaimana tertulis di din-ding terowongan, projek pembangunan tersebut berlangsung selama setahun, 1902-1903. “Baru tahun 2004, PT KA merenovasi dinding terowongan. Sedikitnya 120 pekerja dilibatkan. Pekerjaan itu memakan waktu 3 bulan,” tutur Katmadja.


Agus Mulyana meng-ungkapkan pula, pengerjaan terowongan diserahkan sepenuhnya kepada pemborong khusus dari Eropa. Soalnya, pekerjaan itu membutuhkan teknologi tinggi, biasa dikenal sebagai teknologi Belgia. “Lahan yang ada dalam terowongan cukup sulit. Lahan di atas gunung memiliki kadar air tinggi sehingga merembes ke dalam bagian bawah bangunan terowongan, bahkan bisa menimbulkan longsor,” tulisnya.

Untuk menanggulangi rembesan air, dilakukan penyemenan di lapisan atas terowongan. Bahan yang digunakan dalam penyemenan tersebut yaitu campuran semen portland, pasir dan kapur. Apabila air terus-menerus mengalir, lapisan atas terowongan dilapisi de-ngan seng. Agar lapisan atas terowongan kuat, penyemen-an yang dilakukan memiliki ketebalan 0,85 meter.


Kesulitan lainnya, bukit Cidepong dipenuhi oleh batu-batu cadas. Pengeboman tak dibenarkan untuk menghancurkannya karena bakal menimbulkan getaran berpotensi longsor. “Untuk menghindari risiko, maka dilakukan dengan cara penge-boran. Tapi, tidak bisa menggunakan mesin karena khawatir dapat menimbulkan getaran. Untuk menghindari getaran tersebut, pengeboran dilakukan dengan menggunakan tangan,” ucapnya.

Untuk mempercepat penyelesaian, pembangunan terowongan Sasaksaat dilakukan siang dan malam.Untuk penerangan digunakan lampu yang dinyalakan dengan dinamo. Agar sirkulasi udara di dalam terowongan tetap segar maka digunakan mesin yang digerakkan pula dengan dinamo. Berbagai golongan tenaga kerja terlibat. Mulai dari orang pribumi, Cina dan orang Eropa. (Hazmirullah/”PR”)***

Tidak ada komentar: