Menu Baru Web PWS Medan

Bergabunglah dengan Paguyuban Wargi Sunda versi FaceBook , dapatkan info PWS terbaru , Jangan lupa DOWNLOAD File berbentuk Powerpoint ( pps ) dari web ini , dan semuanya tentu saja Gratis untuk anggota dan pembaca setia Web PWS - Medan , Haturnuhun
Myspace tweaks at TweakYourPage.com

Rabu, 05 Desember 2007

Menyikapi Kegagalan


Karena , sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. Alam Nasyroh : 5-6).

Ketika kita masih kanak-kanak, kita ini orang yang tangguh dalam menghadapi kegagalan. Apa buktinya?

Ingatlah ketika kita berlatih berjalan, dulu sewaktu kita masih kanak-kanak. Siapa pun kita, pasti pernah jatuh dalam rangka belajar berjalan itu. Apa yang kita lakukan ketika kita jatuh? Kita bangun lagi, belajar berjalan lagi. Jatuh lagi, bangkit lagi, belajar berjalan lagi. Jatuh lagi, bangkit lagi. Begitulah berkali-kali kita jatuh, lalu bangkit lagi : sampai kita bisa berjalan!

Eh, apa jadinya saat itu ya, ketika kita jatuh dalam belajar berjalan, lalu kita tidak mau bangun dan belajar berjalan lagi? Mungkin kita tidak pernah bisa berjalan seperti saat ini.

Namun ketika usia terus bertambah, ketangguhan kita menghadapi kegagalan itu nampaknya semakin berkurang. Sampai-sampai kita ini jadi takut gagal.

Siti Hajar, ibu dari Nabi Ismail, mengalami kegagalan beruntun. Namun, beliau terus berupaya. Kita kutip cerita amat singkat tentang Siti Hajar dari buku Ary Ginanjar ESQ yang berjudul Emotional Spiritual Quotient berikut ini:

“Siti Hajar berlari-lari bolak-balik dari Shafa ke Marwah di tengah gurun yang tandus mencari air bagi anaknya. Ia tidak hanya berlari satu kali lalu berhenti ketika ia tidak menemukan air yang diperlukannya. Ia kembali lagi, dan berupaya lagi.

Ketika ia gagal, maka ia berusaha lagi untuk mencari air yang sangat dibutuhkannya itu. Ketika ia gagal, ia masih terus berusaha mencari sambil berlari-lari. Dalam hatinya yang suci dan teguh, ia hanya ingin menyelamatkan anaknya, karena Allah SWT.

Ia terus berupaya tanpa kenal putus asa. Meskipun sekian kali berusaha dan belum juga memperoleh air itu, ia masih terus berupaya dengan hati yang tegar tanpa kenal lelah. Setelah sekian kali berupaya, barulah ia menemukan mata air yang dibutuhkannya itu, atas pertolongan Allah Yang Maha Memberi.”

Ibrahim Hamd Al-Qu’ayyid memberikan resep manakala kita menghadpi kegagalan berikut ini :
Ketika merasa gagal, mendengar berita kegagalan, atau menangkap tanda-tandanya, maka Anda harus mengucapkan kalimat istirja’, yaitu kalimant innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun (sesungguhnya kami berasal dari Allah dan hanya kepada-Nya kami kembali) dan laa haula walaa quwwata illaa billah (tiada daya dan kekuatan, melainkan dari Allah).

Buanglah jauh-jauh rasa gelisah, sedih, dan putus asa.
Ingatlah selalu nikmat Allah dan apa yang Dia berikan kepada Anda.
Analisislah kegagalan itu, hasil-hasilnya, dan factor-faktor yang menyebabkannya.
Berpikirlah positif, penuh harap dan jangan kaitkan kegagalan Anda dengan orang lain.

Membantu orang lain, memberi dukungan kepada mereka, meringankan penderitaan dan musibah mereka, serta memenuhi kebutuhan mereka menjadi kunci dihapuskannya kesulitan.

Rasulloh bersabda,”Barangsiapa yang membukakan satu kesempitan saudaranya dari kesempitan-kesempitan dunia, maka Allah akan membuka untuknya satu kesempitan dari kesempitan Hari Kiamat.” (Muttafaq ‘alaih).

Untuk menciptakan lampu pijar, Edison telah melakukan 9.000 percobaan yang gagal, dan 6.000 lebih bahan telah ia coba.

Sampai di sini, resapilah sebentar, “9.000 kali percobaan yang gagal dan 6.000 lebih jenis bahan dicoba…” Sementara itu Edison telah mencoba lebih dari 50.000 kali percobaan untuk menciptakan aki. Ketika asistennya bertanya mengapa dia terus melakukan percobaan lampu pijar, padahal sudah ribuan kali gagal, Edison mengatakan bahwa ia tidak pernah gagal satu kali pun!

Ia menganggap bahwa apa yang dilakukannya adalah menemukan ribuan benda yang tidak bermanfaat, yang tidak bisa dihindari dalam proses penciptaan.

Hasil penelitian Dean Keith -seperti dikutip Tony Buzan- terhadap 2.036 penemu atau ilmuwan menunjukkan bahwa ilmuwan yang paling terhormat bukan hanya menghasilkan lebih banyak karya besar, tetapi juga lebih banyak karya buruk dibandingkan dengan ilmuwan lain.

Kolonel Sanders, telah ditolak oleh seribu lebih toko ketika ia menawarkan resep masakan ayam goreng. Akhirnya ia begitu tersohor dengan Kentucky Fried Chicken-nya (KFC).

Mesin photo copy Xerox sebelum tersohor seperti sekarang ini, pernah ditolak oleh 20 perusahaan.

Walt Disney runtuh 302 kali sebelum menjadi sebuah bisnis begitu gagah dan kuat.
Henry Ford mengalami kebangkrutan sebanyak 5 kali.
Watson, pendiri IBM bahkan mengatakan, “Kalau ingin sukses, lipatgandakan kegagalan.” Charles Franklin Kattering, penemu starter mobil otomatis berkata, “Sekarang apa yang ingin Anda lakukan adalah belajar bagaimana menyikapi kegagalan.

Setelah Anda mengalami kegagalan, analisislah dan temukan mengapa Anda gagal. Karena kegagalan adalah satu langkah yang akan membimbing ke puncak kesuksesan. Dan Anda tidak akan bisa sampai langkah terakhir kalau Anda tidak melewati semua langkah. Cobalah lagi apabila Anda gagal. Karena ketika pertama kali Anda melakukan sesuatu, sesungguhnya Anda adalah orang amatir (tidak profesional) – yakni seseorang yang melakukan sesuatu untuk pertama kali.

Orang yang mampu sukses ketika pertama kali melakukan sesuatu sebenarnya adalah benar-benar suatu kecelakaan –di luar kebiasaan--.”

Kata Ary Ginanjar, “Kita butuh kegagalan, untuk menyempurnakan sikap dan mental kita…Kewajiban manusia adalah berusaha tiada henti, tanpa kenal putus asa…

Kegagalan akan menghancurkan kesombongan, sehingga menciptakan sikap rendah hati (tawadhu)... “


[Muhammad Musrofi]

Tidak ada komentar: