Menu Baru Web PWS Medan

Bergabunglah dengan Paguyuban Wargi Sunda versi FaceBook , dapatkan info PWS terbaru , Jangan lupa DOWNLOAD File berbentuk Powerpoint ( pps ) dari web ini , dan semuanya tentu saja Gratis untuk anggota dan pembaca setia Web PWS - Medan , Haturnuhun
Myspace tweaks at TweakYourPage.com

Senin, 03 Desember 2007

Musibah Polonia , Hukuman atau Ujian ?


Satu lagi musibah menimpa kita khususnya warga kota Medan dengan terbakarnya Terminal Keberangkatan Domestik Bandara Polonia , Sabtu malam , 01 Agustus 2007 sekitar pk. 08.45Wib. dan baru bisa dipadamkan pada Minggu dinihari.
Saya yang kebetulan berada dekat sekitar lokasi hanya bisa tertegun , berdoa dan prihatin sekaligus ngeri melihat api yang membumbung sangat besar , dan masih untung tidak ada korban jiwa pada peristiwa tersebut.

Tentu kita tidak bisa berpasrah begitu saja , apapun penyebabnya tentu harus diselidiki .
Aparat terkait , khususnya pihak kepolisian dibawah komando penuh Kapolda Sumut , Kang Nurrudin Usman ( yang juga pelindung dan Pembina PWS – Medan ) , dibantu oleh Kang Dani Kustoni ( yang Ketua Umum PWS ) dan kawan kawan dari Poltabes – Medan tentu punya tugas berat untuk menyelidiki dan menuntaskan kasus musibah ini.

Dan kerja keras otoritas bandara pun boleh diacungi jempol , segala potensi fasilitas yang ada dimaksimalkan untuk diperdayakan..
Minggu pagi penerbangan domestic dari Polonia sudah bisa “ air borne “ , beberapa pesawat komersial jenis Boeing 737 tampak parkir di apron Lanud TNI – AU Kelapa Sawit untuk loading , yang letaknya memang cuma berseberangan dengan bandara Polonia.

Situasi ini memang tidak seperti biasanya mengingat area tersebut selama ini termasuk daerah “ angker “ , khusus tempat stand by nya pesawat intai udara angkut berat Hercules C – 130 dan jet tempur buru sergap yang canggih F – 16 Fighting Falcon , pengawal udara Sumatra Utara dan Aceh.

Namun tentu kita tidak membahas musibah ini lebih dalam , yang penting adalah bagaimana kita bersikap terhadap musibah apapun itu bentuknya.

Musibah adalah rahmat bagi orang yang berpikir dengan hati. Hanya saja cara penyampaian rahmat tersebut yang kadang manusia tidak bisa memahami dan menerimanya.
Allah SWT memberi ‘kado’ untuk kita, namun kadang kita tidak menyukai bungkus dari kado / hadiah itu.


Anda mau menolak kado / hadiah berisi mutiara yang dibungkus kertas lusuh?

Atau anda mau menerima kado berisi sampah yang dibungkus kertas kado yang indah dan diberi pita?

Ada dua kemungkinan yang dapat diambil dari suatu musibah.

Sebagai hukuman atau sebagai ujian.


Renungkan dan ingat-ingat apa yang sudah kita perbuat pada masa lalu dan semoga akan ditemukan apa sebabnya.

Besi yang terus menerus terkontaminasi kotoran tanpa pernah dibersihkan secara berkala, besi tersebut akan berkarat. Jika karat itu sudah membatu maka tidak ada yang bisa dilakukan kecuali membuang besi itu ke sampah. Apakah anda ingin dibuang sia-sia oleh pencipta anda sekalian?Jika musibah itu adalah ujian, maka bergembiralah. Seorang murid tidak akan naik kelas sebelum dia melewati tes/ujian akhir semester.

Dalam Al Qur’an pun tentang musibah dan cobaan ini , disinggung pada Surah Al-Baqarah ayat 286
“ Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. “

Melihat dengan mata dan mendengar dengan telinga ada batasnya, namun melihat dengan hati hasilnya unlimited alias tak terbatas.Selalu berpikir positif atas segala yang telah menimpa, maka Allah SWT akan memberikan mutiara hidup kepada anda.


Ada kata-kata bijak dari Norman Vincent Peale yang patut anda renungkan. Dalam bukunya You Can If You Think You Can, ia mengatakan,
''Apabila Tuhan ingin menghadiahkan sesuatu yang berharga, bagaimanakah Ia memberikannya kepada anda?
“Apakah Ia menyampaikan dalam bentuk suatu kiriman yang indah dalam nampan perak?
Tidak!
Sebaliknya Tuhan membungkusnya dalam suatu masalah yang pelik, lalu melihat dari jauh apakah anda sanggup membuka bungkusan yang ruwet itu, dan menemukan isinya yang sangat berharga, bagaikan sebutir mutiara yang mahal harganya yang tersembunyi dalam kulit kerang.''

Pernyataan di atas bukan sekedar kata-kata indah untuk menghibur anda yang dan sedang kalut menghadapi suatu masalah.
Ini adalah perubahan paradigma dan cara berpikir.

Keadaan apa pun yang kita hadapi sebenarnya bersifat netral. Kita lah yang memberikan label positif atau negatif terhadapnya.

Seperti yang dikatakan filsuf Cina, I Ching, ... ''Peristiwanya sendiri tidak penting, tapi respon terhadap peristiwa itu adalah segala-galanya.''




Djodi

Tidak ada komentar: