Menu Baru Web PWS Medan

Bergabunglah dengan Paguyuban Wargi Sunda versi FaceBook , dapatkan info PWS terbaru , Jangan lupa DOWNLOAD File berbentuk Powerpoint ( pps ) dari web ini , dan semuanya tentu saja Gratis untuk anggota dan pembaca setia Web PWS - Medan , Haturnuhun
Myspace tweaks at TweakYourPage.com

Rabu, 11 Juni 2008

Setiap Orang Dengan Rezekinya Sendiri - Sendiri


Si Kabayan mendatangi seorang ustad untuk meminta nasihatnya sehubungan dengan rejeki dan penghidupan yang sedang dialami olehnya.

Sang Ustad memberi saran kepada si Kabayan untuk melakukan hal berikut:

"Nanti malam siapkan makanan yang cukup untuk 10 orang yang kelaparan.Pergilah dan bawa serta makanan itu ke sebuah tempat. Sesampai di sana, ketuklahpintu rumah yang ada di situ. Serahkan makanan yang kamu bawa kepadapenghuni rumah. Mereka adalah orang fakir dan yatim. Setelah menyerahkan makanan itu, tanyakanlah apa yang kamu hajatkan. Mereka pasti akan memberikan jawaban yang bisa memecahkan persoalanmu."

Pulanglah si Kabayan. Sesampai di rumah ia menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan. Ketika petang akan menjelang berangkatlah ia menuju tempat yang disebutkan tadi. Sampai di tempat yang dimaksud, ternyata itu merupakan sebuah gubuk reyot.

Dari kondisi rumah seperti itu, bisa ditebak orang-orang yang menjadi penghuninya. Diketuklah pintu gubuk itu, dan tak lama kemudian keluarlah seorang ibu menemuinya, menanyakan keperluannya.

"Siapakah gerangan Tuan ini?"

"Saya datang ke sini mengantarkan makanan untuk Ibu dan anak-anak Ibu,terimalah pemberian saya yang tulus ini."

"Alhamdulillahirabbilalamin! tapi anak-anak sudah tidur lelap. Terima kasih atas segala perhatian yang Tuan berikan kepada kami."

"Kalau memang anak-anak sudah tidur, tidak apa-apa. Tolong Ibu terima saja makanan ini, karena saya memang telah menyiapkan untuk keluarga ibu.Barangkali saja ibu bisa memberikannya kepada mereka besok."

Si Kabayan memberi saran agar si ibu itu mau menerima makanan yang dibawanya itu.Namun, tangan si ibu belum juga diulurkan untuk menyambut pemberian itu. Malah, si ibu kembali memberikan jawaban yang tentu saja membuat si Kabayan itu terheran-heran.

Betapa tidak, di tengah penderitaan yang tampak olehnya, si ibu malah menolak pemberian makanan yang justru menurut pikiran Kabayan akan bisa meringankan penderitaan si ibu dan anak-anaknya.

"Apa jaminan Anda bahwa anak-anak saya yang sedang lelap tidurnya itu akan bisa hidup sampai besok hari ?"

"Insya Allah, mereka akan hidup sampai besok hari."Kata si Kabayan.

Sang ibu belum juga menerima pemberian itu, bahkan kembali menjawab saran Kabayan.

"Sesungguhnya Allah lah yang akan menetapkan hidup bagi mereka itu. Ia pulalah yang akan menetapkan rezeki bagi mereka." kata si Ibu

Meskipun sudah mendapatkan jawaban seperti itu, Kabayan tetap saja memaksa agar si ibu mau menerima makanan yang dibawanya itu. Si ibu tetap menolak dengan alasan bahwa anaknya sudah tidur.

Tetapi, karena terus-menerus dipaksa, akhirnya ia menjawab dengan tegas.

"Sungguh besar dosa yang akan aku pikul seandainya aku menerima makanan itu kemudian hanya menyimpannya saja, menunggu sampai anak-anak bangun besok. Sementara itu, di sana, di tempat lain, ada banyak orang yang justru tidak dapat tidur saat ini karena harus menahan rasa lapar yang menggerogoti perutnya."

Tidak ada komentar: