Menu Baru Web PWS Medan

Bergabunglah dengan Paguyuban Wargi Sunda versi FaceBook , dapatkan info PWS terbaru , Jangan lupa DOWNLOAD File berbentuk Powerpoint ( pps ) dari web ini , dan semuanya tentu saja Gratis untuk anggota dan pembaca setia Web PWS - Medan , Haturnuhun
Myspace tweaks at TweakYourPage.com

Selasa, 09 Desember 2008

KEIKHLASAN SEEKOR KAMBING


Segerombolan kambing tampak sangat gelisah didalam kandang darurat yang sangat panas di tengah kota. Ini adalah hari-hari yang sangat mencekam, beberapa hari lagi hidupnya akan berakhir. Beberapa ekor kambing tampak meronta-ronta seakan ingin melepaskan diri dari cengkeraman ikatan di lehernya. Seekor kambing yang berada di pojok kandang sudah mulai menangis meraung-raung.

”Kejam.... kejam...... mengapa kita harus mati untuk menjadi korban”, tangisnya menyayat hati

Benar... sangat kejam, kita diikat dipinggir jalan hanya untuk menanti kematian kita”, saut seekor kambing yang lain sambil menyepak- nyepakkan kakinya ketanah.

”Tidakkah ada cara lain selain mengorbankan diri kita !”, dengus kambing yang lainnya lagi.

Suasana kandang menjadi riuh rendah penuh dengan hawa amarah. Tiba-tiba dari ujung kandang seekor kambing dengan bulu putih berseru,

”Sudahlah sahabat-sahabatku, berhentilah mengeluh !!!”

Kambing-kambing yang lain terdiam dan menatap dengan tajam, kambing berbulu putih melanjutkan lagi bicaranya,

„Tuhan pencipta alam semesta tentu sudah mempertimbangkan masak-masak setiap perintahNya. Mengapa mereka memilih kita menjadi pengganti korban pada saat Ibrahim dengan keikhlasan luar biasa mau menaati perintahNya untuk menyembelih putera kesayangannya. Sahabat-sahabatku. .., wujud kecintaan seorang hamba kepada penciptaNya salah satunya adalah berkorban. Mengapa kita tidak segera bersujud syukur ke hadiratNya karena kita menjadi bagian sebuah skenario luar biasa tentang sebuah formula keikhlasan.

Tidakkah kita saksikan banyak keindahan yang menyatukan antara orang yang tidak mampu dengan orang-orang kaya dengan jalinan cinta yang nyata dengan adanya skenario korban.

Sahabat-sahabatku. .., bukankah ajal pasti akan menjemput kita untuk menjadi santapan manusia. Tetapi kali ini kita mati dengan terhormat, kita mati dalam kekhusu’an doa-doa orang yang ikhlas. Kita mati dalam harapan-harapan yang ditumpuhkan untuk para kaum dhuafa. Kita mati dalam rengkuhan kasih sayang Pencipta. Kita mati sebagai sebuah wujud kasih sayang hamba kepada Tuhannya. Adakah ada cara mati yang lebih indah dari ini..?”

Kandang itu tiba-tiba menjadi senyap, semua kambing tertunduk. Dari mushola yang terletak tidak jauh dari kandang, suara adzan Dzuhur mulai dikumandangkan menyusup ke dalam kalbu setiap kambing di dalam kandang. Kambing berbulu putih dengan suara pelan melanjutkan bicaranya.

”Sahabat-sahabatku, keikhlasan adalah sebuah kepasrahan seorang hamba untuk menerima semua skenario yang Tuhan telah gariskan. Percayalah Tuhan sang pembuat skenario yang paling sempurna. Tuhan mungkin sedang berkata kepada kita ”Aku mencintaimu, sudah Aku persiapkan sebuah tempat yang sangat indah untuk sebuah keikhlasan, sebuah tempat yang sangat dirindukan oleh setiap hamba yang ingin berada dalam rengkuh kasih sayangKu”

Selamat Hari Raya Idul Adha 1429 H

Cahyana Puthut Wijanarka

Tidak ada komentar: