Menu Baru Web PWS Medan

Bergabunglah dengan Paguyuban Wargi Sunda versi FaceBook , dapatkan info PWS terbaru , Jangan lupa DOWNLOAD File berbentuk Powerpoint ( pps ) dari web ini , dan semuanya tentu saja Gratis untuk anggota dan pembaca setia Web PWS - Medan , Haturnuhun
Myspace tweaks at TweakYourPage.com

Senin, 07 Juli 2008

SEMANGAT


''Maka sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan.'' (QS Al-Insyiroh [94]: 5-6).

Banyak orang yang optimistis memandang masa depan; ia yakin segala keinginannya akan terwujud. Namun, ketika mendapatkan hambatan, ujian, dan cobaan, ia tak sanggup lagi meneruskan perjuangan untuk menggapai cita-citanya itu.

Tak berhenti di situ, ia membuat kesimpulan: bahwa itu bukan jodohku, ini bukan jalanku, aku tidak cocok di sini, tidak pantas menjadi itu, dan masih banyak lagi alasan lain yang membuat seseorang menjadi kehilangan semangat. Ia menjadi patah arang, atau bahkan frustrasi.

Sungguh kasihan orang seperti ini! Padahal, Allah menjanjikan 'nikmat' lain: bahwa setelah kesulitan itu pasti akan datang kemudahan. Ia tidak dapat menikmati karunia Allah yang telah diberikan kepada setiap hambanya termasuk potensi yang dimilikinya. Lalu bagaimana solusinya?

Sebenarnya banyak ayat Alquran yang menegaskan agar kita jangan berputus asa. Begitu pula hadis-hadis yang dikemukakan Rasulullah SAW. Salah satu ayat yang berkaitan dengan itu adalah surat Al-Insyiroh ayat 5 dan 6 yang berbunyi,

"Maka, sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan.''

Pada ayat-ayat tersebut terdapat kata inna atau 'sesungguhnya' , kata yang biasa digunakan untuk memperkuat dan menegaskan terhadap lafal dalam bahasa Arab, tak terkecuali dengan ayat-ayat di atas. Terlebih ayat tersebut dinyatakan dua kali. Subhanallah!

Tak perlu dijelaskan arti sebuah kesulitan atau kegagalan, tapi dua ayat itu cukup untuk memotivasi kepada kita agar selalu tetap semangat menghadapi setiap masalah. Karena sesungguhnya, pertolongan Allah itu dekat. Mungkin tahun ini gagal masuk perguruan tinggi impian, tapi siapa tahu justru kegagalan itulah yang menuntun kita ke sukses lain yang lebih besar.

Meski masa depan itu samar, tidak ada yang tahu kecuali Allah SWT dan hamba-hamba- Nya yang Ia kehendaki, tetapi kita dianjurkan mempersiapkan segala hal untuk menghadapi kemungkinan- kemungkinan yang ada. Maka dari itu, selayaknyalah kita mengarahkan tujuan kita hanya kepada Allah.

Segala sesuatunya ikhlas karena Allah. Semuanya dilakukan untuk menggapai rahmat Allah SWT. Karena keinginan atau cita-cita selain kepada Allah itu batil, sia-sia, dan rugi, karena bagaimanapun juga kita akan kembali pada-Nya. Mari menyongsong masa depan yang lebih cerah yang dinaungi dengan rahmat dan ridha Allah.

Sumber: Republika - Jumat, 04 Juli 2008

Tidak ada komentar: