Menu Baru Web PWS Medan

Bergabunglah dengan Paguyuban Wargi Sunda versi FaceBook , dapatkan info PWS terbaru , Jangan lupa DOWNLOAD File berbentuk Powerpoint ( pps ) dari web ini , dan semuanya tentu saja Gratis untuk anggota dan pembaca setia Web PWS - Medan , Haturnuhun
Myspace tweaks at TweakYourPage.com

Selasa, 01 Januari 2008

Hukum Alam Yang Belum Berjalan


Suatu saat anda pasti pernah tidak berjumpa dalam waktu yang lama dengan rekan akrab anda. Apa yang terjadi ?
Pastilah saat perjumpaan , terjadilah pertemuan hangat dengan menceritakan kenangan indah yang pernah dialami bersama.
Ujung – ujungnya biasanya diakhiri dengan perpisahan dengan kata – kata : “ Jangan lupa ya datang dan mainlah kerumah “

Saat kita mengatakan hal itu , maka terjadilah ketentuan ( hukum alam ) dengan harus mempersiapkan “ kemudahan , fasilitas , sarana informasi dll “ yang kita akan berikan jika sang rekan datang berkunjung ke tempat kita atau sebaliknya.

Akhir tahun 2007 , saya menyempatkan membawa keluarga berlibur ke daerah wisata Danau Toba , tepat pada tanggal 31 Desember 2007.
Jika mendengar , melihat dan memperhatikan slogan pariwisata negara kita saat ini : “ Visit Indonesia 2008 “ ( Datang ya ke Indonesia 2008 ), tentu sudah membayangkan betapa indahnya liburan kali ini.

Namun apa yang terjadi ?
Hukum alam yang saya sebutkan diatas , kemudahan , fasilitas , sarana dll , sungguh memprihatinkan.
Bukannya tidak tidak ada , sangat banyak namun memakai azas SUMUT , Semua Urusan Menggunakan Uang Tunai , yang tentunya dengan tarif yang super tinggi.

Sebut saja mulai dengan sejak tiba , tarif mobil masuk daerah wisata dengan penumpangnya Rp. 5.000,- hanya dengan sticker tanpa tanda terima , dan itu rasanya masih wajar.

Tiba di lokasi tentu harus cari tempat parkir ,nah jangan berpikir cuma dengan tariff 1000 atau 2000 perak saja , namun kena patok Rp. 10.000,- per mobil , dan inipun di kelola oleh perorangan yang kurang jelas kemana larinya dana tersebut..

Beberapa tahun lalu saat berkunjung ketempat yang sama , saya dengan bebasnya bisa berjalan disepanjang pantai danau menikmati sejuk dan jernih nya air danau dengan bebasnya.
Sekarang seluruh garis pantai telah “ dikapling “ oleh orang – perorangan , jangan harap lagi bisa berjalan dengan bebas , karena sudah milik “ penguasa danau “.

Di garis pantai bermunculan tenda - tenda yang membuat kurang nyaman

Masih mau menikmati ? Silahkan saja , tersedia tikar dan naungan tenda , dan . . . tentunya tidak gratis.
Kemarin saya coba tanya , disebutkan harga Rp. 50.000,- per tempat / per tikar , nah nawarnya aja udah bingung dengan harga segitu , padahal cuma mau santai sekitar setengah jam saja. Bagaimana dengan pengunjung yang kelas ekonomi atau malah turis asing yang semua pengeluaran sudah dihitung dengan cermat ?

Banyak hal lain yang mau saya tuliskan , namun semakin banyak ditulis semakin sedih dengan slogan pariwisata kita “ Visit Indonesia 2008 “

Bagimanapun “ jalan – jalan “ haruslah mengeluarkan duit , namun jika sarana yang disediakan kurang memadai , berharga mahal , dan kurang jelasnya pengelolaan , tentu akan membuat jera orang datang berkunjung lagi.

Memang banyak dilansir bahwa daerah wisata Danau Toba yang semakin sepi pengun jung kalau ngga mau dibilang terpuruk ,padahal sarana transportasi berupa jalan raya , rambu – rambu dll dari Medan dan kota lainnya sudah makin memadai.

Semua itu hanyalah faktor luar belaka , harus utamanya didukung oleh faktor dalam pengelola daerah wisata itu terlebih dahulu , maukah berbenah di “ Hukum Alam “ seperti tersebut diatas.


Tidak ada komentar: