Menu Baru Web PWS Medan

Bergabunglah dengan Paguyuban Wargi Sunda versi FaceBook , dapatkan info PWS terbaru , Jangan lupa DOWNLOAD File berbentuk Powerpoint ( pps ) dari web ini , dan semuanya tentu saja Gratis untuk anggota dan pembaca setia Web PWS - Medan , Haturnuhun
Myspace tweaks at TweakYourPage.com

Rabu, 30 Januari 2008

Kapur dan Penghapus


Pada suatu pagi, seorang guru menunjukkan beberapa permainan kepada murid-muridnya. Sambil memegang sebatang kapur dan penghapus beliau memulai permainan dengan berkata, “Saya, ada satu permainan … caranya begini, ditangan kanan saya ada kapur, di tangan kiri ada penghapus.

Jika saya angkat kapur,maka sebutlah “kapur” dan jika saya angkat penghapus katakanlah “penghapus”.

Murid-muridnya mengikut seperti yang diarahkan oleh guru tersebut. Guru tersebut mengangkat tangan kanan dan kiri beberapa kali, semakin lama semakin cepat.Kemudian guru tersebut berkata pula, “Baik, sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka katalah pula “penghapus”, jika saya angkat penghapus , maka katakanlah “kapur”. Pada awalnya murid-murid agak kikuk dan sukar menyebutnya.

Namun setelah beberapa lama, mereka menjadi biasa dan tidak lagi kikuk.Guru tersebut tersenyum kepada murid-muridnya. “Anak-anak, beginilah yang akan terjadi kepada umat Islam.

Pada mulanya yang hak itu hak dan yang bathil itu bathil.
Kita semua dapat membedakan dengan mudah. Namun, setelah musuh-musuh kita menyodorkan kepada kita dengan berbagai cara dan keadaan supaya kita menukarkan yang hak menjadi bathil, dan sebaliknya, mula-mula mungkin agak sukar bagi kita menerimanya,tetapi apabila terus disosialisasikan dengan cara-cara yang halus oleh mereka,kita akan dapat mengikutinya dengan mudah.

Musuh-musuh kita tidak pernah berhenti menukar nilai dan etika yang digariskan oleh Islam, keluar bersamaan dan pegaulan bebas tidak lagi menjadi sesuatu yang ganjil, pakaian seksi menjadi suatu yang lumrah, miras, narkoba, seks tanpa nikah menjadi kebiasaan, materialistik kini menjadi satu gaya hidup dan berbagai-bagai lagi cara yang telah dibelokkan dari cara hidup Islam.

Semuanya sudah diputarbalikkan. Tanpa disadari, kita akan menerimanya walaupun hal tersebut bertentangan dengan Islam”.

Baik, ini ada permainan yang berikutnya . Ini adalah Al-Quran , akan diletakkannya di atas meja yang kamu lihat berada di tengah-tengah karpet.

Sekarang bagaimana caranya kamu mengambil Al-Quran tersebut tanpa menginjak karpet tersebut ?”

Murid-muridnya pun berfikir. Ada yang mencoba dengan tongkat dan sebagainya.Akhirnya guru menunjukkan cara yang paling berkesan, karpet digulungperlahan-lahan dan mengambil Al-Quran apabila meja tersebut telah sampai dekat kepadanya.

“Murid-murid sekalian. Ingatlah! Musuh-musuh Islam tidak akan menginjak - nginjak (menjatuhkan) agama kita secara terang-terangan karena tentu kita tidak akan menerimanya , karena tiada siapa pun yang akan rela kalau Islam dihina dan dicerca.

Tetapi mereka akan ‘menggulung’ kita secara perlahan-lahan tanpa kita sadari."

Jika kita ingin merobohkan sesebuah rumah, tentu sukar kalau dimulai langsung dengan pondasinya dahulu.

Cara yang mudah dengan membawa keluar perabot dan barang perhiasan rumah tersebut satu persatu.

Dikeluarkankursi kemudian almari dan seterusnya perabotnya yang lain, barulah rumah tersebut mudah dirobohkan.

Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kita. Mereka tidak akan menyerang secara terang-terangan, tetapi ia akan berusaha dengan perlahan-lahan melenakan kita.

Mereka akan mula mengubah kita dari cara berpakaian, pergaulan, hiburan, cara berfikir dan sebagainya.

Lama kelamaan akhirnya kita akan menjadi seorang yang rusak akidah ( pondasi) dan mengikuti cara hidup mereka.

Semua ini adalah fenomena Ghazwul Fikri (Perang Pemikiran) yang dijalankan oleh musuh kita …. Yahudi dan Kaum Kafir.”


Tidak ada komentar: