Menu Baru Web PWS Medan

Bergabunglah dengan Paguyuban Wargi Sunda versi FaceBook , dapatkan info PWS terbaru , Jangan lupa DOWNLOAD File berbentuk Powerpoint ( pps ) dari web ini , dan semuanya tentu saja Gratis untuk anggota dan pembaca setia Web PWS - Medan , Haturnuhun
Myspace tweaks at TweakYourPage.com

Rabu, 09 Januari 2008

Sebutir Kurma Penjegal Do'a


Usai menunaikan ibadah haji, Ibrahim bin Adham berniat ziarah ke Masjidil Aqsa. Untuk bekal di perjalanan, ia membeli 1 kg kurma dari pedagang tua di dekat Masjidil Haram. Setelah kurma ditimbang dan dibungkus, Ibrahim melihat sebutir kurma tergeletak di dekat timbangan. Menyangka kurma itu bagian dari yang ia beli, Ibrahim memungut dan memakannya.

Setelah itu, ia langsung berangkat menuju Al-Aqsa. Empat bulan kemudian, Ibrahim tiba di Al-Aqsa. Seperti biasa, ia suka memilih sebuah tempat beribadah pada sebuah ruangan di bawah kubah Sakhra. Ia shalat dan berdo'a khusyu sekali. Tiba-tiba ia mendengar percakapan dua Malaikat tentang dirinya.

"Itu, Ibrahim bin Adham, ahli ibadah yang zuhud dan wara yang do'anya selalu dikabulkan ALLAH SWT," kata malaikat yang satu.

"Tetapi sekarang tidak lagi. Do'anya ditolak karena 4 bulan yang lalu ia memakan sebutir kurma yang jatuh dari meja seorang pedagang tua di dekat Masjidil Haram," jawab malaikat yang satu lagi.

Ibrahim bin Adham terkejut sekali, ia terhenyak. Jadi, selama 4 bulan ini ibadahnya, shalatnya, do'anya, dan mungkin amalan-amalan lainnya tidak diterima oleh ALLAH SWT gara-gara memakan sebutir kurma yang bukan haknya. "Astaghfirullahal adzhim," Ibrahim beristighfar.

Ia langsung berkemas untuk berangkat lagi ke Mekkah menemui pedagang tua penjual kurma. Untuk meminta dihalalkan sebutir kurma yang telah ditelannya. Begitu sampai di Mekkah, ia langsung menuju tempat penjual kurma itu, tetapi ia tidak menemukan pedagang tua itu melainkan seorang anak muda.

"Empat bulan yang lalu saya membeli kurma di sini, dari seorang pedagang tua. Ke mana ia sekarang?" tanya Ibrahim."Sudah meninggal sebulan yang lalu, saya sekarang meneruskan pekerjaannya berdagang kurma," jawab anak muda itu.

"Innalillahi wa inna ilaihi raji'un, kalau begitu kepada siapa saya meminta penghalalan?"

Lantas Ibrahim menceritakan peristiwa yang dialaminya, anak muda itu mendengarkan penuh seksama."Nah, begitulah," kata Ibrahim setelah bercerita, "Engkau sebagai ahli waris orangtua itu, maukah engkau menghalalkan sebutir kurma milik ayahmu yang terlanjur kumakan tanpa izinnya?"

"Bagi saya tidak masalah. Insya ALLAH saya halalkan. Tapi entah dengan saudara-saudara saya yang jumlahnya 11 orang. Saya tidak berani mengatas namakan mereka, karena mereka mempunyai hak waris yang sama dengan saya."

"Di mana alamat saudara-saudaramu? Biar saya temui mereka satu persatu."

Setelah menerima alamat, Ibrahim bin Adham pergi menemui mereka. Walaupun berjauhan, akhirnya selesai juga. Semua setuju menghalakan sebutir kurma milik ayah mereka yang termakan oleh Ibrahim.

Empat bulan kemudian, Ibrahim bin Adham sudah berada di bawah kubah Sakhra. Tiba tiba ia mendengar dua malaikat yang dulu terdengar lagi bercakap-cakap."Itulah Ibrahim bin Adham yang do'anya tertolak gara gara makan sebutir kurma milik orang lain."

"Ooo, tidak, sekarang do'anya sudah makbul lagi. Ia telah mendapat penghalalan dari ahli waris pemilik kurma itu. Diri dan jiwa Ibrahim kini telah bersih kembali dari kotoran sebutir kurma yang haram karena masih milik orang lain. Sekarang ia sudah bebas."

RENUNGAN :

Oleh sebab itu, berhati-hatilah dengan makanan yang masuk ke tubuh kita, sudah halalkah? Lebih baik tinggalkan bila ragu-ragu.




Tidak ada komentar: