Menu Baru Web PWS Medan

Bergabunglah dengan Paguyuban Wargi Sunda versi FaceBook , dapatkan info PWS terbaru , Jangan lupa DOWNLOAD File berbentuk Powerpoint ( pps ) dari web ini , dan semuanya tentu saja Gratis untuk anggota dan pembaca setia Web PWS - Medan , Haturnuhun
Myspace tweaks at TweakYourPage.com

Rabu, 28 Mei 2008

Solusi Cerdas


Alkisah di sebuah hutan tampak seekor kera kecil sedang memanjat pohon, tiba-tiba datanglah Angin Utara dan Angin Selatan.

Angin Utara berkata :
" Lihatlah anak kera itu, marilah kita berlomba siapa yang dapat menjatuhkan anak kera itu dari pohon!"

"Oke mari kita coba!" Angin Selatan menjawab.

Angin Utara dengan kencangnya mulai meniup anak kera tersebut, kera kecil langsung berpegang erat di pohon tersebut sehingga sulit bagi sang Angin untuk menjatuhkannya.
Kini tiba giliran Angin Selatan, dengan pelannya ia meniup si kera tersebut.

"Ha..ha.. dengan angin kencang saja ia tidak bisa jatuh bagaimana dengan tiupan seperti itu" ejek Angin Utara.

Angin Selatan diam saja, ia terus meniup dengan angin sepoi-sepoi sehingga tampak anak kera tersebut menjadi mengantuk, dan tak lama kemudian si anak kera tersebut tertidur dan jatuhlah ia ke tanah.

" Terkadang kelembutan dan pendekatan justru lebih mampu memecahkan persoalan dibandingkan kekerasan "

Di Jawa Timur , kalau tidak salah dari pemberitaan salah satu station TV swasta diinformasikan adanya temuan alat yang bisa mengubah singkong menjadi bio etanol dengan biaya produksi cuma Rp. 3000 / liter , jadi hanya setengah harga premiun sekarang.

Alat itu berharga sekitar 2 jutaan , mudah dirakit dan dipasang pada tiap tiap keluarga dan , pada gambar tayangan TV terlihat proses mulai pencabutan singkong di kebun sampai ke pengisian bio etanol ke sebuah sepeda motor dan proses memasak menggunakan kompor.

Ini adalah salah satu solusi cerdas , katimbang demo dijalan , sweeping angkutan umum , bakar ban , menutup jalan sampai dengan bentrok dengan aparat.

Padahal penemunya ngga sekolah . . . dan nota bene secara teknologi dan secara intelektual lebih rendah dari mereka yang belajar di perguruan tinggi . . . . . .
Keadaan apa pun yang kita hadapi sebenarnya bersifat netral. Kita lah yang memberikan label positif atau negatif terhadapnya.
Seperti yang dikatakan filsuf bijak, ... ''Peristiwanya sendiri tidak penting, tapi respon terhadap peristiwa itu adalah segala-galanya.''

Tidak ada komentar: