Menu Baru Web PWS Medan

Bergabunglah dengan Paguyuban Wargi Sunda versi FaceBook , dapatkan info PWS terbaru , Jangan lupa DOWNLOAD File berbentuk Powerpoint ( pps ) dari web ini , dan semuanya tentu saja Gratis untuk anggota dan pembaca setia Web PWS - Medan , Haturnuhun
Myspace tweaks at TweakYourPage.com

Rabu, 07 Mei 2008

Survive


Dan di antara mereka ada orang yang berdoa:

"Ya Tuhan kami, berilahkami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami darisiksa neraka". [QS. Al-baqarah/2: 201]

Rasulullah adalah manusia yang paling survive dalam sejarah kehidupan mmat manusia, sejak bayi beliau telah ditinggal oleh sang ayah, usia 6tahun ibunya menyusul, maka jadilah ia sebatang kara, hidup seorang diri.

Tanpa belaian kasih sayang dari ibu dan ayahnya, selanjutnya beliau umpang di kediaman sang paman yakni Abu Thalib - ayah dari `Alikarramallahu wajhah dengan membantu menggembalakan kambing , sebagai cikal-bakal kemampuan leadership skills , episode erikutnya saat usia + 12 tahun, beliau mulai ikut berdagang ke luarkota sebagai pemupuk jiwa entrepreneurship , merupakan sebuah lakon kehidupan yang seolah-olah penuh penderitaan dan kesengsaraan,tetapi beliau jalani dengan survive tanpa cacat sedikitpun.

Beliau tidak sempat mengenyam pendidikan formal, seperti yang kita rasakan sekarang ini, sehingga baca tulis saja pun beliau tidak mampu,tetapi yang perlu di garis bawahi dalam masalah ini, beliau mengenyam pendidikan nonformal yang hasilnya melampui jauh dibanding mereka yang telah menempuh pendidikan formal, gelar yang tidak akan dikeluarkan oleh universitas ternama sekalipun di seantero jagad ini, yaitu al amien,dapat dipercaya yakni amanah dan jujur, sekaligus menunjukkan bahwa beliau adalah manusia yang super cerdas.

Tidak seperti sekarang ini, sekalipun gelar sudah berderet-deret, bahkan yang non formal sekalipun, akan tetapi beranikah mengeluarkan ijazah kelulusan dengan gelar al amien?

Dan gelar-gelar, baik yang didepan nama maupun dibelakang nama bisakah disetarakan dengan al amien, apalagi gelar itu bukan dari lembaga formal, tapi langsung masyarakat yang memberinya, walaupun begitu, beliau tidak perlu menuliskan sendiri gelarnya sebelum atau sesudah menulis nama, karena biarlah masyarakatyang akan tetap langgeng memberikan gelar tersebut.

Apa dibalik survive beliau?

Ini yang mestinya harus digali oleh para sejarawan, termasuk para ahli diberbagai bidang kelimuan kini,pendidikan moralitas, jiwa entrepreneur, leadership skill, sekaligus peran professional setiap lini kehidupan ummat manusia, beliau adalah

manusia professional dibidangnya, memiliki kecakapan dalam setiap amanah yang diberikan kepadanya, sekaligus jiwa pantang menyerah dan putus asa dalam menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan yang mendera.

Kemandirian beliau sejak usia belia, merupakan suatu yang harus diteladani kaum muslimin, survive dalam menghadapi kesulitan,
cerdas dalam rangka mencari solusi dari berbagai kesulitan hidup,
ditengah-tengah persaingan yang semakin kompetitif,
disamping tidak melupakan aspek moralitas,
dan menghalalkan segala cara atau asal dapat,
kredibilitas dan akuntabilitasnya dapat diandalkan,
sebagai kepala tidak pernah menyakiti bawahan,
sebagai karyawan tidak memanipulasi,
sebagai teman atau kawan selalu membantu dan meringankan beban,
pendek kata,selalu mengedepankan kepentingan orang lain dari pada dirinya sendiri.

Yang jelas Allah SWT memberikan kesempatan hidup kepada kita, dan sekaligus memberikan segala kemampuan dan sarana untuk kita menjadi survive, tentu ada sesuatu dibalik itu, dan tidak ada alasan bagi kita untuk tidak survive, tantangan terbesar adalah diri kita sendiri, bukan eksternal kita, peluang begitu luasnya, coba kita perhatikan laut,setiap hari para nelayan berusaha menangkap ikannya dengan harapan yang besar, tapi toh ikan tidak habis-habis, subhanallah, betapa banyak karunia Allah, yang tidak akan habis untuk di eksploitasi.

Tidak perlu kita membuat daftar kambing hitam atas ketidak berhasilan kita, karena kambing hitam itu adalah diri kita sendiri, rasulullah sejak belia adalah pekerja keras, dan itulah perjuangan, dibutuhkan kesungguhan, keuletan, ketangguhan, kedisiplinan, optimisme menatap kedepan, sehingga adanya sebuah jaminan dari diri kita sendiri, bahwa kita survive dunia dan survive di akhirat.

Mari berjuang mengaplikasikan ayat diatas!

Tidak ada komentar: