Kabayan dan istrinya yang masih pengantin baru sedang berbulan madu sedang menuju ke tempat tidur di hotel di daerah Cibeureum , ketika seorang perampok bertopeng masuk ke kamar mereka.
Perampok itu membuat sebuah lingkaran di lantai dengan sebuah kapur, memberi isyarat kepada si Kabayan dan berkata,
"Berdiri di lingkaran ini.
"Berdiri di lingkaran ini.
Kalau engkau keluar dari lingkaran ini, saya akan menembak kepalamu."
Sementara Kabayan berdiri di tempatnya, perampok itu mengambil semua barang yang dapat ia bawa dan memasukkannya ke dalam kantong.
Ketika ia hendak pergi ia melihat pengantin putri Kabayan yang cantik yang hanya terbungkus selembar kain.
Ia menghampirinya, membunyikan radio, berdansa dengannya, memeluk dan menciuminya - dan hampir saja memperkosanya seandainya pengantin putri itu tidak melawannya dengan berani.
Ia menghampirinya, membunyikan radio, berdansa dengannya, memeluk dan menciuminya - dan hampir saja memperkosanya seandainya pengantin putri itu tidak melawannya dengan berani.
Ketika akhirnya perampok itu pergi, pengantin putri itu memandang Kabayan dan berteriak,
"Lelaki macam apa kau!
"Lelaki macam apa kau!
Kau hanya diam terpaku di tengah-tengah lingkaran dan tidak melakukan sesuatu pun sementara saya hampir saja diperkosa!"
"Tidak benar kalau saya tidak melakukan sesuatu," protes si Kabayan.
"Apa yang kau lakukan?"
"Saya menentang perintahnya.
Setiap kali ia membelakangi saya, saya mengeluarkan kaki saya dari lingkaran . . . . !"
"Apa yang kau lakukan?"
"Saya menentang perintahnya.
Setiap kali ia membelakangi saya, saya mengeluarkan kaki saya dari lingkaran . . . . !"
Bahaya yang siap kita hadapi adalah bahaya yang dapat kita hadapi dari jarak yang aman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar